:: Rindu

8 3 0
                                    














::

Seorang gadis berambut hitam legam sedang berlari dengan terburu-buru, sesekali tangannya memperbaiki sepatu kets nya yang belum terpasang dengan sempurna, keringat membasahi dahinya.

Kanya, namanya.

Matanya menatap gusar, mencari seseorang dari segerombolan orang-orang yang keluar dari kereta api. Berjinjit dengan tujuan untuk melihat lebih jelas, tangan kanannya memegang erat sebuah paper bag.

Saat serius mencari seseorang, tubuhnya berbalik secara spontan ketika dirasanya ada tangan yang memegang kepalanya.

Ia pun melotot,

"Deril"

"Hai"

Laki-laki itu, Deril. Tersenyum dengan lembut, menampilkan lesung pipi yang berada di pipi kirinya.

"kamu telat"

Kanya menunduk, merasa bersalah.

"Maaf"

"Tidak apa-apa, ayo"

Deril pun menarik tangan Kanya, membawanya berjalan menikmati cuaca yang dingin dikarenakan sudah bulan Desember.

"Untukmu"

Kanya mengulurkan sebuah paper bag coklat yang sedari tadi ia pegang.

"Apa ini?"

"Sebuah syal"

Deril menerimanya,

"Terima kasih"

Ucapannya dibalas anggukan.

"Bagaimana kabarmu?"

"Cukup baik"

Kanya menendang bebatuan di bawahnya, menghilangkan rasa gugup.

"Apa.. "

"Hm?"

"Apa kau merindukanku?"

Deril membalas tatapan Kanya,

"Bagaimana denganmu?"

"Kenapa balik bertanya?"

"Kau dulu, apa kau merindukanku?"

Kanya kembali menunduk, kedua tangannya ia masukan ke saku mantelnya.

"Ingin jawab tidak, tapi sejak awal aku sudah rindu"

"Sekarang kau, apa kau merindukanku?"

Kembali ditatapnya laki-laki disampingnya, namun sayang laki-laki itu sedang menatap langit.

"Sedikit,

Lalu ia menoleh, menatap dalam manik mata gadis yang merebut pikirannya.

"Tapi sering."

::

End.

Sekarang akan lebih pendek lagi partnya wkwk. Ini 5x lebih pendek dari chap sebelumnya. Tapi tetap dengan cerita yang berbeda di setiap chapnya.

Epiphany-Where stories live. Discover now