:: Sama-sama

9 4 0
                                    











::

Brak!

Sena membanting pintu, membuat Saga, kakaknya yang sedang bermain ps itu berjengkit kaget.

"Ketuk dulu kek kalau mau masuk, jangan main dobra- eh kok kamu nangis?!"

Saga yang awalnya misuh-misuh jadi auto panik lihat adik kesayangannya nangis kejer.

"Abaaaang hiks"

Dipeluknya sang abang sambil meperin ingus ke bajunya, Saga pengen nabok tapi kasihan.

"Kenapa dek?"

"Hiks Dean bang, aku udah ngga pernah ketemu ama dia, kalau di chat balesnya singkat banget, kadang malah ngga dibales hiks"

Saga menghela napas, ternyata gara-gara pacar sang adik.

"Abang kan temennya, tanyain dong bang. Tau aja adek punya salah gitu"

Sena menatap Saga penuh harap, hidung sama matanya sampai merah, sesedih itu cuma karna Dean? Saga jadi ketar-ketir jadinya.

"Iya nanti abang tanyain, kamu jangan nangis, jelek tau. Sana mandi, makan, terus istirahat. Dean biar abang yang urus"

Saga mengelus lembut rambut Sena, Sena yang denger pun langsung ngehapus air matanya.

"Bener ya bang?"

Saga cuma mengangguk sambil tersenyum tipis, membuat Sena otomatis tersenyum juga, kemudian memeluk Saga lagi, kali ini lebih erat.

"Adek sayang abang"

Mendengar itu Saga menghela napas.













::

Setelah Sena keluar dari kamarnya, Ia pun mendial sebuah kontak, menunggu panggilannya tersambung.

"Halo, Ga"

"Dean"

Ada jeda beberapa detik.

"Bisa ketemu di tempat biasa?"

"Bisa. Jam berapa?"

"10 menit lagi. Bisa?"

"Ok"

Saga mematikan sambungan telfon secara sepihak, matanya ia tutup dengan lengan, semenit kemudian ia bangkit mengambil kunci motor.












::

"Kenapa, Ga? Biasanya juga kalo mau ketemu langsung dateng ke rumah"

Dean senyum tipis memandang lawan bicaranya yang sedang minum cappucino.

Saat ini keduanya sedang berada di cafe dekat kampus. Dean dan Saga satu kampus.

"Soal Sena"

Senyum Dean perlahan luntur digantikan dengan senyum kecut.

"Kenapa ngga bales chatnya? Kata dia kalian juga udah ngga pernah ketemu"

"Ketemu kok tiga hari yang lalu"

"Terakhir kali tiga hari yang lalu? De, Sena itu ad-"

Tak!

Dean menyentak meja pelan, tak membuat pelanggan yang lain kaget, tapi mampu membuat perkataan Saga terpotong.

"Iya, Sena itu adik kamu. Aku tau kok. Masalahnya aku ngga suka"

"De"

"Aku sukanya sama kakaknya. Aku sukanya sama kamu"

Epiphany-Onde as histórias ganham vida. Descobre agora