mimpi kembali ke masa lalu

Start from the beginning
                                    

"Huaa..Asel, Asel jahat hiks..nggak mau nolongin Ara hiks..hiks" tangis Rahel pecah.

"Punya saudara cengeng amat sih, sini Asel bantu berdiri," tawar Rasel dengan mengulurkan tangannya.

"Em.. ternyata Ara dulu cengeng ya," gumam Rahel pelan

"Baru tau?" tanya Rasel. Rahel kira Rasel gak bakal dengar gumamnya itu. Namun, Rahel salah.

"Lucu ya kalau Ara lagi nangis," ujar Rasel dengan melihat ke arah Rahel kecil yang sedang menangis.

"Kan aku emng imut dari kecil," ucap gw dengan bangga.

"Kan Ara emang imut dari kecil," ucap Rahel dengan bangga.

"Iya dulu Ara imut-imut sekarang amit-amit hahaha.."

Sementara Rahel mendengus kesal, Rasel yang melihat itu pun semakin tertawa kencang.

"Hehehe maafin Asel, Asel hanya bercanda, Ara masih imut kok sampai sekarang."

Rahel hanya diam mendengar permintaan maaf dari Rasel.

"Eh.."

Keadaan menjadi gelap, namun tak seperti biasanya.

"Hah? Apa? Gelap lagi? Kenapa lama terangnya? Nggak kek biasanya?" tanya Rasel entah ke siapa.

Setelah lama Rahel menunggu, akhirnya keadaan kembali terang.

Dan sekarang Rahel berada di dalam mobil bersama keluarganya, yang pasti Rahel masih roh tanpa raga.

"Eh Asel kemana?" tanya Rahel dalam hati.

"Rasel?" Panggil Rahel.

"Rasel?!"

"Ara bisa diem nggak? Dan ya panggil aku Asel," suruh Rasel.

"Oh ya, maaf lupa. Asel kamu lagi main game apa sih? Seru banget kayaknya."

Rasel tak menjawab pertanyaan dari Rahel, dia malah asik memainkan gamenya.

"Yahahhaahh ternyata kamu main game cooking Mama, cowok kok main masak-masakkan hahahah." Tawa Rahel pecah, ketika melihat Rasel sedang memainkan game masak-masakkan.

"Biarin lah, suka-suka Asel, Asel kan masih kecil, kenapa kamu mau ikut main?"

"Heheheh iya kak."

"Ya udah nih."

Drt..drt..

Tiba-tiba hp Pradana berbunyi, ia langsung mengambil hpnya tersebut dan sialnya hpnya terjatuh kebawah, otomatis dia mengambi hp itu yang sedang jatuh.

"Ah.. sial" umpat Pradana.

"Sayang ada anak-anak, kamu jangan ngomong kotor kayak gitu, gak baik," tutur Yana.

"Iya ma, maafkan papa."

Tanpa disadari ada truk yang sedang melaju kencang, dan Pradana langsung membanting setir ke kanan, arah jurang.

"Ara awas!!" Teriak Rasel dan langsung memeluk sang adiknya.

"Aswl!!" teriak Rahel langsung bangun dari mimpi.

Hoss..hoss...

Nafas Rahel tersengal-sengal.

"Kenapa gue mimpin masa lalu yang kelam itu?" tanya Rahel ke diri sendiri dengan heran.

"Andai waktu bisa diputar, pasti gue akan kembali ke masa lalu untuk memperbaikinya, masa-masa dimana gue masih bersama Asel," sambung Rahel.

Rardl liat jam weker di atas nakas.

"Hah!? Apa 06.01 pagi?"

Rahel menyibak selimut lalu bangkit dari ranjang berjalan menuju kamar mandi untuk mandi, selasai mandi Rahel memakai seragam sekolah dan langsung bergegas turun untuk sarapan pagi.

"Pagi Ma, Pa," sapa Rahel.

"Pagi juga sayang," sapa Pradana.

"Pagi juga, sini nak makan dulu, Mama dah nyiapin nasi goreng kesukaan mu."

"Hem, iya Ma," Rahel langsung duduk dan memakan nasi goreng kesukaannya.

"Huft..gue harus lawan trauma gue, seperti apa yang dikatakan Asel," batin Rahel.

Selesai makan Rahel mencoba untuk bicara sama Pradana, papanya. walaupun ada rasa takut yang menyelimuti hati Rahel.

"Pa..papa," Panggil Rahel.

Mendengar Rahel manggilnya, Pradana langsung memberhentikan aktivitas makannya.

"Ya nak, ada apa?" tanya Pradana.

"Em..Papa boleh nggak anterin aku ke sekolah?" tanya Rahel ragu namun pasti.

"Boleh banget, tapi serius kan nak kamu mau Papa anterin?" tanya Pradana memastikan.

antara girang dan tak percaya karena setelah sekian lama akhirnya Rahel mau di anterin olehnya. Rahel hanya menganggukkan kepala.

"Yauda akan papa anterin, kamu dah selesai kan makanannya?"

Sekali lagi Rahel hanya diam saja, tanpa berkata satu kata apapun.

Senyum senang terpancar di wajah Pradana.

"Em..apakah ini yang di maksud Asel? Seneng ya liat papa tersenyum," batin Rahel.

Hening menyelimuti mereka berdua di dalam mobil, tak ada yang memulai pembicaraan, hanya ada rasa canggung di antara mereka.

Sesampai di sekolah....

"Pa Rahel berangkat sekolah dulu," pamit Rahel dengan mencium punggung tangan Pradana

Rahel pun turun dan di ikuti Pradana.

"Tunggu nak" cegah Pradana

Rahel pun membalikkan badan. "Ya Pa, ada apa?"

"Kamu nggak marahkan sama papa?"

"Nggak kok pa, aku nggak marah"

"Serius?"

Rahel hanya menganggukkan kepalanya.

"Nak boleh papa peluk kamu ngk?"

Rahel langsung berlari dan memeluk Pradana yang sedang merentangkan kedua tangannya.

"Terimakasih nak," kata Pradana seraya mencium kepala Rahel.

"Terimakasih? Terimakasih untuk apa pa?" tanya Rahel heran.

"Untuk memaafkan papa," ucap Pradana dengan senyum.

"Hem iya pa, papa nggak salah kok," kata Rahel dengan melepas pelukan.

"Pa uda dulu ya, aku mau masuk soalnya 5 menit akan bel."

"Dah Pa."

"Ya nak, belajar yang giat, biar bisa banggain mama papa!" teriak Pradana. Rahel pun bisa mendengarkan teriaknya.

Di sepanjang koridor seperti biasanya Rahel memasang wajah datar, tak peduli orang yang lewat ataupun yang menyapanya.

🦎🦎🦎

Semakin kamu menunjukkan rasa suka sama seseorang yang kamu suka,semakin orang itu gak tertarik sama kamu.

🦎🦎🦎


TBC

Next part, semakin ke sini semakin geje ya?🙁 Maaf klu ngk gk nyambung🙁
Pokoknya terima kasih buat kalian yang masih setia sama cerita ku yang alurnya ngk bisa di tebak alias gj.

Janlup tinggalkan jejak kalian berupa vote dan komen, sekalian share.

[Update suka-suka]

1 Detak 2 Detik Where stories live. Discover now