Suara radio mesjid sangat terdengar jelas di telinga bagi yang mendengarkannya ayat demi ayat yang begitu terlontang membuat masyarakat menikmati lantunan ayat tersebut.
dengan sedikit di tambahi volume pasti suara itu begitu jelas.
Suara radio itu terdengar sampai ke kompleks perumahan yang ada di sekitar area mesjid. Dengan begitu indah lentunan ayat nya membuat orang yang mendengarkannya sangat menikmati dan tersentuh di hati.
Suara itu membuat gadis cantik ini yang berada dalam selimut bergulat manja enggan membuka mata. Walau indra pendengarannya sudah begitu menikmati tapi pemilik kamar ini masih enggan membuka mata.
Deretan jarum jam sudah berganti perlahan-lahan pemilik kamar ini akhirnya menyadari bahwa adzan subuh sudah di kumandangkan sedari tadi.
"Alhamdulillah, selamat pagi dunia." Katanya sambil tersenyum tulus.
Dengan penuh semangat gadis cantik ini beranjak dari tempat tidur lalu melangkah ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Setelah sekitar 5 menit dirinya sudah berseri-seri dengan air segar yang menempel di setiap inci di dirinya.
Tanpa menunggu waktu lama gadis itu melaksanakan kewajibannya dengan penuh teliti di setiap gerakan yang di lakukannya.
Dialesha Sarah seorang gadis yang memiliki paras cantik serta dengan kepribadian yang cukup lumayan baik.
Dengan sikap dan sifat yang di miliki gadis itu membuat banyak orang menyukainya di karenakan dirinya yang sangat ramah serta peduli terhadap masyarakat dengan kepedulian nya membuat gadis itu cukup terkenal namanya di kalangan masyarakat.
Umurnya baru sekitar 16 tahun tapi jangan salah tingkah lakunya cukup membuktikan bahwa dirinya itu sunggu sangat dewasa, kata demi kata yang sering terlontar di bibirnya itu serta dengan pemikiran-pemikiran yang sudah sangat luas membuat dirinya itu sudah sangat dewasa.
Anak dari seorang karyawan biasa di salah satu perusahaan ternama yang ada di ibu kota, Bapak Haerul Surya dengan Ibu Haedar Arafa serta saudara laki-lakinya Dialosha Arilfa.
****
"SELAMAT PAGI SEMUAAAAAAA." teriak Esha sambil menuju meja makan.
"Dek, luh bisa nggak sih gak teriak-teriak di pagi-pagi gini." Kata Osha dengan kesal nya.
"Nggak." Kata Esha dengan cengiran khas nya.
"Lihat tuh maa kelakuan anak mu suara nya persis kayak toa mesjid, heran deh." Kata Osha sambil geleng-geleng kepala.
"Luh juga anaknya mama bang, Ihh." Kata Esha dengan bibir yang sedikit di angkat.
Melihat kelakuan anak nya sepasang suami istri ini hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kejadian itu. Sungguh sangat lucu bukan. :)
"Sudah-sudah jangan berdebat lagi, habiskan sarapan kalian entar telat lagi kesekolah nya." Lerai mamanya.
"Baok maa." Kata Osha.
"Tuhh sarapan di habisin dulu baru ngomong." Kata Esha sambil mengejek.
"Terserah gue lah, emang masalah yah buat luh?." Kata Osha
"Masalah ban-nget."
"Siap-siap luh jalan kaki ke sekolah." Kata Osha dengan sedikit mangancam.
"Iya deh bang. Gue minta maap." Kata Esha dengan memohon.
"Giliran di ancam baru tunduk luh." Kata Osha.
YOU ARE READING
Dialesha
Teen FictionTerkadang ketika mulut Enggang lagi untuk mengatakan sesuatu, air mata lah yang mampu mendiskripsikan nya. Rindu, yah remaja cantik itu selalu menyembunyikan kerinduannya melalui air mata, dan berdoa. dirinya tidak tahu lagi harus berbuat apa selain...
