Chapter 03

2.7K 287 36
                                    

"Apa ketika aku pergi meninggalkan mu kau akan melupakanku?"

"Apa kau ingin meninggalkan ku?"

"Tentu saja tidak, tapi aku ingin mendengar jawabanmu."

Sosok pria lain itu tersenyum, lalu menggenggam tangan sosok pria mungil didepan nya. "Sejauh apapun kau pergi, aku akan selalu mencari mu, berusaha agar bisa berada di dekatmu. Mencintaimu meskipun kau tak menginginkan nya lagi."

.

Gun memekik kesakitan saat bayangan-bayangan samar memasuki pikirannya. Ia memegangi kepala dengan kedua belah tangan, meremas rambutnya sangat kencang. Mencoba untuk mengalihkan rasa sakit yang mendera kepala nya. Akan tetapi, rasa sakit itu tak berkurang sedikitpun. Kepalanya selalu berdenyut sakit sejak dua tahun silam, lebih tepatnya ketika ia bertatapan langsung untuk pertama kalinya dengan Off Jumpol. Gun tidak tahu, setiap kali ia melihat sang atasan ada sesuatu hal aneh yang tak bisa Gun jabarkan. Detak jantung nya seolah merasa familiar ketika berhadapan dengan Off namun otak nya tak bisa mengingat apapun tentang pria itu.

"Gun!" Pekik New tatkala menemukan Gun tengah meringkuk kesakitan di sofa panjang rumahnya. Tak ingat jika dalam gendongan nya ada Nirin yang tengah tertidur pulas.

New langsung menghampiri Gun, mengecek kondisi Gun lalu berjalan tergesa-gesa menuju kamar Gun yang berada di lantai dua untuk mengambil obat-obatan yang sering sahabatnya konsumsi. Untung saja, Nirin bersama New tadi, jika tidak ia tak akan pergi kerumah Gun untuk mengembalikan Nirin dan tidak akan tahu jika Gun tengah kesakitan.

Usai meletakkan Nirin diatas kasur dan menyelimuti nya. New segera turun kelantai dasar, dan yang ia dapatkan masih erangan kesakitan milik Gun.

"Minumlah obat ini." Pinta New sembari membantu Gun untuk duduk lalu menyerahkan beberapa pil obat dan air mineral yang langsung di minum oleh Gun. "Lebih baik kau istirahat. Aku akan membantumu pergi ke kamar."

Gun menggeleng pelan, ia kembali merebahkan tubuhnya di sofa yang tadi ia tempati. "Tidak perlu, disini cukup nyaman untukku." Ucap Gun setelah rasa sakit kepalanya mulai berkurang.

New menghela nafas panjang, "Baiklah. Tapi apa kau mengingat sesuatu lagi?" Tanya nya karena ia sudah tahu betul jika Gun kesakitan seperti tadi itu pertanda bahwa pria mungil tersebut merasa frustasi dengan bayangan-bayangan samar yang selalu menghantuinya.

Gun mengangguk. "Aku melihatnya lagi New, tapi aku tidak bisa melihat wajah nya. Saat aku ingin memperjelas, aku selalu merasa sakit." Ucap Gun, ia berhenti sejenak sebelum kembali melanjutkan perkataannya. "New, apa pernah terjadi sesuatu padaku dulu? Misalnya kejadian yang tak bisa ku ingat?"

New terdiam, tersenyum simpul sembari menepuk pundak Gun pelan. "Jangan memikirkan apapun secara berlebihan. Istirahat lah, aku akan kembali ke Apartemen ku."

Gun mengernyitkan dahinya merasa heran, selalu saja seperti ini, New selalu mengalihkan pembicaraan jika Gun bertanya tentang daya ingat nya yang mungkin bermasalah.

Gun berjalan terburu-buru keluar dari lift menuju sebuah ruangan yang berada di ujung lorong lantai delapan gedung TC Company. Pria mungil itu makin mempercepat langkah nya seraya mendekap beberapa map yang harus ia serahkan pada sang atasan untuk keperluan meeting penting yang kini sedang berlangsung.

☑️ I'll Kill You, Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang