Dua

16 2 0
                                    

Satu jam kemudian, Christopher Perkin, seorang private investigator yang bekerja membantu polisi lokal dalam melakukan penyelidikan, tiba di Regaz Manor. Lara Denver sang asisten sudah datang lebih dulu.
"Nah, Miss Denver. Saya tadi berbicara dengan Inspektur Bachman. Sepertinya malam ini belum banyak yang bisa kita lakukan. Biarlah diurus oleh pihak kepolisian dulu saja. Tapi kita bisa mencari petunjuk awal di ruang perpustakaan ini."
"Baik, Mr. Perkin. Saya sudah memotret semuanya. Termasuk jasad korban. Baru saja dibawa ke rumah sakit."
"Petunjuknya ada di bunga itu," Mr. Perkin menunjuk ke arah coffee table persis di sebelah sofa itu. "Tolong amankan." Sebuah vas kristal berisi rangkaian bunga mawar kuning itu kemudian diamankan oleh polisi.
"Ada buku memo di meja itu, tapi kosong tidak ada tulisan apapun, Mr. Perkin."
"Baiklah, Miss Denver. Potret saja, sebelum dibawa petugas. Tapi sebentar, tidak adakah alat tulisnya? Hanya memo?"
"Kami menemukan sebuah pensil di bawah sofa, Mr. Perkin," seorang petugas kepolisian melapor.
"Terima kasih informasinya, Pak. Saya rasa sekarang saya akan menemui Tuan dan Nyonya Austin untuk menyatakan bela sungkawa."
"Apakah Anda akan menginterogasi mereka juga sekarang?"
"Tidak, tidak malam ini. Mereka pasti masih shock karena peristiwa ini. Bagaimana pun, bersiaplah Miss Denver. Mulai besok kita akan bertamu ke tempat semua orang yang hadir malam ini."
Mr. Perkin menggumamkan sesuatu yang kurang jelas terdengar, kemudian menghilang di balik pintu.

Mawar TerakhirWo Geschichten leben. Entdecke jetzt