Aku adalah putra satu satunya dari pasangan wolf dan fairy.
Yah memang benar aku memiliki saudara tapi ia adalah seorang shewolf yang bawelnya hampir sama dengan ibuku.
Aku mewarisi semua kekuatan ayah sebagai seorang king werewolf dan juga sedikit...
Kau sama buruknya dengan wanita itu.. Perkataan rey langsung menohok dihatiku. Apa benar aku seburuk itu?
Aku melihat beberapa maid meletakkan beberapa piring saji di atas meja makan. Dan yang paling terakhir membawa makanan adalah gadis omega itu. Ia menatapku lama. Senyuman manis itu masih bertengger diwajahnya saat mencuri curi pandang kearahku.
Astaga melihatnya saja membuatku bergairah. Padahal seluruh tubuhnya tertutup pakaian kotor dan lusuh. Tapi dimataku, ia terlihat sexy, aku membayangkan ia hanya memakai kemeja putihku dengan bunga mawar merah yang terletak di belahan dadanya. Tanpa bawahan celana hanya dalaman saja.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bahkan liurku hampir menetes dibuatnya.
Kau tak akan bisa merejectnya... Ia adalah belahan jiwa kita.. Kau tak akan bisa menolaknya... Aroma dan bentuk tubuhnya saja sudah membuatmu ingin bercinta dengannya saat ini... Apalagi setelah kau menyentuhnya.. Kau tak akan bisa berpisah dengannya walau satu detik... Pernyataan rey tentang gadis omega itu memang benar, ia cantik dan sangat sexy. Bahkan milikku terasa berkedut hanya membayangkannya memakai baju sexy. Tapi aku harus menahan diri. Aku harus merejectnya sekarang.
Praaaang, Suara piring pecah dari arah dapur pack. Jantungku berdetak cepat. Dan tanganku terasa perih dan rambutku terasa sangat sakit. Ada apa denganku?
"aaakh.. Hiks hiks.." Suara itu, Suara omega itu, Ia sedang menjerit dan menangis. Aku buru buru pergi ke arah pantry. Apakah rasa sakit ini adalah Ikatan matebond?
"kamu mau kemana, sayang?" Vania mencooba menahan tanganku. Aku tak perduli. Aku segera berlari ke arah dapur kulihat mateku sedang dijambak dengan tangan berdarah darah.
"lepaskan tanganmu dari rambut mateku..!" Aku menegurnya dengan alpha toneku. Mendadak darahku mendidih saat kulihat tangan omega lain seumurannya mungkin tengah menjambak kuat rambut mateku. Ia telah lancang memegang mahkota mateku.
Bukankah sudah kubilang kau tak akan tahan untuk tak melindunginya, bukan? Rey mengejekku. Kuakui otakku memang kalah dengan hatiku.
Diamlah rey.. Tapi saat ini yang terpenting aku harus membawanya pergi dari sini. Hatiku mengatakan kalau tempat ini bagaikan rumah siksa baginya.
"apa? Dia matemu..?" Suara vania menginterupsi perkataanku. Aku tak perduli padanya. Sama sekali. Aku hanya menganggapnya mainan sebelum aku menemukan mateku ynag sesungguhnya. Aku sama sekali tak memiliki rasa padanya. Bahkan aku sangat muak dengannya. Hanya saja aku sangat menyesalkan mengapa tuhan memberikanku mate selemah dan serendahan dia.
"iya, dia mateku.." Aku menggendong omega cantik itu kedalam gendonganku dan membawanya pergi ke mansion packku.
Sepanjang jalan sesekali kulirik ia terus saja menatapku dengan senyum yang terus mengembang. Padahal kulihat tangan omega itu masih meneteskan darah. Perlahan wajah gadis itu memucat. Semakin lama matany tak lagi terjaga. Meski senyum manis masih terpatri diwajahnya. Aku panik. Aku tak bisa berubah shift menjadi rey. Karena aku tak bisa membawa gadis itu dalam keadaan seperti ini.