I'm Proud of You, My Man

3K 223 22
                                    

Jennie duduk dengan gelisah, hatinya tidak tenang. Sudah beberapa kali dia mencoba menelfon kekasihnya, masih belum ada jawaban.

Nafas Jennie sedikit tersendat, matanya memanas, dadanya begitu sesak. Dia ingin menangis tetapi ia tahan hingga tenggorokannya tercekat.

Jennie mulai terbayang, masa dimana dia dan Kai tertawa bersama. Saat mereka pergi berkencan untuk pertama kali, saat mereka berlibur ke Paris, saat mereka makan malam bersama, saat mereka menghabiskan waktu berdua. Indah, sungguh.

Masa-masa dimana mereka tertawa bersama, terlebih Kai yang begitu ceria. Mengajaknya mengobrol dengan nyaman, pria yang membuatnya melayang. Iya, pria yang eluk-elukan sebagai bad boy itu sebenarnya pria yang periang dan sedikit nakal. Pria yang selalu mampu membuatnya merasa spesial. Kim Jongin.

Jennie baru saja menonton video Kai dalam salah satu brand ternama GUCCI, pria itu adalah brand ambassadornya.

Jennie pikir video itu hanya berisi pemotretan dan wawancara biasa, nyatanya tidak.

Setelah menonton video itu suasana hati Jennie jadi tidak menentu, rasanya begitu sesak. Dia bahkan sudah meneteskan airmatanya, melihat kekasihnya yang biasanya ceria, penuh dengan senyum, yang selalu menceritakan hal-hal lucu agar dirinya tertawa tetapi kekasihnya tampak begitu rapuh di video ini.

Pria yang selalu bersikap gentlemen terhadapnya terlihat begitu rapuh.

Jennie merasa bersalah, pria itu selalu ada dan selalu memeluknya setiap dirinya dalam unmood. Tetapi dia? Bahkan hampir lupa bahwa kekasihnya memiliki masa-masa sulit juga dan dirinya tidak ada disana untuk memeluknya. Tidak berada disisinya, setidaknya untuk merangkulnya. Memberi kekasihnya sandaran ataupun pegangan. Bagaimana dia bisa seegois ini?

Air mata Jennie sudah tidak bisa terbendung lagi, bahkan isakan memilukan mulai terdengar.

Nafasnya tersendat-sendat karena terus menahan isakan itu keluar.

Jennie masih terus berusaha menghubungi Kai, setidaknya dia harus tau apakah prianya sekarang dalam keadaan baik-baik saja?

Jennie menarik nafasnya dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Tetapi mengingat kembali tentang bagaimana kekasihnya begitu bekerja keras membuatnya kembali menangis.

Dulu saat mereka masih dalam fase pendekatan, kekasihnya itu adalah pria yang begitu gentle. Selalu mendahulukan kepentingannya, selalu memperlakukannya seperti Putri, selalu berusaha membuat dirinya nyaman, mencoba mencari banyak hal tentang dirinya, selalu mencoba memahami dirinya. Tidak pernah sekalipun pria itu membuat dirinya tidak nyaman.

"Benar. Aku tidak tau banyak hal tentangnya, tetapi dia selalu tau apapun tentangku, hhiksㅡ"

Jennie kembali menangis dengan isakan sayup-sayup memilukan.

"Hey Jendeuki! Kenapa menangis?" Tanya Jisoo dengan terkejut. "Ada apa?" Jisoo mulai memeluk Jennie dan berusaha menenangkannya.

"Ak-hisks.. Huhuhu.." Nafas Jennie tersendat, rasanya tidak bisa untuk bicara.

"Sudah tenangkan dirimu dulu, nanti baru cerita hm." Saran Jisoo dengan mengelus surai hitam milik Jennie.

Jennie mengangguk pelan, mengatur nafasnya perlahan.

"Apa aku tampak egois Jichuya?" Tanya Jennie masih dengan mengatur nafasnya.

"Hm?" Jisoo merespon dengan bingung. "Egois dalam hal apa Jennieya?"

"Dalam hubungan ku dan Kai oppa. Hikssㅡ"

"Kenapa berfikir begitu? Kalian sama-sama sibuk, Kai oppa pasti mengerti." Jawab Jisoo meyakinkan.

Fashion Week; JENKAIWhere stories live. Discover now