02

336 44 12
                                    

Perjalanan menuju rumah terasa sangat panjang, terlebih berada dalam satu mobil, menghirup udara yang sama bersama orang yang tidak Sohee kenal sama sekali tetapi katanya menolong dirinya semalam bahkan menginap di apartment pria bernama Sehun itu, membuat suasana saat ini sangat awkward.

"Apa aku benar-benar melakukan hal bodoh kemarin?" Tanya Sohee memastikan.

"Hahaha, begitulah, harus aku ceritakan? Jika kau tidak keberatan menahan malu aku akan dengan suka rela menceritakannya." Jawab Sehun.

"Lagipula aku tidak ingat."

"Baiklah...
Kau tersungkur di tengah lantai dansa, lalu aku tidak sengaja menginjakmu, lalu kau bangun dan menyeret kakiku memohon aku membawamu, lalu kau menangis, lalu kau menempatkan aku di posisi yang sulit dan mau tidak mau aku membawamu." Sehun menarik nafasnya melirik Sohee sejenak memastikan wanita disebelahnya mendengarkan.

"Aku bertanya rumahmu dimana dan kau berkata di Jeju, kau terus memaksaku membawamu ke Jeju. Dan..."

"Dan?"

"Jangan terkejut."

"Yaya, cepat katakan."

"Kau menciumku-"

"YA! Jangan bercanda! Aku tidak mungkin melakukan itu!"

"Aku serius, tidak masalah sih lagipula kau tidak jelek juga."

"Aku bilang aku tidak sedang bercanda Sehun-ssi!"

Tamat sudah riwayat Sohee. Benar-benar tamat. Apa yang harus ia lakukan. Bagaimana bisa ia benar-benar bodoh.

"Sudah ku bilang aku serius, tapi kau malah mengigau, memanggilku dengan nama orang, ah siapa ya namanya...
Jaehyun, ya benar kau memanggilku begitu."

Jaehyun.

Sohee terdiam. Setidaknya dia mengingat siapa pelaku utama yang membuatnya mabuk hingga mencium orang tak dikenal. Setidaknya ia ingat, rasa sakit yang menusuk ulun hatinya sebelum tersungkur di lantai dansa.

"Huh, aku benar-benar minta maaf Sehun-ssi. Aku tidak bermaksud melakukannya."

"Kalau dibilang tidak apa-apa bukankah aku terdengar sangat murahan hm?"

Sohee terdiam, pandangannya menjadi kosong, Sehun yang menyadarinya cepat-cepat bersuara.

"Begitulah cinta, menyakitkan tapi kau tetap menginginkannya...
Aku tau kau sedang patah hati, tapi control lah dirimu jangan sampai mencium orang tidak dikenal lagi. Untung aku orang baik."

Kata-kata Sehun 100% benar adanya. Walaupun yang masuk ketelinga Sohee hanya bagian awalnya saja. Lagipula bukan cinta namanya kalau tidak menyakitkan. Begitu pikir Sohee.

"Aku turun disini Sehun-ssi." Ucap Sohee ketika mobil Sehun mendekati sebuah bangunan apartment.

Sehun menepikan mobilnya, sedangkan Sohee cepat-cepat keluar dari mobil setelah mengucapkan terimakasih kepada Sehun, karena dengan baiknya mau mengantarkan Sohee pulang dengan alasan dia ada mencari sesuatu di daerah apartment Sohee.

Baru saja Sohee berbalik dan ingin meninggalkan mobil Sehun, Sehun membuka jendela mobil dan sedikit berteriak.

"Ah tunggu! Sohee-ssi!"

"Ne?" Sohee sigap membalikan badannya.

"Boleh aku minta nomormu? Setidaknya kau berhutang makan siang padaku karena sudah membantumu." Barisan gigi Sehun terlihat tidak begitu rapi, ketika dirinya tersenyum lebar setelah berkata seperti itu.

Sohee memutar matanya lalu meraih ponsel yang Sehun sodorkan, ia kemudian mencatat nomor ponselnya.

"Baiklah, nanti akan kuhubungi." Ucap Sehun.

Time LimitWhere stories live. Discover now