SDD | Doyeon

4.9K 720 27
                                    

Saudade •

Sulit
Kala cinta sudah menguasai diri
Kala akal pikiran terjajah oleh rasa
Tak peduli hatinya mulai terbagi
Aku tetap cinta

Ketika ku putuskan untuk berpisah
Seharusnya itu yang terakhir kalinya bagi kita
Namun takdir masih mengikuti derap langkah
Hingga hal tak terduga membuat kita bersama

Aku belajar dari yang telah lalu
Kini tak ada lagi aku yang dulu
Jika ada masa di mana kita bertemu
Silahkan hadapi aku yang baru

- Kim Doyeon


***





Doyeon menghirup udara hangat di pagi hari ini. Setelah berbulan-bulan pergi keluar negeri untuk bersembunyi dari Lucas, pada akhitnya ia tetap berada di Korea. Jauh dari hingar bingar kawasan Seoul. Pulau Jeju, disinilah ia berada sekarang.

Bersama kandungannya yang memasuki bulan ke sembilan, ia menghuni sebuah rumah kecil di pinggiran pantai dan bekerja sebagai pelayan restoran makanan laut di dekat rumahnya. Uang yang di tabungnya sebenarnya lebih dari cukup untuk biaya hidup. Namun, jika ia terus diam tanpa pemasukan, lama-kelamaan uang itu pasti akan habis. Karenanya Doyeon mencari pekerjaan di desa terpencil ini.

Meski terkadang banyak tetangga mempertanyakan ayah dari anak yang dikandungnya, dan Doyeon dengan tegas menjawab bahwa ia sudah mati.

Ya, orang yang merupakan ayah dari anaknya sudah mati seiring matinya perasaan Doyeon pada orang itu.

Setelah menjalani hari-hari yang berat, meskipun ia tahu fakta bahwa Lucas mencarinya, namun tetap saja. Kebencian akan perasaan yang dulu menetap begitu lama hingga membuatnya buta membuka mata Doyeon. Ia sadar bahwa segala usahanya tak membuahkan hasil. Luka yang pria itu berikan lebih dari cukup meluluh lantahkan hatinya hingga tak bersisa. Dan pada akhirnya, Doyeon membenci dirinya yang dulu dan membuangnya jauh-jauh bersama kenangan menyakitkan yang ada.

Wanita itu mengelus perut buncitnya pelan. Ia kembali mengingat teman-teman dan orang tuanya di Seoul. Hamil memang membuat hormonnya tak menentu. Apalagi sekarang ia sedang dalam persiapan kelahiran bayinya. Ia tentu menginginkan dukungan orang-orang terdekat untuk melalui kecemasan dan ketakutan ketika ia melahirkan kelak. Dengan alasan mengejar karir, ia rela membohongi ibu dan ayahnya hanya untuk menutupi kandunganya. Bahkan dengan telak ia melarang mereka berkunjung. Ia benar-benar menyesal melakukan ini. Namun kedua orang tuanya mungkin akan meminta Doyeon menggugurkan kandungannya jika mereka tahu hal ini. Beruntung, ia masih punya Yeri dan Koeun juga tetangganya di sini, Yoojung.

Saat di Jepang, iseng ia menyalakan kembali ponselnya yang dulu. Dan betapa terkejutnya ia saat mendapati banyaknya pesan dan panggilan masuk di sana. Karena itulah ia tahu kalau Lucas mencarinya. Dan, ia sadar bahwa ia tak bisa menjalani semuanya sendiri. Doyeon mulai menghubungi Yeri dan Koeun dengan nomor baru. Tentu saja dengan syarat untuk menyembunyikannya dari suami mereka. Dua orang yang sudah Doyeon anggap sebagai kakaknya itu sendiri pun tentu saja paham situasi seperti apa yang tengah ia hadapi. Dan mereka, tak melarang keputusan yang Doyeon ambil.

"Seandainya kalian ada di sini pas lahiran," gumamnya dengan pandangan lurus pada matahari terbit di hadapannya.

Doyeon menghela napas. Mendadak, ia jadi terpikirkan ayah dari anaknya. Yeri bilang, Lucas sudah diangkat menjadi direktur 3 bulan yang lalu dan mengadakan sebuah pesta besar yang mengundang orang dari berbagai kalangan. Itu bagus bagi Lucas, menurutnya. Pria itu pasti sudah bahagia dengan apa yang ia punya.

Soal Lucas, baik Yeri ataupun Koeun keduanya tak pernah bercerita atau mengungkit hal apapun jika Doyeon tak bertanya. Itupun sudah lama sekali sejak ia tanpa sengaja bertanya kabar si bodoh itu. Dan sekarang, entahlah. Doyeon tak peduli lagi akan hal apapun. Prediksinya, setelah gagal mengejarnya Lucas menyerah dan kembali bersama Yuqi.

Mengingat Yuqi, ia kembali menenangkan diri. Jika Lucas dan Yuqi menikah lalu punya anak, tentu Lucas tak akan pernah melepas mereka dan menjaga dengan sepenuh hatinya. Lucas juga pasti akan menjadi suami siaga di masa kehamilan Yuqi. Menemani dan memberi dukungan saat kelahiran tiba. Belajar dari dua sahabatnya yang sudah jadi ayah lebih dulu, Lucas juga pasti akan menjadi ayah yang baik, mengajarkan berbagai hal, bermain bersama, menjaga dan membela anaknya ketika ada yang melukai.

Netra Doyeon berkaca-kaca menahan rasa sakit yang kembali muncul di dada. Kedua tangannya memeluk erat tubuhnya sendirk. Ia takut masa depan anak-anaknya kelak. Apa anaknya akan di pandang sebelah mata karena terlahir tanpa ayah? Apa keluarganya akan menghukum ia beserta anaknya? Apa anaknya akan menanyakan dimana ayah mereka? Lalu apa yang harus Doyeon katakan? Memikirkan itu semua membuat rasa sakit merambat ke kepalanya.

Ia bahkan merasakan bayi di perutnya menendang dengan keras. Doyeon meringis menahan sakit. Tak biasanya mereka menendang sekeras ini. Perkiraan dokter, ia akan melahirkan dua minggu lagi. Namun entah kenapa saat ini ia merasakan tengah kontraksi.

"Doyeon, ayo!" Doyeon mendengar suara Yoojung di depan pagar rumahnya. Ia ingat, pagi ini ia punya janji jalan pagi bersamanya.

Doyeon bangkit dan berjalan sambil menahan sakit di perutnya dan membuka pagar rumahnya. Ia melihat Yoojung tersenyum dan menghampirinya untuk di rangkul. Namun tiba-tiba, raut wajah wanita bertubuh mungil itu berubah dan terlihat penuh kekhawatiran.

"Ye-yeon ..." suaranya bergetar sambil menunjukan bagian bawah dress Doyeon. Dengan penuh kebingungan, Doyeon menunduk dan menatap arah tunjukan Yoojung. Bagian bawah dressnya basah dan tubuh Doyeon bergetar hebat.

"PANGGILIN DOKTER! DOYEON MAU NGELAHIRIN!!" teriak Yoojung panik.

Beberapa tetangga yang kebetulan sedang berada di luar membantu Doyeon untuk di bawa segera ke klinik terdekat. Selama perjalanan, Doyeon terus mengenggam lengan Yoojung erat yang membantu menenangkannya agar tidak panik. Doyeon takut. Ia benar-benar takut akan apa yang tengah ia hadapi sekarang. Belum lagi kesedihan yang mulai bertandang ke dalam pikirannya.

Di saat seperti ini, Doyeon berharap sosok ayah dari anaknya ada bersamanya.























***

| Oke, jadi dua part awal aku deksripsiin khusus cerita mereka habis kejadian itu.

Dan, ada kemungkinan words tiap part buku ini ga nyampe 2k kayak di GD :'v

Masih menantikan kelanjutannya?

SaudadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang