TS: Menuju Baik 3

1.3K 167 40
                                    

"Ada apa, Mas?" tanya Rumi setelah memasuki ruangan Prada.

Langsung masuk tanpa mengetuk. Lantas berdiri di depan meja kerja Prada.

Dia sedang mengerjakan tugas di ruangannya ketika Prada menelepon. Prada meminta untuk menemuinya.

Prada sedang mengetik sesuatu di gawainya. Terlihat senang dan sangat fokus. Dia belum menyadari kehadiran Rumi.

Well, salahkan Rumi yang langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Tetapi, seharusnya Prada sudah siap akan kehadirannya di ruangan ini.

"Mas, ada apa?" ulangnya dengan pertanyaan yang hampir sama.

Memang dasar laki-laki, pendengarannya menurun akibat terlalu fokus. Jadi, Prada masih tak mendengar sama sekali.

"Mas!" panggil Rumi mulai geram.

Prada malah tertawa. Netranya fokus ke layar gawai. Cepat dia mengetik. Penuh semangat membalas pesan.

Rumi memutar bola mata. Ini bukan pertama kalinya terjadi. Kesal tentu saja, namun malas marah-marah. Karena itu dia memutuskan untuk kembali ke ruangannya sendiri.

Selang beberapa menit setelah Rumi keluar, Prada mengalihkan fokus. Melihat ke pintu, lalu melirik arloji kesayangan---hadiah ulang tahun dari Rumi setahun lalu.

Waktu menunjukkan pukul 1 siang lewat 8 menit. Sudah 7 menit berlalu. Tidak biasanya Rumi belum datang juga.

Sukur dia sedang chatting dengan Tio, suami adik sepupunya, Arum. Jadi tidak bosan walau menunggu.

Tio tadi sedang berkesah tentang istri dan bayi perempuan kecil mereka. Dua perempuan terkasih lelaki itu sangat manja. Karena itu Prada tertawa.

Prada bisa membayangkan bagaimana sibuknya Tio menghadapi kemanjaan mereka. Dan berpikir mungkin menguntungkan baginya jika Rumi berlaku manja.

Rumi masih kelewat mandiri sebagai Istri. Membuat Prada kurang percaya diri sebagai kepala rumah tangga. Padahal Prada ingin berperan banyak dalam kehidupan mereka.

Bukan berarti Rumi harus menjadi perempuan manja yang tidak bisa apa-apa. Dia cuma ingin kalau Rumi lebih sering menggunakan suara manja ketika bicara dengannya. Bisa juga dengan cara meminta tolong ketika melakukan sesuatu yang cukup sukar ditangani wanita. Hanya saja, pasti itu sulit terjadi. Mau bagaimana lagi, kharakter orang tidak mungkin bisa berubah dalam semalam saja.

Melirik ke pintu, Prada menghela napas. Sepertinya akan lebih baik jika dia berperan aktif. Mana tahu Rumi tersentuh dan langsung memeluknya.

Ya, dia saja yang menemui Rumi!

Kembali pada gawainya, dia menutup obrolan dengan Tio. Urusan lelaki itu bisa menunggu.

Tidak menunda lagi, Prada berdiri dari duduk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak menunda lagi, Prada berdiri dari duduk. Kemudian melangkah ke luar ruangan, menuju tempat di mana Rumi sepertinya berada.

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 26, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Le Restaurant de Prada: Menuju BaikWhere stories live. Discover now