Part 11

2.3K 25 5
                                    

Biya Pov :

Aku mencoba membuka mataku, uh kepalaku pusing sekali. Dimana ini? Kenapa aku bisa ada di sini? Aku berada di sebuah kamar yang asing bagiku, sepertinya ini kamar hotel. Dan.. kenapa aku tidak pakai baju?  Saat aku melihat bagian lain tubuhku di dalam selimut.. fiuh.. untung aku masih pakai celana. Aku mencoba menjernihkan pikiranku. Aku ingat, semalam aku minum bersama Grace. Iya, pasti dia yang melakukan semua ini. Cih.. dia menjebakku, ternyata aku salah mempercayainya, bodoh sekali sih aku.

Aku segera mencari bajuku dan memakainya. Saat aku hendak pergi, aku melihat ada secarik kertas di atas meja.

.......................................................................

Hai Biya Sayang,

Kamu pasti kaget setelah bangun pagi ini. Jangan salahkan aku, karena kamu sendiri yang memilih untuk ikut dalam permainanku. Biya, aku sangat mengerti kamu, tapi ternyata kamu belum mengerti aku. Aku tau kamu sudah tidak mungkin kembali padaku karena dia, aku bisa lihat itu dari mata dan cara bicaramu kemarin, tapi jangan harap bisa dengan mudah lepas dariku. Tunggu kejutan selanjutnya ya BIya sayang. Aku memang jahat, maaf telah membuatmu susah.

Selamat tinggal..

Oh ya ada susu di meja, semoga masih hangat saat kau sudah bangun.

.....................................................................

Cih.. dia pikir aku masih mau menerima minuman darinya. 

Aku langsung bergegas pergi.

---

"Biya kamu kemana saja? kenapa semalam tidak pulang?" Ibuku langsung mengintrogasi setelah aku sampai di rumah. Tadinya aku tidak ingin pulang ke rumah dan langsung ke kantor, tapi sepertinya akan sama saja, aku akan tetap diintrogasi, selain itu aku juga perlu membersihkan badanku.

"Biya cuma ketemu teman lama Mah, keasyikan ngobrol terus kemaleman deh, jadi Biya tidur di rumahnya." Aku langsung naik ke atas menuju kamarku sebelum Mamaku tanya-tanya lagi. Di tangga aku berpapasan dengan Raisa, aku tidak berani menatapnya lama-lama, aku merasa bersalah padanya, aku merasa seperti pria paling bodoh sedunia, aku langsung melewatinya dan masuk ke kamar. 

---

Raisa Pov :

Semalam Mas Biya tidak pulang, hmm.. ada apa dengannya? Sejak kehadiran wanita itu, Mas Biya jadi aneh, seperti saat kami bertemu di tangga tadi, dia seperti tidak mau menatapku, memangnya aku kenapa? Apa aku ini seperti monster yang menyeramkan? Huh menyebalkan.

"Raisa" Mama memanggilku.

"Iya, Ma.."

"Mama mau ke Supermarket membeli beberapa kebutuhan rumah, kamu mau ikut?" Mama menawarkan aku untuk ikut menemaninya ke Supermarket.

"Aku ikut Ma, daripada di rumah terus." aku menerima tawaran Mama.

"Ya sudah, ayo..! Kamu perlu siap-siap dulu nggak?" katanya sambil tersenyum padaku.

"Oh, nggak usah Ma. Begini saja, kan cuma mau ke Supermarket." kataku.

"Kamu itu, nggak usah dandan juga sudah cantik." 

"Ah Mama bisa saja, aku kan jadi malu." 

Kami lalu berjalan bergandengan menuju garasi. Mama memang sangat baik padaku, dia menyayangiku seperti anak kandungnya sendiri. Aku jadi tambah merasa bersalah karena sudah membohonginya. Huuhh, apa aku sanggup ya bila harus pulang dan meninggalkan Mama.

the magic of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang