Part 1

13.6K 56 24
                                    

Bismillahirrohmanirrohim....

Tarik napas panjang, buang. Haaaahhhh.... (tutup idung semuanya, hehe..) akhirnya dengan takut-takut aku upload juga story hasil tulisanku sendiri, walaupun bahasa dan ceritanya agak aneh, hehehe (mohon dimaklumi ya readers, masih pemula..). Oh iya, story ini terinspirasi dari film drama Thailand jadul yang pernah saya tonton. Selamat membaca... :->

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 

Biya pov :

Hash.. aku tidak habis pikir dengan rencana papa atas perjodohan itu. aku harus melakukan sesuatu.. 

Aku memandang keluar jendela melihat mobil yang lalu lalang di dalam salah satu cafe dikota Bandung sambil mengingat perkataan papa pagi itu..

flash back :

"Ada apa pa? tumben sarapan pagi ini  kita semua harus kumpul, kaya ada rapat penting aja.." aku bertanya pada papaku. kami makan berempat di meja makan bersama mama dan adikku wayan.

"Hei... memangnya gak boleh kita sarapan bareng-bareng kaya gini?? papa kan juga pengen seperti keluarga lain biya"

"Ya..  boleh lah pa, cuma tumben aja.."

Aku melihat gelagat kedua orang tuaku yang aneh. mamaku menendang kakiku, yang sepertinya itu ditujukan untuk papaku.

"Adaw.. mah, ada apa sih" mamaku hanya senyam-senyum tak jelas.

"Ehm.. begini biya..., sebenarnya papa ingin bilang sesuatu pada kalian berdua" papaku akhirnya menjawab kecurigaan ku.

"Papa punya kenalan. dia temen baik papa dan mamamu waktu sma. beliau punya anak perempuan yang usianya kira-kira sama dengan kalian. papa dan mama bermaksud menjodohkan salah satu dari kalian dengan anak teman papa itu.."

"APAAAA....! dijodohin????" Teriak aku dan wayan bersamaan. wayan ikut berteriak setelah dari tadi diam dan hanya menjadi pendengar setia...

"Pa.. memangnya ini zaman siti nurbaya? masih ada jodoh-jodohan? kami bisa mencari pendamping hidup kami sendiri.., iya kan wayan?"

"A.. benar ka"

"Papa tidak mau tau, pokoknya perjodohan itu akan tetap dilakukan..titik..."

"Aish...." aku hanya bisa terduduk lemas. sedang wayan garuk-garuk kepala mengacak-acak rambutnya.

"Biya.. karena kamu anak papa yang lebih tua, mungkin kamu yang akan melakukan perjodohan itu. Jadi kamu harus bersiap-siap, perjodohan akan dilaksanakan setelah kamu menyelesaikan proyek perusahaan di Bandung dan kembali ke Jakarta."

Haaa.. aku hanya bisa melongo. dan wayan menarik napas sambil memegang dadanya kemudian nyengir meledek ke arahku.

"Yaaa... jangan meledek aku seperti itu...!!!" ku jitak kepala wayan, dia meringis kesakitan masih sambil meledek ke arahku.

flash back and.

trititit.... trititit.... hapeku berbunyi, dari wayan.

''Halo ka...., gimana kabarmu disana, masih bernapas kah??'

"Sialan kau wayan, kau berharap kakakmu ini mati? ha?"

'Hehehe... maaf ka, aku kira kau stress dengan perjodohan itu, lalu berniat bunuh diri, hehehe...'

"Tentu saja tidak bodoh, aku bukan laki-laki seperti itu."

'Ka, aku berpikir, anak teman papa itu pasti sangat jelek, berbobot 100kg dengan rambut keribo, makanya dia dijodohkan karena takut tak ada laki-laki yang mau dengannya, iya kan ka?haha..'

the magic of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang