LEMAH LAYAT PART 2

15.1K 167 22
                                    

Ruslan menatap Ranggon, ia hanya merintih kesakitan, Ruslan sendiri tidak yakin apa manusia di depannya masih hidup dan bila memang hidup, bagaimana rasanya menjadi seonggok daging yg harus terus memuntahkan darah dari seluruh lubang di tubuhnya

mulut, telinga, hidung, duburtiba-tiba, terdengar suara Lastri berteriak, Ruslan terkejut, lantas ia bersiap menuju tempat itu, saat, tangannya di cengkram oleh Ranggon, Ruslan merinding, bola matanya seperti mau keluar, ia mau mengatakan sesuatu tapi Ruslan tidak paham

Lastri terus menerus berteriak,karena penasaran, Ruslan melepaskan cengkraman Ranggon, ia berlari menuju suara Lastri, saat, ia melihat seseorang tengah berdiri

Ruslan langsung bersembunyi, ia mengintip dari balik tembok kayu, sosok wanita mengenakan kebaya dengan rambut di sanggul, ia berdiri di depan Lastri"kan sudah pernah ku kasih tahu, jadi Gundik'colo itu berat!!"

Ruslan meringkuk, suara wanita itu, dingin sekali, ia mengucapkan kalimat itu dan Ruslan langsung bisa merasakannya, dia bukan orang sembarangan. Ruslan gemetartak beberapa lama, pintu terbuka, mbah Por masuk, ia membungkuk kepada wanita itu, seperti memberi hormat, "anak lelaki itu siap di sembelih"

Lastri masih bersimpuh di depan wanita itu, ia menunduk, saat wanita itu melewatinya,

"di sembelih"wanita itu sudah keluar,

mbah Por membantu Lastri, ia menggendongnya, saat itu, mbah Por dan Ruslan bertemu mata, mbah Por seakan memberi tanda pada Ruslan untuk tidak ikut campur, namun, maksud di sembelih itu apa, Ruslan tidak mengerti.mbah Por pun keluar bersama Lastri, pelan-pelan, Ruslan mendekat menuju pintu, ia harus tahu apa yang terjadi

dari celah jendela, Ruslan mengintip, ia melihat wanita itu masih dari belakang, ia tengah berdiri di tanah lapang, di depannya, Agus di ikat, ia duduk, tampak pasrahmbah Por menurunkan Lastri, sementara, ada lubang besar di depan Agus, Lastri merangkak mendekati wanita itu, ia menciumi tangannya, sedangkan mbah Por meletakkan dedaunan pisang di samping lubang, sebelum memberikan parang pada wanita itu,wanita itu mendekati Agus, ia seperti memeriksa kepala Agus, Ruslan hanya bisa melihatnya dari jauh

Lastri hanya diam, ia sudah tidak bisa berdiri lagi, sementara mbah Por berjalan menuju rumah tempat Ruslan berada,mbah Por masuk, Ruslan langsung menemuinya
"ada apa ini mbah kenapa pakai acara sembelih"

mbah Por tampak geram, Ruslan baru sadar, bibir mbah Por mengeluarkan darah, "temanmu itu memang paling goblok!! asu!!"

Ruslan bingung.mbah Por melewati Ruslan, ia berjalan menuju Ranggon, Ruslan yg masih bingung mengejar mbah Por,

"apa maksudnya mbah"

mbah Por membuka mulutnya, Ruslan tidak percaya dengan apa yg dia lihat

"kok bisa sampai kaya begitu mbah?""kalau gak ada Lastri, sudah sobek ini lidahku, aku belain sampai gigiku ompong, tapi manusia itu masih saja pengen lihat orang gak punya lidah"mbah Por melangkah masuk kamar, ia melihat Ranggon sebelum menggendongnya

Ruslan masih tidak mengerti apa yg akan mbah Por lakukan, "kamu disini saja, malam ini akan banyak darah bercucuran"

mbah Por melangkah keluarRuslan kembali mengintip ke jendela

Ranggon itu diletakkan tepat di atas daun pisang di samping lubang itu, wanita misterius itu lantas melepaskan cengkramannya dari kepala Agus, ia mendekati Ranggon

mbah Por hanya berdiri melihat, sementara Lastri, ia membuang mukasayup-sayup terdengar wanita itu bicara,

"sekarang kamu ngerti, Ranggon ini gak akan pernah bisa mati sebelum aku ijinkan, seperti kamu nak"

Parang seketika mengiris leher Ranggon,Ruslan membuang muka, saat Ranggon itu di biarkan mengelepar dengan leher mengangah,

jantung Ruslan berdegup kencang, ia masih mengawasi, sebelum, Ranggon itu berdiri

Ranggon itu berdiri mendekati Lastri dengan kepala tergedek, lehernya hampir saja putus, namun, masih hidup


hening

Ruslan masih mengamati, sampai, sosok wanita misterius itu mengangkat kepalanya melihat tepat di tempat Ruslan mengawasi sembari menghunus parang,

mbah Por ikut melihat Ruslan, ia meminta Ruslan turun,

Ruslan sendiri, terkesiap, apa yg ingin wanita itu lakukanRuslan membuka pintu, lalu berjalan pelan mendekati wanita itu, matanya seakan menghipnotis, entah berapa kali Ruslan menelan ludahnya,

mbah Por tidak melakukan apapun, membiarkan Ruslan melewatinya,

termasuk Ranggon yg kini ada di pelukan Lastri, Agus melotot ngerisaat Ruslan sudah ada di depan wanita itu, jantung Ruslan berdegup kencang, ngeri, gila, Ruslan tidak bisa menggambarkan ketakutan yg ia rasakan, terutama saat mendengar suara dinginnya

"angkat lehermu" kata wanita itu, Ruslan menurut, wanita itu memeriksa leher Ruslan"nggak ada gak salah, Du" kata mbah Por, wajahnya pucat

wanita itu terus melihat leher Ruslan, menyentuhnya dengan jari jemarinya yg berlumuran dengan darah,

dingin, tubuh Ruslan mengejang, tetesan darah yg menyentuh kulitnya, terasa dingin sekali..setelah memeriksa, wanita itu menatap mbah Por "ambu lengkuas" katanya,

wanita itu mendorong Ruslan, ia mendekati Lastri dan Ranggon, mbah Por segera menenangkan Ruslan, "tenang saja, dia bukan yg punya tanah ini. dia hanya Gundik'colo" Ruslan tersentak mendengarnya "Gundik'colo lagi"

Ruslan mendekati Agus, ia seperti orang ling-lung, bahkan melihat Ruslan pun, Agus enggan

"ingat dulu Las, kejadian apa yg pernah terjadi di tanah ini"wanita asing itu, mengelus rambut Lastri, sementara Ranggon itu hanya diam,

"aku masih ingat mbak" kata Lastri, ia menatap mbah Por, seakan kejadian itu baru kemarin,

Lastri dan mbah Por sudah menyaksikan bagaimana tanah ini pernah menjadi mimpi terburuk"dia bukan ibu kandungmu, tapi, kamu sampai mau menjadi Gundik'colo, hanya agar bisa merawatnya, padahal, sudah berapa banyak orang di siksa oleh Ranggon yg kamu peluk ini" kata wanita itu, "ingat lagi kejadian itu, dan sekarang, ada yg tahu dia hidup, kontraknya selesai" wanita itu kembali berbisik,"keluarga Anggodo!! sudah menginginkan kepalanya sejak dulu, dan sekarang aku kesini menagih kontrak yang sudah kamu sepakati, benarkan Por, kamu juga ada disana, mendengar Lastri bersumpah, setelah menjadi Gundik'colo itu!! BIARKAN DIA MATI sekarang!"

KISAH HOROR dari SIMPLEMAN Kde žijí příběhy. Začni objevovat