[Jovi] Antara Singgah atau Pergi - 02

Start from the beginning
                                    

Haikal menyahut dan langsung ngibrit ke garasi untuk pergi ke minimarket terdekat selepas sholat Jumat, bahkan ia gak ganti baju dulu dan memilih pergi mengendarai motor memakai sarung.

"Yang beli nasi siapa?" Tanya Dika lagiㅡgak sabar. Pasalnya dia sudah sangat kelaparan setelah jam kuliahnya habis dan kecewa lantaran gak nemuin cemilan apapun di rak makanan.

"Beli nasi di warung pojok jalan aja, gue yang bayarin. Perbungkus pake telur dadar, jangan hati ayam. Mahal."

Jovi tiba-tiba datang bersama dengan motor matic miliknya yang berhenti tepat di dekat gazebo. Jam kerjanya belum usai, kemeja berlogo perusahaan yang dipakainya juga masih rapi dan di beberapa bagian basah bekas cipratan air wudhu. Seperti biasa, Jovi sholat di masjid dekat kantor lalu keliling kembali sambil cari makan. Hanya saja hari ini dia memilih pulang dan makan siang bareng anak-anak kontrakan.

Sesaat setelah melepas helm dan sarung tangan, Jovi mengangkat dagu samar, "Bocils pulang agak siangan kan?"

"Yoi, bosku, mereka sholat di sekolah. Program baru biar gak pada kabur-kaburan terus mangkal di warnet." Lalu Dika melipir ke arah dapur untuk mengambil beberapa piring dan sendok. Lumayan, mumpung Jovi lagi baik katanya maka dari itu ia berinisiatif sendiri untuk menyiapkan peralatan makan.

"Bang," Haikal menyahut, dia udah mau keluar dari pintu gerbang sambil mengendarai motor. Suara Jovi yang ingin mentraktir nasi bungkus sampai ke telinganya lantaran jarak gazebo dan garasi gak terlalu jauh. "Jadi beli nasinya berapa? Sekalian ke minimarket."

"Yang ada disini siapa aja deh? Gue, lo sama Dika doang?"

"Ada Zidan sama Danu di atas, masih jemur baju. Yang lain ngampus, Mas Aksa sama Bang Jo masih kerja."

Tangan Jovi lantas menarik dompet yang ada di saku belakang tanpa ragu dan dalam sedetik satu lembar rupiah berwarna biru udah berpindah tangan. "Yaudah, lima bungkus," katanya pelan dan tanpa ekspresi.

"Kalau adaㅡ"

"Gak. Gak ada. Kembaliannya tetep balikin ke gue."

Haikal mencebik, "Kerupuknya belom."

"Di dapur kan masih ada satu iket."

"Udah ludes buat cemilan tadi malem nonton bola." Zidan setengah berteriak karena dia baru aja keluar dari bangunan kontrakan.

Celana pendek selututnya setengah basah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Celana pendek selututnya setengah basah. Ketika dia melangkah keluar memakai sendal, hal pertama yang dilakukan ialah mengambil selang dan mulai menyiram halaman dengan lapisan paving untuk mengurangi hawa panas di sekitar. Selain itu tujuannya juga untuk menghentikan debu yang berterbangan supaya gak ngotorin gazebo yang akan mereka gunakan sebagai tempat makan.

"Gila ya, lo pelit dimintain beras tapi suka nyolong kerupuk orang."

"Yeu, sorry aja nih, Kal," Zidan memberikan pembelaan, "Yang ngajakin makan kerupuk si Dika, jadi salahin dia aja."

ANDROMEDAWhere stories live. Discover now