10th Night: Determination

414 67 23
                                    

Satu malam lagi harus dijalani Hyunbin dalam tidur yang tak nyenyak.

Banyak tekanan yang membebaninya.

Keputusan berat semalam masih membuatnya tak puas. Seandainya bisa dia ingin merubah kesepakatan yang mereka bertiga ambil semalam setelah perdebatan yang panjang.

Masing-masing dari mereka bertiga memiliki pendapat yang berbeda.

Masing-masing dari mereka tak mau mengalah.

Nyaris tak mau mengalah.

Sebuah permohonan yang sangat yang akhirnya mengakhiri.

Perasaan tak tega lah yang membuat dua lainnya mengalah.

Hyunbin memilih untuk bermalas-malasan. Dia bangun perlahan. Menggosok giginya perlahan. Mandi perlahan. Dan perlahan pula saat dia menuju ruang makan untuk sarapan.

Tak nampak Seongwoo dan Minki di sana. Jika menilik jam berapa sekarang, mungkin kedua putrinya itu telah menyudahi sarapan mereka.

Ada istrinya di sana, sedang makan dengan lahap, mengacuhkan keberadaan Hyunbin.

"Pagi!" Sapa Hyunbin.

Hanya dijawab dengan gumaman tak jelas.

"Seongwoo dan Minki sudah pergi?"

Gumaman lainnya di tengah mulut cantik Minhyun yang sibuk mengunyah.

Melihat sikap tak sopan itu Hyunbin mulai mempertanyakan.

Mungkin seharusnya semalam dia lebih memaksa.

Masih ada waktukah untuk membatalkannya sekarang?

Tapi Hyunbin hanya menghela nafasnya panjang. Dia mendudukkan dirinya di meja makan, tapi hanya menuangkan segelas kopi untuknya. Sama sekali Hyunbin tak berselera makan, sama tak berseleranya dia untuk memulai percakapan, takut akan mendapatkan hasil yang mengecewakan lagi.

Dia hanya duduk menyesap kopi sambil sesekali melirik ke arah Minhyun yang terus menerus makan.

Saat wanita itu mengambil sepiring penuh lagi pancake, Hyunbin tak tahan untuk bertanya.

"Sudah berapa banyak yang Mami makan?"

Minhyun melirik tajam dengan mata rubahnya. Bibirnya bersungut tak suka.

"Kenapa?" Tanyanya sarkas. "Tidak suka?"

"Tidak suka aku makan terlalu banyak?"

"Tidak suka aku menghabiskan uang?"

"Tidak suka kalau aku jadi gendut?"

"Apakah aku jadi gendut sekarang?"

"Betulkan?"

Belum sempat Hyunbin membalas satupun dari pertanyaan bertubi yang dilontarkan sebagai jawaban dari satu kalimat singkatnya, tak disangkanya sama sekali Minhyun menangis tersedu-sedu sambil menutup wajah dengan tangan.

"Hiks... Aku genduuuttt...

Papi tega bilang aku gendut..."

Panik, buru-buru Hyunbin bangkit dari kursi dan menghampiri Minhyun. Walau awalnya ragu dia memberanikan diri memeluk bahu istrinya itu.

Pelan-pelan diletakkannya tangan di bahu Minhyun dan menghela nafas lega saat tak ada penolakan.

Lalu berbisik pelan Hyunbin membisikkan kalimat penghiburan.

"Sudah Sudah! Jangan menangis.

Aku tidak pernah bilang begitu kok.

Sudah ya. Jangan menangis lagi.

A MIDSUMMER NIGHT'S DREAM [END] | OngNiel - JRen - Minhyunbin (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang