5th Night: The Spies

340 68 35
                                    

"JADI SEMUA INI KARENA ULAH PAPI?"

"TEGANYA PAPI?"

"PAPI MAU MEMPERMAINKAN PERASAAN KAMI?"

Hyunbin hanya bisa menerima saat dua anak gadisnya menimpakan tuduhan bergantian kepadanya.

Walau sebagian besar ini salah Woojin, dia ikut merasa bertanggung jawab.

"Ya sudah!" Kali ini Seongwoo yang berbicara. "Segera kembalikan ke keadaan semula."

Hyunbin menggaruk kepalanya bingung.

"Eh ... itu ...

Permasalahannya tidak segampang itu."

"Kenapa?" Minki sudah menatap ayah tirinya curiga.

"Hehe ... " Hyunbin mencoba tertawa, walau yang keluar dari mulutnya lebih mirip suara ringkihan kuda.

"Alatnya sudah meledak."

"APA??" Seongwoo dan Minki berteriak bersamaan.

Seongwoo sudah kehilangan kemampuan bicaranya, sementara Minki memilih menjedotkan kepalanya ke tembok terdekat, sementara Hyunbin menjelaskan apa yang sudah dijabarkan Profesor Jisung sebelumnya.

"La lalu ... " Seongwoo terbata ditengah kebingungannya. "Kita harus bagaimana?"

Tak ada yang bisa memberikan jawaban. Semua terdiam.

Dua orang dalam kegalauan. Dua orang lainnya karena rasa bersalah.

Sampai akhirnya setelah berpikir keras Seongwoo berbicara.




"Tidak!


Kita tidak bisa diam saja dan merasa kalah karena sebuah alat.



Aku tidak akan diam.




Aku akan membuat Daniel jatuh cinta padaku lagi."



🌌🌌🌌

Minki sedang berada di kamar tidurnya, sedang melampiaskan kekesalannya kepada boneka kelinci kesayangannya.

Sudah tak terkira siksaan yang diterima si boneka. Dipukul, dibanting, ditendang, diinjak. Sampai akhirnya si empunya yang tak tega memeluknya masih sambil menggerutu.

Gadis manis itu masih sangat marah.

Kalau ada yang sama buruk daripada dugaannya semula bahwa ia tengah dikerjai, adalah mendapati fakta bahwa pria yang disukainya kini menyukainya karena pengaruh sebuah alat.

Entah mana yang lebih buruk.

Entah secara sadar atau tidak, tapi perhatian yang diberikan Jonghyun dua hari belakangan ini sama saja.


Palsu.



Tidak nyata.




Minki melingkarkan jemarinya ke leher si boneka kelinci dan mengguncangnya keras.


Untung hanya sebuah boneka.

Kalau tidak bisa dipastikan makhluk itu akan kehilangan nyawa di tangan gadis bermarga Choi ini.


Di tengah kemarahannya, Minki mendengar pintu kamarnya diketuk.

"APA?" Tanyanya gusar.

"Boleh aku masuk?" Suara lembut Seongwoo terdengar dari luar.

Minki diam tak menyahut. Dia masih sangat kesal.

Dan jelas Seongwoo adalah salah satu orang yang berada dalam puncak daftar kekesalannya.



A MIDSUMMER NIGHT'S DREAM [END] | OngNiel - JRen - Minhyunbin (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang