👉PROLOG👈

811 59 58
                                    

❤❤❤

"Apa pekerjaanmu?"

"Aku?" Zara mengangguk tersenyum.

"Hanya mengambil alih pesawat untuk bisa terbang."

Zara mengerutkan dahinya, "Ma ... maksudnya, pilot?" tanya Zara melirih.

"Iya."

Napas Zara memburu, tatapannya kosong. Jawaban yang Ia dapat dari Matteo terasa menghantam ingatannya, masa lalunya kembali menguasai pikiran.

Tangannya mulai bergerak memegangi kepala, Zara meremas rambutnya. Kepalanya berdenyut, pandangannya juga berputar membuat Zara memukul-mukul kepalanya.

Matteo yang melihat tingkah Zara dibuat kaget, "Zara, Kau kenapa?" Zara menepis tangan Matteo, berlari meninggalkan Matteo yang masih mematung atas tindakan Zara. Ramainya pengunjung Cafe, membuat Zara sering kali menabrak seseorang.

"Zara," Matteo berhasil meraih tangan Zara dari kejarannya.

"Lepas! Aku harap kita tidak akan bertemu lagi!"

❤❤❤

Pecahan kaca berserakan di lantai, barang-barang yang semula rapi kini sudah berantakan. Kamar Zara sudah seperti kapal pecah, akibat ulahnya. Zara terus saja menangis, tangannya terus menerus menjambak rambutnya. Kepalanya menunduk di balik lutut kakinya, badannya bergetar karena tangisan.


"Aku takut, aku takut...."

Hanya kata 'takut' yang berujar dari bibirnya.

Bahkan ketukan pintu kamarnya tidak membuat Zara beranjak dari posisinya, "Zara buka pintunya!"

"Hiks ... hiks ... hiks ... Ibu aku takut, takut, takut ... hiks...."

❤❤❤

"Suruh dia pergi!"

"Tapi Nona---"

"Suruh dia pergi!" teriak Zara dengan napas memburu.

"Ba ... baik---"

"Zara."

Zara mengalihkan pandangannya saat seseorang memanggilnya, "Aku bilang suruh dia pergi, cepat! Kenapa dia bisa masuk? Usir dia!" pembantunya hanya menduduk ketakutan, segera menghampiri pemuda yang lancang memasuki rumah majikannya tanpa izin.

"Maaf tolong keluar Tuan, Saya mohon! Nona Zara butuh istirahat, dia sedang tidak bisa diganggu." Penjelasannya tidak membuat orang itu pergi, justru langkahnya semakin mendekati keberadaan Zara.

"Zara."

"Pergi!"

"Zara, aku---"

"Matteo, pergi! Kumohon!" tangannya menyatu memohon pada Matteo untuk mendengarkan perkataannya.

"Zara, kamu bisa sembuh. Percayalah!" Zara mengalihkan pandangannya agar tak menatap tatapan sendu dari Matteo.

Zara sudah tidak bisa menahan air matanya, tangannya bergetar akibat kecemasannya yang sudah berlebihan.

"Zara."

"Pergi, pergi, pergi ... PERGI!" tangannya mengepal kuat agar dirinya tidak lagi meremas rambutnya, kakinya sudah tidak bisa menopang tubuhnya untuk berdiri. Zara mencoba untuk berlari dari hadapan Matteo, saat kakinya berhasil melangkah meninggalkan Matteo. Namun teriakan Matteo membuat kakinya berhenti melangkah.

"Zara, aku mencintaimu."

Plak....

Sebuah tamparan mendarat di pipi Matteo, rasanya panas akibat kencangnya tamparan itu. Membuat kepalanya berpaling ke kanan, Matteo mendongak menatap Zara. Dahinya mengernyit, bukan Zara yang menamparnya. Lalu siapa? Matteo menengok ke kiri, seorang pria dengan tatapan tajam penuh amarah menatap Matteo.

❤❤❤
Jam 12.47 WIB.
Cianjur, 30 November 2019.

Cianjur, 30 November 2019

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Penulis,

AR

ZARA #ODOCTheWWGWhere stories live. Discover now