"dimana Anne ?" James bertanya tanpa basi-basi. Membuat Grace mengehentikan sejenak pekerjaannya dan menghampiri James.

"Maaf tuan nyonya sudah pergi ke resto bersama dengan Hans" jawaban Grace benar-benar membuat amarahnya memuncak. Menggelengkan kepala sambil berdecak sebal, James mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Hans dengan segera.

"Kirimkan aku jadwal kegiatan Annelise hari ini" perkataan singkat James seolah menjadi perintah telak untuk James. 5 menit setelah itu ponselnya berdering dan memperlihatkan pesan mengenai agenda yang akan dilakukan oleh Anne.

Reymond Publishing, jam 3 sore. James mengulang-ulang kalimat itu di kepalanya. Perempuan keras kepala ini harus diberikan sesuatu agar mau tunduk dan beristirahat sejenak dari pekerjaannya.

*********

Acara launching bakery and pastry kafe Anne berjalan dengan lancar. Opening di hari pertama benar-benar membuat kewalahan. Hampir semua hidangan yang masuk ke kafe hari ini habis diburu para pecinta kuliner. Selain karena rasanya memang enak, nama Anne dan Rossie memang tampak menjual di kalangan masyarakat sebagai chef perempuan yang cukup berpengaruh.

Opening memang hampir sudah selesai, tapi respon dari beberapa orang rasanya belum juga usai. Bersama Jenny, asisten pribadinya, Anne terpaksa hari ini turun sendiri ke lapangan untuk memenuhi 500 permintaan pesanan dari sebuah perusahaan yang meminta menu baru dari kafenya sebagai hidangan yang disajikan dalam snack time meeting perusahaan.

Berdiri di dekat pantry perusahaan tersebut Anne memastikan karyawannya melakukan tugasnya menghidangkan pesanannya dengan baik. Jenny yang mengamati perubahan wajah Anne yang tampak kelelahan langsung menghampirinya.

"Ibu bisa istirahat dulu sejenak bu, biar saya handle beberapa pekerja disini" Jenny menawarkan bantuan.

"Saya belum tenang jika makanan ini belum sampai ke tangan pelanggan kita dengan baik Jen"

"Tapi wajah ibu tampak pucat dan lelah, lagipula ibu juga melewatkan jam makan siang tadi saat kita opening di kafe" Jenny bersikeras karena tidak tega melihat wajah lelah Anne.

"Kamu yakin bisa menghandle ini ? Ah.. aku merindukan Rossie saat-saat seperti ini" Anne mengeluhkan kerinduannya pada sahabat dekatnya.

"kalau sama pak Kean ibu gak rindu ?"

Pertanyaan itu sontak membuat mata Anne mendelik. Asistennya ini benar-benar tidak tahu situasi saat bercanda. Sebelum emosi Anne naik ke ubun-ubun, Jenny tampak pandai membaca situasi.

"Kalau begitu saya permisi bu, Ibu bisa menunggu di pantry ini sampai kami selesai menghidangkan makanan" Jenny tersenyum sambil berlalu pergi.

Terduduk di sofa yang ada di ujung pantry, Anne mendesah dengan lega dan menarik nafas panjang. Tangannya memijit keningnya seolah itu dapat meringankan sakit kepala yang saat ini menyerangnya.

Berselang 15 menit. Seorang pekerja bernama Edward datang menemuinya.

"Permisi bu, salah seorang petinggi perusahaan ini komplain soal makanan kita" Edward berkata dengan panik.

Anne mengerjap, hal yang sangat jarang terjadi. Melirik arloji di tangannya, Anne memandang Edward dengan heran.

"Masih 20 menit lebih awal untuk makanan dihidangkan Ed, bagaimana bisa sudah ada yang komplain soal makanan ?"

Gift Love (COMPLETE)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant