"Aku tak bisa mengalihkan pekerjaanku pada Rossie karena suaminya baru saja memberitahu bahwa Rossie hamil dan mengalami morning sickness yang cukup parah dan aku tidak memiliki cukup alasan untuk meminta bantuan Kean setelah suamiku memarahinya tanpa alasan di pesta tadi"

"Kamu ingin berdebat Annelise ?"

Anne hanya diam. Tak ingin mengeluarkan energi lebih banyak lagi untuk berdebat karena kepalanya mulai berdenyut nyeri.

"Dengar, aku bisa memberikan nafkah padamu melebihi hasil pekerjaanmu saat ini Anne. Kamu tidak perlu menyibukkan diri dengan pekerjaanmu itu bahkan disaat kamu sedang tidak baik-baik saja"

"Aku tidak hanya bekerja untuk mendapatkan uang Jamie !! Aku mencintai pekerjaanku dan sejak awal kita .. aw" Anne memegang kepalanya karena saat ini semakin berdenyut nyeri.

"See ? Bisakah kita tidak berdebat saat ini. Jujur saja aku lebih senang bertengkar denganmu disaat kamu terlihat sehat" James menarik bantal ke bagian belakang ranjang agar Anne dapat bersandar dengan nyaman.

Meski masih terlihat marah, Anne menuruti tindakan yang dilakukan oleh James. Mengambil semangkuk soup yang dibawanya tadi, dan membawanya ke hadapan Anne.

"Kamu perlu makan !!" James berbicara dengan nada perintah penuh otoritas.

"Aku tidak lapar"

"Jangan memaksaku menutup restomu hanya untuk melihatmu bisa makan tanpa paksaan Anne !!" James mengancam.

"Aku akan memuntahkannya setelah makan. Itu membuat lambungku lebih sakit" Anne menjawab pelan.

James diam. Memaksa beradu argumen dengan Anne saat ini bukanlah saat yang tepat, tapi perempuan ini perlu mengisi perutnya dengan sedikit ancaman.

"Oke aku akan makan setelah kamu mengembalikan tabku" Anne bernegosiasi.

"Kamu akan mendapatkannya setelah kamu selesai makan" James berdiri dan lantas pergi keluar kamar sambil membawa tab milik Anne. Memaksa perempuan itu setidaknya untuk makan agar perutnya tidak kosong.

Meninggalkan Anne sejenak untuk menghindari pertengkaran, James mengerjakan tugas kantornya selama hampir setengah jam. Meminta Grace memantau keadaan Anne di kamarnya dan memberitahukan perkembangan soal perempuan itu.

"Bagaimana keadaannya ?" James bertanya pada Grace saat mereka berpapasan di depan pintu kamar. Nampak Grace membawa nampan berisi sisa makanan yang sebelumnya James bawa.

"Nyonya berusaha menghabiskan soupnya tapi muntah kembali setelah itu. Saya sudah meminumkan obat yang tadi diberikan dokter Sophie tuan" Grace menjelaskan dengan pelan. Membuat James menggelengkan kepalanya dan langsung pergi berlalu meninggalkan Grace.

Menyusul masuk ke dalam kamarnya, James mendapati Anne tertidur dengan lelap. Wajahnya tampak sembab dan kelelahan. Mengambil selimut di dalam lemari James menyelimuti tubuh perempuan itu dan mengecek suhu tubuhnya dengan memegang dahinya.

"Benar-benar keras kepala !!!"

**********

Tertidur di kamar tamu membuat James jadi lupa waktu. Melihat ponsel di nakas, mata James mengerjap perlahan saat waktu menujukkan pukul 7 pagi. Ia bangun lebih siang dari biasanya.

Berjalan menuju kamarnya, James membuka pintu dengan perlahan berharap decit pintu tidak akan membuat Anne terbangun dari tidurnya. Tapi dugaannya keliru, perempuan itu tidak ada di kamar seperti pemikirannya.

Berjalan menuju kamar mandi dan walking closet, James tak menemukan Anne disana. Berjalan keluar dari kamar dengan tergesa James mencati Grace di dapur.

Gift Love (COMPLETE)Where stories live. Discover now