Ethan menarik tengkuk Clara dan mendaratkan sebuah kecupan lama dikeningnya. Clara tak tahu harus merespond seperti apa, ekspresi Ethan berbeda kali ini.
Samar-samar Clara mencium bau amis, hanya satu praduga Clara yaitu darah. Karena seingatnya cairan merah itu adalah mainan Ethan. Sebisa mungkin Clara bersikap biasa saja walau matanya terus menelisik liar dibalik jekat Ethan.

"Maaf tak mengabari mu, ada hal yang harus ku lakukan." Ucap Ethan dengan nada sesalnya. Clara semakin curiga, pria dihadapannya hari ini begitu aneh. Hilang tanpa kabar, muncul dengan bau amis, dan sejak kapan seorang Ethan bisa berekspresi sedih seperti itu.

"Lain kali aku tak akan membiarkan hal ini terjadi lagi." Dan sekarang nadanya berubah penuh tekanan seakan menandakan tekad untuk tidak seperti itu lagi, sebenarnya apa yang terjadi sebelumnya? Apa yang pria itu lalui hari ini?

"Bersiaplah aku menunggu mu di lobby."

Clara segera menyelesaikan tujuan awalnya untuk berganti baju. Setelah memastikan Clara menutup pintu barulah Ethan melangkahkan kakinya keluar sambil memasang tudung jaketnya.

*

Ethan menengadahkan kepalanya ke atas langit yang malam ini tak ada apa pun di atas sana selain gelap. Tatapannya beralih pada Clara yang berjalan di dalam gedung, sedang bagian depan lantai satu tersebut terbuat dari kaca. Dilihatnya Steve menghentikan langkah Clara, mereka terlibat perbincangan sebentar kemudian Clara kembali masuk kedalam. Mata Steve tak sengaja melihat Ethan yang juga memperhatikannya.

Ethan masih menatap Steve walaupun pria itu sekarang mungkin menuju ke arahnya. Dengan tampang manisnya dan sedikit senyum Steve menyapa Ethan.

"Hai bung!"

Tak ada sahutan selain satu alis Ethan terangkat seakan berkata 'ada apa?' atas kehadirannya tersebut.

"Mungkin kita perlu berbasa-basi membicarakan kejadian kemarin malam. Bukan salah mu jika kau amat pencemburu. Clara wanita sempurna dan mungkin kau terlalu merasa bangga memilikinya."

Ethan menoleh kesamping mendengar kalimat yang mengejek dan menyepelekannya itu.

"Clara wanita sempurna jadi aku yakin setiap pria akan menyukainya? Aku tidak perlu memastikan kau seorang pria atau bukan hahaha."

Steve mulai geram apalagi dengan tawa lepas Ethan? Lucu? Tidak! Tapi Steve merasa harus menjadi pria yang lebih baik daripada Ethan.

"Aku tidak memiliki perasaan kepada Clara."

"Oh benarkah? Kau percaya diri sekali. Tidak! Kau menyukainya." Sanggah Ethan cepat.

"Aku tidak menyukainya."

"Kau menyukainya." Ucap Ethan yakin. Steve jadi bingung  memangnya Ethan bisa tahu setiap isi hati manusia. Jelas-jelas Steve merasa tidak memiliki rasa pada Clara.


"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Clara dari belakang.

"Ah tidak, kami hanya berdiskusi saja." Ucap Steve dengan tampang ramahnya yang semakin membuat Ethan mendelik muak.

Clara mengulurkan sebuah map pada Steve. "Ini dokumen yang kau minta."

"Ah ya Thanks." Steve menerimanya, mata Ethan menatap Steve datar.

Wanna Die (Complete)✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora