Prolog

8 3 1
                                    

Ayana berlari sekuat tenaga yang ia punya, sekarang tepat pukul 12.00 siang dimana matahari sedang panas-panas nya saat itu. Dibelakangnya ada dua orang lelaki memakai baju serba hitam, wajah di tutupi kain dan membawa pistol di kantung celananya . Sejak tadi kerja jantung Ayana bekerja lebih cepat, ia berbelok kearah kanan lalu ke arah kiri, diantara rumah-rumah sebanyak ini tidak bisa kah ia menemukan sesuatu untuk tempat ia bersembunyi? Pikirnya. Sumpah demi apapun Ayana sangat ketakutan sekarang, walaupun kejadian seperti ini sudah sering ia rasakan tapi tetap saja rasanya ia benar-benar ketakutan. Diujung sana, Ayana melihat gerobak yang lumayan besar, lalu Ayana masuk kedalam gerobak itu untuk bersembunyi. Dua orang lelaki tadi terus berlari dan seketika Ayana merasakan kelegaan didalam hatinya. dengan cepat ia keluar dan berlari pulang.

Saat tiba di rumah, dengan seragam sekolahnya yang sudah acak-acakan, Ayana menghampiri ayahnya. Seperti biasa, dengan kasarnya ayah mendorong Ayana bahkan sebelum Ayana menyorongkan tangan untuk menyalaminya.

"sudah cepat sana, ganti baju dan cari uang! Saya gak mau tau ya pulang nanti makanan sudah ada diatas meja, dengar kamu!" Ayana dengan terpaksa menganggukan kepalanya, seperti ini selama belasan tahun, tak mengapa, pikirnya. Mungkin lima atau sepuluh tahun lagi akan ada pangeran yang menjemputnya dari menara tinggi buatan ayah nya sendiri.

Haha, hidup seorang Ayana Cassandra memang sudah di takdirkan untuk seperti ini, mau bagaimana lagi kan? selamat datang pada cerita ku yang klise mungkin? Haha Jika Rapunzel dikurung oleh ibu angkatnya, mungkin cerita ku kali ini adalah dikurung oleh ayah ku sendiri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 24, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

EmpreinteWhere stories live. Discover now