BANGKOK, 17 AGUSTUS 2018, 07:00

71 1 0
                                    

CHULALONGKORN UNIVERSITY

" Sawasdee krab (salam)...Apakah ini sudah waktunya untuk masuk kelas P' (panggilan kakak dalam bahasa Thailand) ? " Tanya Perc Hamburg kepada seniornya.

" Sawasdee jaa (salam)... Oh iya dek. Adik bisa masuk kelas sekarang " Jawab senior.

"Korb khun.(ucapan terima kasih dalam bahasa Thailand). P' " Kata Perc Hamburg dengan lemah lembut.

" Rx khun (tunggu)... apakah kamu tahu materi sekarang apa??? " Tanya senior kepada Perc Hamburg dengan tegas.

" Maaf, P' saya tidak tahu. Kira-kira materi sekarang apa ya??? " Tanya Perc Hamburg dengan tatapan kebingungan.

" What??? Kamu tidak tahu sekarang materi apa??? " Tanya senior dengan suara lantang.

" Maaf, P' saya baru saja terbang dari New York. Dan sekarang saya lagi jet lag akibat penerbangan itu... Maaf kalua sekarang saya lupa terhadap jadwal yang telah diberikan P' keoada saya sepekan lalu. " Jawab Perc Hamburg dengan sopan.

" Oh, you've jet lag... But that's your problem. I don't care what yor problem. But, right now, you stand in here to get some lesso, isn't it??? And you must do it rightly!!! " Jawab senior dengan nada keras yang tidak peduli dengan juniornya.

" I'm terribily sorry, P' Saya tahu bahwa saya salah. Saya sangat minta maaf untuk itu." Jawab Perc Hamburg dengan sabar.

" Okay, Forget it!!! Lain kali, kalau para senior memberimu jadwal tolong ingat baik-baik ya... Don't forget about it!!! " jawab senior.

"Korb khun, P'.... " Jawab Perc Hamburg.

" Okay, kamu dapat masuk sekarang. " Kata senior.

" Korb khun, P'..." Kata Perc Hamburg.

Itulah hari pertama yang dialami Perc Hamburg ketika menjalani masa orientasi mahasiswa tahun pertama di Bangkok. Walaupun harus menerima teguran keras dan berbagai hal yang melelahkan dari para senior, namun ia tetap menikmati masa-masa pertama masuk unversitas itu. Ia menikmati masa-masa itu, karena segalanya tentang masa-masa orientasi siswa tahun pertama tidak akan ia temui lagi ketika telah duduk di tahun kedua hingga terakhir di bangku universitas. Oleh karena itu, ia takkan melewati momen spesial itu Bersama teman-teman seangkatannya.

Akan tetapi, suatu hal itu sudah biasa dirasakan oleh Perc Hamburg ketika ia hidup menjadi sosialita di New York. Ia harus hidup menjadi sosialita dibawah tekanan, teguran keras, dan berbagai hal yang sangat melelahkan dari seorang ayah yang keras. Ayah Perc Hamburg bernama Jack Marriott Hamburg, yang biasa dipanggil JH-Sir. Beliau memiliki kepribadian yang begitu disiplin. Disiplin dalam segala hal. Baik waktu, tempat, dan berbagai hal lainnya. Dengan kediplinannya itulah, beliau saat ini mampu meraih kesuksesan di usianya yang sudah belia. Selain sukses dalam bidang bisnis, ia juga mampu meraih penghargaan bergengsi dari Forbes dan termasuk dalam kategori 25 orang terkaya di dunia. Berbagai hal yan diusahakannya selama berpuluh-puluh tahunlalu telah dapat beliau rasakan hasilnya sekarang. Saat ini, beliau berusaha mendidik putri tunggalnyan, Perc Hamburg untuk meneruskan imperium bisnis beliau. Beliau tidak ingin imperium bisnis yang telah diusahakannya selama berpuluh-puluh tahun diambil alih oleh investornya. . beliau sangat mengusahakan agar imperium bisnisnya berada di tangan Perc Hamburg. Maka dari itu, beliau mendidik putri tunggalnya dengan berbagai tekanan, teguran dan berbagai hal yang sangat melelahkan agar Perc Hamburg mampu melanjutkan dan meningkatkan imperium bisnis ayahnya.

Ditengah zaman modern ini, banyak sekali imperium bisnis Amerika yang gulung tikar karena ketidak-mampuan mereka dalam bersaing di dunia bisnis. Maka dari itu, JH-Sir berusaha untuk mengembangkan bisnisnya dan menyerahkan seluruh imperium bisnisnya kepada Perc Hamburg. JH-Sir juga sudah membuat "Schedule Progress" dalam tuju hingga 12 bulan kedepan. Dan bulan-bulan berikutnya, Perc Hamburg-lah yang harus melanjutkan seluruh imperium bisnis ayahnya. Berbagai beban perusahaan ayahnya sekarang berada di pundak Perdc Hamburg. Sebenarnya, JH-Sir masih meragukan kekuatan Perc Hamburg. Namun, JH-Sir tetap percaya di tangan Perc Hamburg-lah imperium bisnis ayahnya dapat meningkat dengan sempurna. Namun, hingga saat ini, JH-Sir masih belum menyampaikan berita tersebut kepada Perc Hamburg. Beliau sangat ingin menunggu saat yang tepat untuk menyerahkan jabatannya kepada Perc Hamburg.


SOCIALITEजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें