Bagian 9

2.5K 129 0
                                    

~ Jika orang ketiga sempat memasuki hatimu, maka sulit sekali untuk menyuruhnya pergi.

___

Suamiku terburu-buru meninggalkan rumah setelah menerima telepon dari seseorang yang tak dikenal. Ada nama Mely yang disebutnya sebelum kemudian ia terlihat begitu panik dan berkeringat.

Oh, Tuhan! Ternyata benar dugaanku. Ia hanya tak ingin berdebat, maka memeluk dan menenangkanku adalah satu-satunya jalan yang bisa ditempuhnya untuk menangguhkan persoalan Mely dan Om Wijaya seminggu yang lalu.

Hatiku berkecamuk. Tak mampu lagi mencerna apa yang sedang kuhadapi. Neo yang memanggil-manggil dari ruang makan bahkan tak bisa kutanggapi segera karena tangan ini langsung menekan sebuah nomor di ponsel.

"Bang Sukro ...."

"Ya, May? Assalamu'alaikum."

Shaleh sekali. Apa aku salah menghubungi orang? Kucek ulang nama yang tertera di layar. Benar ini namanya: Sukro! Ah, lihatlah betapa semua ini telah membuatku lupa mengucapkan salam.

"Wa'alaikumussalam."

"Ada apa, May?"

"Bang, ternyata aku masih membutuhkan bantuanmu."

"Oh, dari awal aku sudah yakin sih," katanya pede.

"Jangan bercanda, Bang!"

"Aku nggak bercanda, May. Kenapa lagi suamimu?"

Pertanyaan Bang Sukro di seberang sana tak kuasa kujawab. Air mataku luruh mengingat apa yang baru saja dilakukan oleh suamiku.

"May, kamu baik-baik aja kan di situ?"

"May?"

"Maya?"

"Mas Kevan pergi, Bang ...." Susah payah kukalahkan sesak di dada ini, lalu tangis itu tumpah sudah.

"Brengs*k!"

Deja vu! Itu adalah umpatan yang dulu ditujukan Mas Kevan untuk Bang Sukro sepuluh tahun lalu. Mengapa sekarang harus berbalik? Mengapa pria harus melakukan ini? Monolog-ku tak berkesudahan.

"Gini aja May, mending kita susul ke rumah wanita itu. Gimana menurutmu?"

"Aku nggak tau, Bang. Aku nggak tau mesti gimana lagi!" ucapku terisak.

Melihat kondisiku yang sangat kacau membuat Bang Sukro terdiam. Seolah memberi ruang agar aku menumpahkan segalanya. Cukup lama kami dalam keheningan, demi membiarkan buncah di dada mereda dengan sendirinya.

"Bang, tolong carikan info penting untukku," ucapku setelah sekian lama.

"Bilang aja, May. Kamu butuh info apa?"

"Mely pernah terlibat skandal dengan seorang pria beristri. Kejadiannya dua tahun lalu. Mereka sempat punya anak yang sekarang entah ada di mana. Aku mau info lengkap tentang itu."

"Oke. Kamu sendiri gimana? Baik-baik aja kan?"

"InsyaAllah."

Aku tak tahu apakah ini langkah yang tepat untuk melibatkan diri bersama mantan suami yang dulu bahkan juga berpisah karena kasus perselingkuhan. Namun aku tak punya pilihan lain. Hanya Bang sukro yang kebetulan ada dalam perjalanan hidupku saat ini.

Hubungan saling menguntungkan yang berawal dari kebutuhannya sendiri saat memerlukan uang demi menyembuhkan anaknya yang sakit, berakhir menjadi sumber informasiku untuk berusaha merebut suamiku kembali. Jika Mas Kevan mengetahui hal ini entah apa yang ada dalam pikirannya.

SUAMI TERAKHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang