Pasangan Fenomenal

Start from the beginning
                                    

Aku mengira dia akan mengajak ku makan di cafe atau restoran khas luar negeri.Bukan nya aku tidak suka lho ya makan disini.Aku hanya penasaran.Ingat PENASARAN.Jawaban yang ku terima darinya cukup unik menurut ku.

"Hati dan mulut mas sama.Penyuka produk lokal ketimbang interloka".

Saat dia berkata seperti itu,tangan mungilku langsung mendarat di perutnya.Enak saja menyebut ku 'produk'.Dikira nya aku hasil produksi pabrik kali.

Sambil menunggu makanan yang sudah di pesan kami sedikit berbincang.

"Mas aku mau tanya".

"Tanya apa?"

"Kenapa sih setiap kali aku nyebut asisten mas di depan Caca,dia selalu aja marah.Cara ngomong nya jadi ngegas.Sikap nya juga jadi jutek gitu.Memang nya ada sih?Apa kak Randy punya utang sama Caca yang belum di bayar?".Pertanyaan terakhir itu muncul begitu saja tanpa ku pikirkan sebelum nya.

Mas Adit tertawa.Dia menggeser duduk nya mendekati ku.Saat ini kami duduk lesehan di saung yang terbuat dari bambu.

Tanpa aba-aba mas Adit mencium pelipis ku.

"Kamu ini lucu.Kenapa bisa berpikiran seperti itu?"

"Ya abisnya aku nggak tahu alasan nya Caca bisa kayak gitu setiap kali aku nyebut nama kak Randy".

"Memang nya Caca nggak pernah cerita ke kamu?".Aku menggeleng.

"Randy itu....".Mas Adit menjeda ucapan nya.Tangan nya terangkat merapihkan anak rambut ku di sekitaran wajah."Mantan nya Caca".

"Haaa!".Mulut ku menganga dengan bola mata yang terbuka lebar.

"Buka mulut nya nggak usah lebar-lebar.Nanti kalau ada lalat masuk gimana?".Mas Adit menutup mulut ku dengan tangan nya yang melingkar di belakang leher.Posisi kami jadi sangat dekat.

"Aku...".

Belum sempat aku meminta penjelasan kepadanya,makanan pesanan kami sudah datang.Jadi aku memutuskan untuk bertanya nanti saja untuk saat ini jangan menyia-nyiakan rezeki yang sudah ada di depan mata.

Aku sudah kembali dari makan siang.Mas Adit hanya mengantarkan ku sampai depan kantor dan langsung pergi lagi karena tadi asisten nya menelpon jika ada infestor asing yang ingin bertemu langsung dengan nya.

Aku pun tidak jadi bertanya kepada nya karena sejak dalam perjalanan dia sangat sibuk dengan ponsel nya.Lain kali akan ku tanyakan kepadanya.

Sedari memasuki kantor,aku mendengar bisik-bisik dari para karyawan.Aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas.Namanya juga bisik-bisik.

"Hallo...kakak ipar".

"Hallo...juga adik ipar.Darimana?".Sejak saat itu aku dan Caca lebih sering memanggil kakak dan adik ipar.Terdengar menggelikan memang.Tapi tak apalah sekalian latihan.Hehehe.

"Biasa".Aku manggut-manggut karena mengerti."Habis makan siang?".Aku mengangguk."Sendiri?".Aku tersenyum dan menggeleng."Ngerti sih.Sekarang apa-apa sama CALON SUAMI ya.Temen nya sendiri dilupain".

"Apa sih Ca.Siapa juga yang ngelupain kamu.Kan tadi kamu nggak ada makanya aku makan siang bareng mas Adit"

"Ada aku juga kalian makan berdua".Caca mencibir."Terus sekarang mas Adit nya mana?Kok elo sendiri".

"Tadi asisten nya nelpon katanya ada infestor dari luar yang ingin bertemu langsung dengan mas Adit".Nah kan.Ekspresi Caca berubah lagi kalau aku nyebut 'asisten'.

"Ehh Ca kamu tahu asisten mas Adit?Selama ini kok aku jarang lihat dia ya.Bukan nya kalau asisten itu berarti harus ada di samping mas Adit ya tapi kok aku jarang bahkan hampir nggak pernah liat dia sama mas Adit.Aku tahu namanya aja dari mas Adit.Rendy kan namanya?".

Ada Kau Diantara KitaWhere stories live. Discover now