Melihat respon positif dari pemberi roti itu, bocah tersebut kemudian memakan lahap roti lemon yang tadi ia bagi dua.

Setelah selesai memakan roti, bocah berambut abu–abu tersebut mengulurkan tangannya. "Nakajima Atsushi, panggil saja Atsushi, salam kenal. Kimi?" tanyanya yang sebelumnya memperkenalkan diri.

Tidak kunjung mendapat jabatan tangan dari lawannya, Atsushi, bocah kecil berambut abu–abu itu mengundurkan uluran tangannya, mendadak wajahnya yang tadi ceria kini berubah sedih dan kepala kecilnya menunduk.

Melihat reaksi sedih dari Atsushi, bocah berambut hitam tersebut menghela napas berat. "Akutagawa Ryunosuke." balasnya singkat.

Suasana mendadak sepi begitu Akutagawa, bocah berambut hitam itu memperkenalkan dirinya. Atsushi hanya menatap Akutagawa yang balik menatap dirinya.

"Jangan mati." ujar Akutagawa tiba–tiba berhasil membuat Atsushi yang melamun, bingung.

Rupanya tadi Akutagawa mengdengar semua keluhan Atsushi, tanpa sang pengeluh sadarin.

"Heh?"

Akutagawa yang melihat reaksi Atsushi lagi–lagi menghela napas berat. "Jika kau mati akan ada orang yang mengambil organ dalammu. Seperti jantung dan ginjal yang kemudian dijual lagi." jelas Akutagawa dengan raut wajah datarnya, lagi–lagi membuat Atsushi bingung, mendadak otaknya berhenti berpikir.

"A–apa?"

"Daerah sini, banyak orang dewasa yang seperti itu." tambah Akutagawa, mengabaikan tatapan bingung penuh penjelasan dari Atsushi.

"Kalau bukan organ dalam... Mungkin tubuhmu yang dijadikan pelampiasan nafsu, terlebih wajahmu manis dan imut."

Atsushi memiringkan kepalanya. "Pelampiasan nafsu? Apa itu?" tanya Atsushi semakin bingung dan rasa penasarannya semakin meningkat.

"Lupakan, kau masih anak kecil." kesal Akutagawa kemudian mendengkus.

Atsushi yang mengdengar ucapan Akutagawa mendadak ikutan kesal juga. "Hei! Umurku lima tahun. Kau juga anak kecil!" protes Atsushi sambil menunjuk–nunjuk Akutagawa dengan jari telunjuknya.

"Tujuh tahun, dan aku lebih tua dua tahun darimu." balas Akutagawa tidak mau mengalah.

"Tetap saja..., kau juga anak kecil!" balas balik Atsushi.

Akutagawa menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku bukan anak kecil. Anak kecil suka menangis dan kau termasuk didalamnya." jawabnya dengan raut datar tanpa ekspresi berhasil membuat Atsushi membungkam mulutnya.

"I–i–itu...," Atsushi terdiam, tampak berpikir serius, "itu karna aku lapar!" jawab Atsushi mantap, menatap serius Akutagawa.

"Bagiku..., kau anak kecil." balas Akutagawa lagi dengan raut datar miliknya.

"Seterah, Ryu–chan!" putus Atsushi, ia menyerah  berdebat dengan Akutagawa.

Akutagawa yang merasa tidak ada kewajiban lagi, kemudian membalikkan badannya dan ingin pergi meninggalkan Atsushi.

Namun, baru selangkah ia menggerakkan kakinya, lengannya ditarik oleh tangan Atsushi. "E–eh! Ryu–chan mau kemana?" tanya Atsushi panik.

"Pulang."

"A–aku ikut." cicit Atsushi dengan menundukkan kepalanya.

Akutagawa yang mengdengar suara cicitan Atusuhi, menaikkan alisnya yang nyaris tidak terlihat itu. "Tempat tinggalku jelek, kotor, gubuk dan banyak orang berbahaya. Masih mau ikut?" tanya Akutagawa yang menjelaskan kondisi rumahnya.

Dan Atsushi yang ditanya, langsung menganggukkan kepalanya tanpa berpikir panjang.

"Kenapa?"

"Aku tidak punya tempat tinggal. Aku juga gak punya teman..., ma–makanya akuinginikutryu!" jawab Atsushi dengan mempercepat ucapan diakhir kalimatnya.

"Boleh, ya?" tanya Atsushi kini menggenggam tangan milik Akutagawa sambil mengedipkan matanya beberapa kali.

Akutagawa yang tadi berpikir mendadak langsung menganggukkan kepalanya begitu melihat tatapan mata memelas dari Atsushi. 

"Yosh! Aku punya teman! Arigato, Ryu–chan." ujar Atsushi bersemangat dengan senyum yang lebar sampai membuat matanya tertutup.

Hari itu, ditemanin dengan pemandangan senja dibelakang tubuh Atsushi... Akutagawa merasa untuk pertama kalinya ia ingin melindungi orang asing selain dari adiknya.

"Aku suka rambutmu, unik, sama sepertimu."

"Hah?"

.
.
.
–End Prolog—
.
.
.

Hei :))
Ini karya pertamaku..., semoga suka (♡˙︶˙♡).
.
Kalau ada salah..., harap dikoreksi karna diriku still learn.
.
Jika kamu tertarik, tinggalkan jejak seperti komentar dan vote cerita ini..., serta tambahkan didaftar bacaan kamu kemudian follow akunku /plak
.
Mari ramaikan FFN AkuAtshu!
.
Sekian, see you next chapter and GBU! ↖(^ω^)↗

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 07, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hidden MemoryWhere stories live. Discover now