Chap 1

8.6K 265 22
                                    

Happy reading.
Thx votmen.

✖️✖️✖️

"... Dunia sesak sempit sengak pekak. Ulah nafsu kian mencuat tanpa batas. Mengiris akal lukai perasaan..."

Satu minggu berlalu. Plan menangis tiada henti. Seluruh tubuhnya penuh luka memar dan bagian rectum terasa sangat sakit bahkan untuk sekali gerak saja rasanya Plan tak sanggup.

Lelaki yang di ketahui bernama Mean Phiravich itu selalu memperkosanya setiap malam tiada henti. Plan sepertinya mengalami trauma berat.

Mean memperlakukan Plan seperti binatang tidak berperikemanusiaan. Beberapa minggu yang lalu kehidupan Plan masih berjalan dengan normal.

Hal terakhir yang Plan ingat adalah Plan bekerja tambahan di sebuah Cafe club malam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Plan bekerja keras siang malam. Plan ingin membantu Mae untuk meringankan biaya kuliah. Mae seorang Janda. Mae pekerja bawahan di salah satu perusahan terdekat di kota Chiang Mai.

Sampai datanglah malam itu. Malam dimana Plan bekerja hingga larut malam akhirnya tersadar Plan sudah didalam ruangan ini.

Plan mengangkat wajahnya ketika mendengar suara ketukan pintu kamar. Kemudian seorang perempuan paruh baya masuk mendorong nampan berisi makanan dan minuman juga buah-buahan pencuci mulut tepat di pinggir ranjang Plan yang terbaring tak berdaya.

Mean Phiravich bagai iblis turun dari neraka saat menyetubuhi tubuh Plan. Tidak memberikan nafas sedikitpun untuk beristirahat.

Namun di sisi lain Mean tetap memberikan makanan yang lezat dan juga tempat tidur yang empuk dan mewah.

Tapi tetap saja sama!

Ini seperti didalam jeruji penjara. Plan terkurung dan bahkan Mean akan memborgol tangan dan kaki juga menutup mulut Plan dengan Plaster jika Plan berusaha meronta dan berteriak.

Plan dengan tertatih turun dari ranjang. Mean sudah melepaskan borgol pada tangan dan kakinya.

Dengan susah payah Plan melangkahkan kaki nya. Selangkangan dan juga lubang rectum nya terasa sangat sakit.

Setitik air bening jatuh di pipi pucatnya. Plan rindu rumah, Plan rindu Mae. Mae tidak tahu yang sedang terjadi dengan Plan.

Yang Mae tahu Plan berada di Bangkok untuk belajar. Plan rasanya ingin mati saja.

Plan mengambil piring dan botol minuman kemudian meringkuk di tepi ranjang. Plan sudah tak sanggup lagi untuk melangkah tubuhnya sangat-sangat lemah dan sakit.

Plan terisak di sela-sela mengunyah makanan. Plan melahap makanannya dengan rakus Plan berpikir jika bisa makan banyak Plan bisa menyimpan kekuatannya untuk menyerang Mean balik.

* * *

Saat malam tiba Plan membenamkan wajah cantiknya pada batal. Rasa nyeri tubuhnya begitu menyakitkan. Mean benar-benar tidak merasa puas.

Nafsu iblisnya semakin hari semakin menggila.

Plan menangis, meronta dan berteriak mencoba untuk melawan. Tapi yang Plan dapat hanya tamparan pada wajah polosnya.

Bahkan tangan Plan seperti ingin patah. Tulang tangan rasanya mau retak Mean memutar tangan Plan hingga menimbulkan bunyi.

"Krak"

Tulang tangan Plan begitu lembut, meski Plan seorang lelaki tapi postur tubuhnya indah dan ramping. Kulit putih dan halus, gigi tertata rapi bibir tipis sedikit basah semakin membuat gairah Mean meningkat.

𝙻𝚄𝚂𝚃 𝙸𝚁𝙾𝙽 𝙱𝙰𝚁𝚂 (𝙴𝚗𝚍) 𝚂𝙴𝙱𝙰𝙶𝙸𝙰𝙽 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝚄𝙽𝙱𝚄𝙿 Where stories live. Discover now