Part 6

80.5K 9K 787
                                    

RENJUN meringis ketika melihat rupa Jaemin yang terkesan berantakan. Surai lelaki bermarga Na itu tidak tertata rapih, kantung mata yang menghitam dan jangan lupakan wajah pucat yang terkesan lelah. Renjun tidak tahu kenapa tampang Jaemin seperti itu, ia sudah bertanya dua hari yang lalu namun Jaemin tidak mau menjawab.

"Na, kau okay?" entah untuk yang ke berapa kali, Renjun kembali bertanya. Ia hanya ingin memastikan karena Jaemin terlihat tidak baik-baik saja.

Sudah tiga hari ini tingkah laku Jaemin sedikit aneh. Biasanya lelaki bermarga Na itu akan senang bila Renjun menginap, tapi tidak untuk tiga hari belakangan. Maksudnya, Renjun hanya ingin membantu bila memang Jaemin memiliki masalah. Tapi sahabat nya itu sama sekali tidak mengizinkan Renjun untuk menginap. Jaemin juga menolak ajakan dari Renjun agar menginap di rumah nya bila tidak nyaman tinggal sendiri.

"Ya.." Jaemin bergumam pelan sebelum duduk di samping Renjun dan menempelkan pipi pada meja; kedua kelopak matanya terpejam.

Setelah bertemu Jeno tiga hari yang lalu dan lelaki misterius itu mengatakan tentang persiapan. Hidup Jaemin berubah menjadi jauh lebih tidak tenang dari biasanya. Ia tidak tahu apa yang akan di lakukan Jeno nanti ketika mereka bertemu untuk yang kesekian kalinya.

Jeno bilang ia tidak akan pernah melepaskan Jaemin, dan Jaemin adalah miliknya.

Itu terlalu mengerikan. Sungguh, Jaemin tidak ingin bertemu dengan Jeno lagi. Setelah apa yang Jeno lakukan pada tubuhnya; hingga Jaemin tidak bisa bergerak sedikit pun. Jaemin jadi ketakutan setengah mati. Ia memang penasaran tentang mahluk apa sebenarnya lelaki bernama Jeno itu, karena Jaemin yakin seratus persen bila Jeno bukan lah manusia!

"Na, ada dosen.." Renjun menepuk pelan bahu Jaemin saat dosen masuk ke dalam kelas dan mulai menyapa.

"Aku ingin tidur.." bisik Jaemin pelan, ia menekuk kedua tangan di atas meja dan menelungkupkan wajah di sana.

Jaemin tidak bisa tertidur lelap ketika di apartemen karena takut bila Jeno akan datang tanpa sepengetahuannya. Seperti apa yang terjadi terakhir kali, Jeno datang secara tiba-tiba dan muncul di belakang tubuhnya.

Renjun menghela napas panjang dan mengeluarkan buku materi dari dalam tas. Ia tidak tahu apa yang di pikirkan oleh Jaemin, bertanya pun tidak ada guna nya bila Jaemin tidak mau bercerita. Tapi sepertinya lelaki bermarga Na itu memang membutuhkan istirahat.

Satu hal yang terlintas di dalam kepala Jaemin adalah sepupunya; Jaehyun. Mungkin nanti malam Jaemin bisa meminta Jaehyun agar mengunjungi apartemennya dan menginap. Kakak sepupunya itu pasti bisa melindungi Jaemin, kan? Jaehyun selalu menjaga Jaemin selama ini, jadi tidak masalah jika Jaemin meminta bantuan, kan?

***


Haechan mendesah keras dan menempelkan punggung pada punggung sofa. Ia bekerja tanpa henti selama tiga hari ini; mengumpulkan berkas serta mengatur rapat penting. Sungguh, selama ini Haechan selalu menggantikan Jeno di dalam rapat, ia mengurus semuanya seolah itu adalah kewajibannya. Padahal tidak, Jeno memiliki tanggung jawab besar di kantor serta sesuatu tentang kasus Jisung.

Jika Jeno bukan atasan nya, maka Haechan sudah menggunakan kekuatan untuk melumpuhkan Jeno. Sayangnya ia tidak bisa, mereka tidak berada di tingkatan yang sama. Jeno lebih unggul serta memiliki kekuatan lebih tinggi dari Haechan.


"Aku membutuhkan energi lebih," gumam Haechan pelan. Iris hitam nya menatap Jeno yang sedang tertidur di sofa panjang yang terletak di hadapannya. Lelaki berhidung mancung itu sudah menghabiskan empat gelas darah.

Limitless《Nomin》✔Where stories live. Discover now