2

13.5K 1.2K 20
                                    

Dokter Arkaan?!
Jantung Arty berdebar oleh bahagia dan harapan.
Dia berdiri terpaku di depan pintu yang tertutup bertanya-tanya apakah Dokter Arkaan ada di dalam sana.
Sejenak Arty seolah lupa pada nenek. Membayangkan bertemu dan bicara pada Dokter Arkaan yang sangat tampan.
Biasanya jika dia datang untuk memeriksa jantung nenek maka jantung Arty yang akan sakit karena kuatnya debarannya, Arty sempat takut kalau jantungnya akan seperti jantung nenek.
Itu sih dulu Sebelum Arty tahu kalau jantungnya yang berdebar itu artinya Arty sedang jatuh Cinta.

Dokter Arkaan membuat Arty yang berumur lima belas tahun akhirnya merasakan yang namanya Cinta pertama.
Arty menunggu jadwal kunjungan Dokter Arkaan yang hanya lima menit.
Arty selalu menunggu bunyi suara langkah kaki sang pujaan hati.
Bahkan Arty tahu Wangi harum yang berasal dari jas putih sang dokter berasal dari sabun cuci mahal, bukannya dari parfume.
Dari penampilannya pasti Arkaan anak orang kaya.

Arty menepuk pipinya yang terasa hangat lalu membekap wajahnya dengan kedua tangan saat merasa kalau pipinya memerah dan bibirnya tersenyum, lalu Mengusap nama sang dokter dengan jemarinya yang berujung merah jambu.
Pintu itu ternyata tidak tertutup. Ruangan ini gelap dan tak terdengar suara apapun di dalam sana.

Kalau Arty masuk untuk sekedar melihat barang-barang Dokter Arkaan, boleh kan?
Tapi Arty juga takut kalau ketahuan dan dituduh yang bukan-bukan, arty pasti malu sekali.
Tapi... Ini ruangan Dokter Arkaan.

setelah perdebatan panjang dengan dirinya sendiri Arty mendorong pintu perlahan sekali.
Gelap sekali hanya ada. sedikit sinar bulan yang masuk dari celah ventilasi tapi perlahan mata Arty bisa menyesuaikan diri.
Ini pertama kalinya Arty masuk ke suatu tempat tanpa izin pemiliknya.

Arty mengusap tapak tangannya yang basah ke roknya, membuat kunci yang ada di dalam sakunya berbunyi gemerincing hingga Arty kaget sendiri.

Setelah kembali hening, Arty mengendap-endap seperti pencuri difilm, menuju meja kerja sang Dokter.
Matanya menangkap sebuah pena yang tergeletak diatas meja, lucu sekali pena itu ada corak doraemonnya.
Arty kaget karena sang Dokter punya pena seperti itu tapi dia juga merasa kalau Dokter Arkaan manis sekali.

Bolehkah Arty mengambilnya?
Apakah harganya mahal?
Tapi sepertinya ini hanya pena biasa yang biasa dijual di toko.
Arty ingin punya sesuatu yang dimiliki Dokter Arkaan.
Seperti teman-temannya,
Mereka diam-diam mengambil barang kecil milik si cowok yang ditaksir, kata mereka sebagai pengingat akan sosok Cinta pertama
Kalau-kalau mereka tidak bertemu lagi setelah lulus nanti.
Arty yakin jika nenek sembuh dan mereka pulang atau Dokter Arkaan tidak bekerja lagi di sini, maka mereka takkan pernah lagi bertemu.
Arty mau punya sesuatu yang dipunya oleh Dokter Arkaan.
Sesuatu yang murah yang takkan membuat Dokter Arkaan merasa kehilangan ataupun merugi.

Ya Tuhan... Maafkan Arty.
Arty tahu Arty berdosa tapi ini takkan merugikan siapapun.
Arty janji Arty akan bertobat setelah ini.

Ragu-ragu Arty mengulurkan tangan mengambil pena tersebut, saat ada tangan lain yang terlur dan merenggutnya, Arty terpikik kaget berpegangan pada sudut meja mempertahankan diri tapi hasilnya dia nyaris jatuh tersungkur.
Lengan kokoh itu menarik pinggang Arty hingga selamat tak jadi menghantam meja.

Arty merasa lega hingga tanpa sadar dia mengucapkan terimakasih.
Namun sedetik kemudian dia sadar kalau dia tidak sendirian disini dan Arty mulai panik saat mengenali Wangi ini.
Apa yang Arty takutkan benar-benar terjadi.

"Maaf.. Maaf... Saya tidak tahu..." bisik Arty yang sudah mau menangis karena takut akan dibawa ke ruang keamanan.

"Kau baik-baik saja"
Suara Dokter Arkaan yang berbisik berat dan pelan ditelinganya membuat Arty meremang dan kaku seketika. Ditambah lagi tangan si Dokter yang awalnya memeluk pinggang Arty dari belakang kini mulai merayap ke atas.
Tangan sang Dokter berhenti saat menemukan payudara Arty yang baru mekar.

Arty tersentak dan mencoba melepaskan diri.
"Dokter apa yang anda lakukan?"
Pekiknya tertahan.

Jemari dokter Arkaan meremas gundukan milik Arty yang kenyal dan padat.

"Lepaskan" bisik Arty dengan suara bergetar oleh tangis.

"Aku butuh pelepasan, rasanya sesak sekali. Tadi kau yang merayuku lalu meninggalkanku begitu saja"
Desah Dokter Arkaan serak hingga Arty tahu kalau Dokter Arkaan sedang tidak bisa berpikir, seperti orang-orang yang suka duduk di warung sambil minum tuak.

Namun ini rumah sakit, pasti tidak diperboleh minum alcohol di sini.
Apakah Dokter Arkaan contoh Dokter nakal yang hanya kelihatan baik di luarnya saja?

Arty mencoba menarik tangan dokter Arkaan yang mulai masuk ke dalam kaos lusuh yang dipakainya.

"Jangan jual mahal.
Tadi kau sendiri yang merayuku.
Aku tahu kalian semua para perawat selalu membicarakanku, menginginkan aku melakukan ini. Anggap saja ini salam perpisahan kita, karena beberapa hari lagi aku akan pergi dari sini "
Kata lirih dan berat dokter Arkaan yang tangannya sudah masuk makin jauh ke balik bra Arty.

Dokter Arkaan mungkin berpikir kalau Arty salah satu dari sekumpulan staf rumah sakit yang naksir padanya
Arty memang lumayan tinggi untuk anak-anak seusianya tapi bentuk tubuhnya masih seperti anak-anak.

"Jika aku pergi kau bisa berbangga karena kau berhasil tidur denganku. Itukan tujuan awalmu?"
Sambung sang dokter yang kini mengusapkan Puncak hidungnya ke leher samping Arty.

Mendengar Dokter Arkaan bilang kalau dia akan pergi dari sini membuat hati Arty langsung patah jadi dua. Dia merasa lemas.

Dokter Arkaan tadi bilang kalau ini akan jadi hal yang akan Arty kenang seumur, jadi kenapa Arty tidak membiarkan saja apa yang ingin dilakukan dokter Arkaan padanya.

Arty sih lumayan tahu apa yang terjadi pada perempuan dan laki-laki saat mereka berduaan saja.
Teman-teman Arty cerita kalau ciuman dan remasan itu sangat menyenangkan.
Dulu Arty malu, takut dan jijik membayang jika ada laki-laki yang menciumnya. tapi kalau Dokter Arkaan yang melakukannya Arty tidak keberatan malah penasaran.
Saat ini Dokter Arkaan terus meraba badan Arty di semua tempat.
Napas sang dokter berat dan hangat seperti sedang kehausan dan kepanasan.

Kaki Dokter Arkaan agak goyah mungkin karena itu dia menarik Arty saat dia memutuskan duduk di kursi kerjanya dan membuat Arty duduk mengangkanginya.

"Aku janji kau akan menyukai dan tidak akan pernah melupakannya. Kerjaku selalu memuaskan" bisik sang Dokter sebelum bibirnya melumat bibir Arty yang lembut bagai kelopak bunga dengan cara kasar.

Awalnya Arty kaget dan mencoba menghindar secara reflek.
Dokter Arkaan menahannya hingga Arty mulai menikmatinya.
Arty merasa kalau dia adalah kekasih sang dokter. Karena saat ini dia sedang melakukan apa yang biasa dilakukan orang yang sedang pacaran.

Tentu saja Arty yang masih remaja tanggung tidak tahu kalau setelah ciuman dan remasan ada hal lain yang akan terjadi, sesuatu yang tak pernah Arty bayangkan.
Sesuatu yang akan membuat hidupnya kacau balau setelahnya.
Sesuatu yang membuatnya menyesali pertemuannya Dokter Arkaan.
Sesuatu yang membuatnya bersumpah untuk menjauhi makhluk hidup yang bernama laki-laki.

************************************
(05112019) PYK.

(Repost) PENGUASA HATI                             (Waffi's family # 2)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora