Sulli menatap dengan takjub bangunan yang ada di hadapannya, rumah yang sangat megah dan berkelas, tembok pembatas pengganti pagar beridiri kokoh, halaman yang sangat luas dan bahkan di depan pintu utama berdiri dua orang pria berbadan kekar dengan setelan serba hitam yang Sulli yakini mereka adalah petugas kemanan yang menjaga rumah itu.
"selamat datang di rumahku" ucap Minho.
"kau masih ingat, kan?! Bagaimana kita harus bersikap dihadapan mereka?! " Sambungnya,kembali mengingatkan Sulli sebelum mereka benar-benar masuk.
Sulli hanya menganggukan kepala sebagai respon dari ucapan Minho. Tentu saja dia masih ingat mengenai hal-hal yang sudah mereka bicarakan sebelumnya, tapi Sulli tak bisa menyembunyikan ka gugupannya.
Bisakah dia melakukan perannya dengan baik?
Sulli terkejut saat Minho secara tiba-tiba memegang tangannya dan menuntunnya agar memeluk lengan laki-laki itu.
"tak perlu tegang, aku akan selalu disampingmu, kau cukup bersikap manis dan banyak tersenyum. Mudah, bukan?! "
" iya, baiklah " sahut Sulli.
" kalo begitu, Ayo kita masuk"
Sulli secara refleks mengeratkan pelukannya pada lengan Minho, itu terjadi di luar kesadarannya karena rasa gugup yang semakin dirasakannya. Meskipun ini hanya acara makan malam, tapi Sulli merasa gugup karena status nya sudah berbeda ditambah lagi ada orang lain yang untuk pertama kali akan ditemui nya.
Dengan saling bergandengan, kedua Sejoli itu masuk kedalam rumah megah milik keluarga Minho, kedatangan mereka disambut olah para pelayan yang bekerja disana, mereka digiring menuju ruang keluarga, Sulli sempat heran karena tidak menemukan siapapun disana sebelum akhirnya si pelayan memberi tahukan bahwa Nyonya besar pemilik rumah akan segera turun dan menemui mereka.
"ya!" Minho menarik lengan Sulli yang hendak mengambil duduk agak jauh dari tempatnya.
"kita ini suami istri"
Dan setelah peringatan itu Sulli langsung mendekat dan mendaratkan bokongnya tepat di sebelah suaminya, tentunya dengan menyisakan sedikit jarak diantara mereka.
Sejujurnya, Minho pun tak ingin bila harus terlalu dekat dengan Sulli, aroma vanilla yang menguar dari tubuh istrinya membuatnya harus sering menahan nafas. Minho sangat menyukai bau ini, aroma lembut, manis dan menggoda yang mampu dengan cepat membangkitkan gairahnya.
Tentunya, ini akan menjadi malam yang sulit bagi Minho.
"akhirnya kalian datang juga"
Suara halus seorang wanita menghentikan kagiatan bisik-bisik diantara Sulli dan Minho. Ahn Jaerim, ibu kandung Minho menuruni unggakan tangga dengan langkah yang anggun, gaun berwarna gold nampak cocok membungkus badannya yang masih terlihat langsing meski usianya sudah tidak muda lagi. Sulli dan Minho langsung berdiri dan membungkuk, memberikan hormat kepada orang tua, yang langsung dibalas dengan pelukan hangat untuk Sulli.
"kami minta maaf karena baru sempat berkunjung" ujar Sulli dengan suara penuh penyesalan, membuat orang tua mereka mau tak mau hanya bisa memaklumi nya.
"aku terlalu menekan Minho, dia pasti sangat sibuk, aku minta maaf jika itu membuat waktunya bersamamu tersita "
Kali ini, Ayah Minho yang berbicara. Sulli tak menangkap keangjuhan dalam suaranya, tak seperti yang diceritakan Minho sebelumnya, sebaliknya ayah mertuanya tampak hangat dan penuh kasih.
" ya, kau terlalu membebani Minho, mereka bahkan belum sempat berbulan madu " celetuk ibu mertuanya, membuat Sulli tak tau harus menjawab apa, dia hanya tersenyum canggung.
" tanpa bulan madu pun kita bisa segera memberikan eomma cucu " canda Minho, dia melirik wanita disebalahnya dan mengecup pipinya yang semakin memerah.
********
Lima belas menit kemudian, ketika mereka sudah berada di ruang makan, seorang pelayan memberitahukan kedatangan tamu yang sedari tadi sudah ditunngu, dan masuk lah sepasang muda mudi yang langsung dipeluk hangat oleh Choi Minsik. Sulli melirik Minho ketika adegan itu berlangsung, ada raut tidak suka di wajah tampan suaminya, dan Sulli tahu kenapa, ayah mertuanya tak sehangat itu ketika menyambut kedatangan Minho, beliau hanya menyambut sewajarnya, tanpa ada pelukan hanga, dan untuk yang satu ini, Sulli tak tau alasan dibalik perbedaan sikap itu.
" hai bro, it's been a long time "
Pria berambut pirang itu menyapa Minho yang ditanggapi dingin oleh nya. Sementara gadis cantik menyapanya dengan sebuah senyuman malu-malu.
" Sulli-ya, ini Taemin dan gadis cantik ini Taerin, mereka adalah bagian keluarga kita yang tinggal di luar negeri"
Taemin mengamati wanita dengan gaun motif bunga yang sedang tersenyum ramah kepadanya,
" Sulli? " Tanya Taemin.
" Choi Sulli?! " ulang nya lagi. Taemin semakin menyelidik wanita yang berdiri di sebrangnya, ada keraguan tergurat di parasnya yang lelah. Jika benar dia Choi Sulli berarti...
" aah, oppa. Taemin oppa?!" Senyum Sulli semakin merekah ketika menyadari bahwa pria berambut pirang itu adalah Taemin.
Tidak. Mereka tidak pernah terlibat sesuatu di masalalu, mereka juga bukan teman lama yang lama tak berjumpa, mereka hanya bertemu beberapa kali. Ya, saat itu Sulli menjadi brides maid dan Taemin sebagai good Man yang membawa cincin di pernikahan Krystal dan Kai, mereka bertemu di altar dan entah siapa yang memulai, saat itu mereka sempat mengobrol setelah pemberkatan pernikahan selesai dan menjadi sedikit lebih akrab dipertrmuan mereka selanjutnya.
" aku tidak menyangka, kau dinikahi saudaraku "
Pelipis Minho bertemu, dia berusaha mencerna kejadian yang ada. Sulli dan Taemin saling mengenal?! Dimana? Bagaimana bisa? Minho tiba-tiba merasa tidak suka dengan suasan akrab antara Taemin dan istrinya.
Setelah makan malam itu selesai, mereka mengobrol santai, Taerin banyak bercerita tentang kehidupan nya di Swiss sana, dia juga mengatakan alasan kenapa ibunya tidak ikut berkunjung, gadis cantik itu akan menetap di Korea bersama kakak Taemin, karena Taerin memilih untuk mulai kuliah disalah satu universitas disana.
Minho terlihat tidak tertarik dengan obrolan mereka, dia sibuk dengan ponselnya sendiri, membuat Sulli sedikit kesal karena ketika Taemin atau Taerin bertanya tentang mereka, Sulli harus mengarang cerita seadanya.
" sudah larut, kita harus pulang " ujar Minho yang sudh berdiri dari duduknya yang otomatis diikuti oleh istrinya.
" menginaplah disni " ujar ibu mereka.
" tidak, lain kali saja, aku ingin segera memberikan cucu untuk eomma " minho merangkul pinggang Sulli dengan posesif, seolah ingin menunjukan kepemilikannya.
***
" kenapa buru-buru pulang? " tanya Sulli yang sudah duduk disebelah kursi pengemudi.
" sudah kubilang, kita hanya akan datang, makan lalu pulang. Kenapa? Kecewa karena tak bisa bernostalgia dengan pria itu? "
Eh?! Kenapa Minho mengatakan hal itu? Siapa yang bernostalgia? Dia hanya saling menyapa dengan Taemin, setelah nya Sulli lebih banyak mendengarkan obrolan mereka.
" Sulli, ku ingatkan sekali lagi, Jangan dekat-dekat dengan pria bernama Taemin itu "
ESTÁS LEYENDO
Part time Husband
Fanfiction" Mari kita buat semuanya sederhana, menjadi suami-istri hanya untuk waktu tertentu saja."
