Kesan Pertama Sanu

5 0 0
                                    

Sanu adalah seorang pelatih musik di sebuah sekolah menengah pertama di Rembang, umurnya masih tujuh belas tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sanu adalah seorang pelatih musik di sebuah sekolah menengah pertama di Rembang, umurnya masih tujuh belas tahun. Dia memang belum melanjutkan SMA. Setiap hari senin ketika semua murid SMP pulang dia segera menuju ruang musik sekolah itu.
Bu Rubi : " Ayo anak-anak, langsung ambil bagian yang kalian inginkan saja ya " kata Bu Rubi memberi instruksi
Bu Rubi adalah pembina seni musik. Murid-murid yang mengikuti kegiatan seni musik itupun menentukan posisi masing-masing.
Una mengambil vokal
Koko mengambil vokal
Memen mengambil gitar
Doni mengambil drum
Musa mengambil bass
Kisan mengambil ritem
Dini mengikuti kelas musik itu tapi ia hanya berniat menemani Una sahabatnya
Sanu : " istirahat dulu yok, kita sholat dulu "
Sanu, menghentikan latihan. Beberapa dari mereka menuju mushola dan beberapa tetap berada di ruangan untuk latihan
Dini yang melamun langsung melihat Sanu ketika mendengar ucapan Sanu. Dalam hati Dini begitu kagum
*
Perjalanan pulang
Dini : " Mas Sanu keren ya mbak "
Una : " maksudnya ? " Tanya Una yg biasa dipanggil Dini dengan sebutan mbak meski satu angkatan dan satu umuran.
Dini : " Mas Sanu hebat, walaupun sibuk dia galupa sholat "
Una : " iya Din, jarang banget laki-laki kaya gitu "
Dini : " minggu depan aku temenin lagi ya mbak "
Una : " mau nemenin apa mau liat.........?! " Tanya Una meledek
Dini : " hehe. Udah mbak aku turun sini aja, bye.."
Mereka sudah sampai perempatan desa. Dini langsung turun dari boncengan sepede Una dengan agak berlari dan berjalan kaki menuju rumahnya. Rumah Una berada di dekat perempatan jalan besar desa mereka. Sedangkan rumah Dini dari perempatan masih masuk lumayan jauh.
*
Hari jum'at pagi
Absen untuk kelas seni musik hari senin diedarkan, Dini mengisi namanya. Dia tidak sabar menunggu kelas itu.
Una : " tadi ngisi absen kelas musik ga ? "
Dini : " iya ngisi " jawab Dini sambil senyum-senyum
Una : " hmm. Roman2nya. Aku salamin besok kalo ketemu deh "
Dini : " aa.. jangan. Gamau ah. Aku gamau ikut kalo gitu. Gamau nemenin kamu lg " ancam Dini ngambek
Una : " ha-ha-ha. Enggak.... Ga kog. Gitu aja ngambek. Yauda jangan lupa nanti sore pramuka. Aku tunggu "
Dini : " hm "
Jum'at sore jam setengah tiga Dini lari terburu-buru dari rumahnya menuju jalan raya, entah apa yg dilakukan sampai dia lupa.
Dini tidak memiliki sepeda, beberapa minggu terakhir dia membonceng Una. Tapi sore ini dia telat. Una sudah jauh, meski Dini terus memanggil tapi Una semakin tidak terlihat.
Dini mencari tumpangan motor orang yang lewat. Ia terlambat dan tidak berani bergabung dalam kegiatan.
Una : " loh Dini. Kamu di sini, aku galiat kamu tadi "
Dini : " mbak, udah buruan balik yuk. "
Una : " kamu telat ya ? "
Dini : " iya. Aku liat kamu pas berangkat tapi kamu uda jauh "
Una : " kamu ngapain aja cb sampe telat ? "
Dini : " ih gatau. Aku liat jam udah setengah tiga "
Una : " banyak bengong.... Ngalamun.... Mikirin ya "
Dini : " apaan si mbak.. enggak "
Una : " emang apaan ? Hah ? "
Dini : " heh ? Hehe. Engga mbak enggakk.... "
Una : " hala uda ngaku aja. Besok senin uda ketemu. Ya "
Dini cuma senyum.
Dia memang memikirkan Sanu. Tapi dia tidak tau entah karna memikirkan Sanu yang bikin dia telat atau bukan.
*
Keesokan hari, sabtu.
Beberapa siswa yang tidak mengikuti pramuka dipanggil satu persatu. Termasuk Dini. Meski ia hadir tapi tetap dianggap tidak hadir. Dia mendapat hukuman lari mengelilingi lapangan upacara sepuluh kali.
Una : " semangat ya Dini....... Besok senin uda ketemu Kak Sanu kog " ledek Una sambil menyemangati Dini yang tengah lari mengelilingi lapangan
Dini tersenyum meski juga kesal.
*
Hari minggu, menunggu hari esok.

Jawaban CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang