Prakata (251019)

184 20 2
                                    

Ceritanya, aku sudah tiga tahun hiatus karena writer block (dan sedang digampar dunia nyata habis-habisan), tahun lalu aku sudah janji untuk kembali menulis di sini paling lambat 2019 tapi 2020 sudah melambai-lambai dan aku masih leha-leha. HAHAHAHA.

Makanya, jadilah cerita yang satu ini—yang bahkan aku ragu apakah isinya bercerita—sebagai semacam terapi. Isi per babnya tidak akan sepanjang tulisan-tulisanku biasanya, mungkin. Update-nya random, kalau setan-setan di kepalaku sudah terlampau berisik sampai aku tidak tahan. Daripada menumpuk tidak jelas di draft, aku putuskan untuk mempublikasikannya di sini. Siapa tahu bisa dinikmati. (♡˙︶˙♡)

⚠ ⚠ ⚠

Sebelum membaca,
mohon dilihat dulu tag-nya, ya.

⚠ ⚠ ⚠

Aku akan memberi trigger warning di awal bab apabila bahasan beberapa tag yang kulampirkan nantinya semakin berat. Tapi bila tag yang kupakai bisa menjadi pemicu, atau memang tidak nyaman membaca cerita semacam itu, ada baiknya tidak usah dilanjutkan. Stay safe, Kawan-kawan. ♡

Sudah, segitu saja.

Dadah~

Adempauze [ON HOLD]Where stories live. Discover now