Forget 'Bout This!

Start from the beginning
                                    

Jisoo membenarkan posisi selimut Jennie, kemudian ia buru-buru melangkah pergi karena suara bel yg beberapa kali ditekan oleh seseorang, ia takut suara bel itu akan mengganggu tidur gadis kesayangannya itu. Ia mengintip dari lubang yg ada di pintu, memastikan siapa yg datang, setelah mengetahui bahwa yg mengetuk pintu adalah si kurir makanan, Jisoo segera membukakannya pintu dan mengambil makanan itu.

Sembari menunggu Jennie bangun, Jisoo menata meja makan se rapi mungkin agar enak dilihat ketika Jennie bangun nanti, ia menambahkan sebuah lilin ditengah meja makan, membuatnya semakin manis.

Ditempat lain di sebuah rumah mewah, seorang laki-laki sedang memarahi beberapa anak buahnya karena kerja mereka tidak becus. Semua anaknya buahnya terdiam, tidak ada yg berani melawan ataupun membela diri meskipun mereka memiliki alasan agar mereka tidak disalahkan.

"Apa kalian tidak bisa bekerja dengan benar sekali saja?!". Bentak seorang laki-laki itu.

"Sialll!". Lanjut orang itu.

BUAGHHH!

Lelaki itu melayangkan pukulannya pada salah satu dari mereka. Orag yg terkena pukulan itu langsung jatuh tersungkur sambil memegangi perutnya. Lelaki itu mengusap kasar wajah dan rambutnya, sebelum akhirnya ia menatap tajam pada satu-persatu dari anak buahnya.

"Ini kesempatan terakhir kalian! Kalau kalian masih gagal, aku tidak akan segan-segan memusnahkan kalian semua!!!".

Setelah berkata seperti itu, ia pergi menaiki Rubicorn putihnya, ia mengendarai membabi buta sepanjang perjalanan menuju kantornya.

"Tunggu aku sayang, kau akan segera kembali dalam pelukanku dan kita akan bahagia selamanya tanpa ada yg bisa mengganggu ataupun memisahkan kita lagi". Ucap lelaki itu sambil memandang foto gadis cantik yg ia pajang di dashboard mobilnya.
Entah kenapa ia benar-benar terobsesi untuk mendapatkan gadis yg fotonya ia pajang dimobilnya itu, rasanya seperti ia takkan bisa hidup tanpa gadis itu.

Sesampainya ia dikantor, ia segera membuka laci mejanya, ia mengambil bungkusan kecil dan menghirupnya sejenak, aromanya membuat lelaki itu ingin mengkonsumsinya, tapi ia menggeleng sambil tersenyum jahat. Ia menelepon anak buahnya dan menyuruhnya untuk segera masuk ke ruangannya.

Tok tok tok!

"Masuk". Ucap lelaki itu memberi izin.

"Apa tugas saya hari ini tuan?". Ucap seorang anak buah lelaki itu.

"Untukmu, Pastikan gadis itu selalu dalam pengawasanmu, jika ia sudah berada di sebuah bar, letakkan ini dikantongnya". Lelaki itu memberi tugas pada salah satu anak buahnya.

"Dan kau! Laporkan dia pada polisi, jika kau diminta menjadi saksi, cukup jelaskan saja apa adanya bahwa ia memang sedang bertransaksi". Ucap lelaki itu memberikan tugas terakhir pada anak buahnya yg terakhir.

"Baik tuan". Ucap kedua lelaki yg menjadi anak buahnya.

"Ingat, jangan sampai kalian membocorkan identitas selain diri kalian sendiri jika kalian gagal melakukan tugas ini, jika kalian berani membuka mulut kalian, aku tidak akan menyelamatkan kalian". Tambah si boss mengancam mereka.

Mereka berdua mengangguk paham kemudial meninggalkan ruangan si boss dengan hati yg tak tenang. Ini memang bukan pertama kalinya bagi mereka untuk melakukan hal semacam ini, ini sudah menjadi pekerjaan mereka selama bertahun-tahun, tapi tugas kali ini benar-benar harus berhasil, karena jika tidak, mereka harus ditahan dan menunggu bossnya untuk menyelamatkan mereka, kemudian membawa mereka pulang dan menghajarnya habis-habisan.

Apartemen Jennie, 11.47 a.m.

Jennie baru saja bangun, ia merasakan kepalanya sangat sakit dan mual pada perutnya. Ia berusaha berjalan meskipun masih sangat lemas, ia harus segera ke kamar mandi untuk memuntahkan apa yg ada di dalam perutnya.
Tapi tiba-tiba Jennie benar-benar lemas dan hampir terjatuh, beruntung Jisoo menahannya agar tidak terjatuh.

The Queens of Scandals (COMPLETE✔️) Where stories live. Discover now