Library Date

1K 108 38
                                    

"JOON? Hei?" Sudah ketiga kalinya Kim Seokjin menggoyangkan telapak tangan di hadapan wajah Kim Namjoon. Namun kekasihnya ini seperti sedang tidak ada di tempatnya, pandangannya kosong dengan bahu yang menegang. Sudah seminggu. Dan Seokjin bukanlah lelaki yang penyabar.

"Kim Namjoon." Dengan itulah―nada tegas, dingin, dan formal―lelaki bernama Namjoon dapat kembali memfokuskan penglihatannya pada pria di hadapannya, kakak kelasnya. Kekasihnya.

"E-eh? Ya, Kak?"

"Tsk. Kau melamun lagi. Ada masalah apa sebenarnya, hmm?" Kim Seokjin menutup laptopnya sembarangan lalu menggenggam telapak tangan lawan bicaranya. Ia mengusapkan ibu jarinya perlahan, mengindikasikan jika ia mampu mendengarkan apa saja yang akan lelakinya katakan.

"Ah, uhm. Maaf, Kak. Tidak ada apa-apa. Aku hanya kelelahan. Tugas studio drained me well." Namjoon meringis sambil menarik tangannya yang sedang digenggam Seokjin dengan gestur tergesa. Ia menggaruk kepala belakangnya kikuk. Kim Seokjin masih menatapnya dalam diam. Namjoon tidak suka itu. Tatapan Seokjin yang menelanjanginya itu terlalu mengintimidasi. Ia tidak nyaman.

"Aku pamit ke studio ya, Kak. Akan melanjutkan tugasku di sana. Permisi." Tanpa menoleh pada wajah Seokjin yang masih terlalu kaget, Kim Namjoon membereskan seluruh peralatan tulisnya dari atas meja mereka berdua lalu membungkuk memberi hormat selayaknya junior pada senior kampus. Setelahnya, Seokjin hanya dapat melihat punggung lelaki jangkung kesayangannya semakin mengecil dan hilang dari pandangan dengan langkah cepatnya.

Permisi.

'PERMISI' KATANYA!?

Kim Seokjin menggebrak meja sambil mendengus keras yang tanpa sadar membuat beberapa pengunjung perpustakaan kampusnya menoleh kepadanya. Ia lalu segera membungkukkan badan sambil menggerakkan bibirnya dengan permintaan maaf berulang pada orang-orang di sekelilingnya.

***

MIN Yoongi menjadi korban pertama Kim Seokjin kali ini.

"Setelah seminggu dia sulit dihubungi di chat, dia meninggalkanku di tengah library date kita sambil membungkukkan tubuhnya di hadapanku dan pamit dengan bilang 'permisi', Yoon, bayangkan! PERMISI!" Ujarnya sambil menggusak rambutnya kalut dengan tangan kanannya, dan menenggak soju langsung dari botolnya di tangan kirinya.

"Mmhhh..." makhluk yang meletakkan kepalanya di atas paha Yoongi menggeliat tak nyaman. Kemungkinan besar ia terkena efek dari suara Kim Seokjin yang melengking dan menggema ke seluruh dinding ruang tengah apartemen Yoongi yang tak begitu luas.

"Sshhh, it's okay, Little Birdie, I'm here... Kak Jin, chillax, okay?" desis Yoongi tajam sambil mendelik. Satu lengannya kembali bergerak mengusap puncak kepala dan sisi tubuh kekasihnya yang baru bisa terlelap setelah menyelesaikan deadline tugas dari dosennya.

"Urghh, I want to cuddle Namjoon too! Can I borrow Jiminie tonight, Yoon, pretty please?" Ujar Seokjin sambil memasang wajah imut seperti marmut yang membuat Yoongi semakin mendelik. Dengan sekuat tenaga ia melemparkan bantal sofa ke arah Seokjin di pantry yang tak jauh dari tempatnya duduk.

"Kau yang tidak becus berkomunikasi dengan kekasihmu lalu kau mau mengambil kekasih orang, begitu? Mimpimu!" Yang diomeli hanya terkikik geli. Sambil memeluk bantal sofa yang tadi dilemparkan padanya, Seokjin kembali mengerang merana,

"Mom, I miss Namjoon... Please ask him to marry meee..."

"Oh dear God..."

Min Yoongi yakin, malamnya kini akan dihabiskan dengan pahanya yang keram, dan telinganya yang panas. Ia yakin itu.

Library DateOnde as histórias ganham vida. Descobre agora