BAGIAN 4

1.1K 41 0
                                    

Rangga tampak duduk merenung di depan api anggun kecil yang sengaja dibuatnya untuk mengusir hawa dingin yang menerpa kulit tubuhnya. Tidak jauh darinya, burung rajawali raksasa meringkuk menghangatkan tubuh dekat api unggun itu juga. Rangga sudah tidak tahu lagi, apa yang harus dilakukannya. Segala daya dan upaya telah dilakukannya untuk mencari gadis yang sangat dicintainya itu, tapi sampai kini belum juga berhasil ditemukannya.
"Rangga...," tiba-tiba terdengar suara lirih memanggilnya.
Rangga langsung tersentak dan segera menoleh ke arah burung rajawali raksasa di sampingnya. Tapi burung itu sedang tertidur dengan kepala tersembunyi di balik sayapnya. Sementara di sekelilingnya tidak tampak seorang pun! Tapi suara tadi jelas sekali terdengar di telinganya.
"Rangga...," terdengar lagi suara halus itu.
"Siapa kau? Tunjukkan dirimu!" suara Rangga terdengar sedikit berbisik. Dia tahu, mendengar dari nada suaranya, makhluk yang memanggilnya bukanlah makhluk yang jahat.
"Lihatlah ke samping kirimu, aku ada di situ." Betapa terkejutnya Rangga begitu dia memalingkan kepalanya ke kiri! Sampai sampai dia terlonjak sedikit dari duduknya. Tampak seekor ular hitam sebesar lengan sedang melingkar di atas batu. Belum juga hilang rasa terkejutnya, tiba-tiba dari tubuh ular itu mengepul asap tipis, yang semakin lama semakin menggumpal tebal. Perlahan-lahan asap itu kemudian menipis. Kini di atas batu itu tampak duduk seorang wanita cantik dengan mengenakan pakaian hitam yang tipis, sehingga membentuk tubuhnya yang indah dalam siraman cahaya api unggun.
"Oh, kau.... Dewi Naga Hitam...?" Rangga segera mengenali wanita cantik jelmaan dari ular hitam tadi.
"Rupanya kau hanya mengenali diriku, kalau ujudku seperti ini, Rangga," kata wanita itu.
"Maafkan, aku memang lupa," Rangga mengakui terus terang.
Dewi Naga Hitam hanya tersenyum tipis dengan kejujuran Pendekar Rajawali Sakti itu. Dan dia bisa memaklumi, karena sekarang ini Rangga sedang kacau pikirannya. Lagipula sudah sangat lama mereka tidak pernah saling jumpa lagi, setelah Rangga meninggalkan jurang tempat bangsa ular bersemayam. (Untuk lebih
jelas, bacalah serial Pendekar Rajawali Sakti dalam kisah: Asmara Maut).
"Aku tahu kalau kau sedang dalam kesulitan, tapi tidak baik sampai melupakan sahabat. Bukankah kau bisa meminta bantuanku, atau yang lain?" kata Dewi Naga Hitam.
"Aku malu mengatakannya, Dewi Naga Hitam," Rangga mengakui.
"Kenapa harus malu? Tanpa kau ceritakan pun, kami semua sudah tahu persoalanmu. Jiwamu sudah terpahat di hati bangsa kami."
"Terima kasih. Kau memang baik sekali, Dewi Naga Hitam," puji Rangga.
"Sudahlah. Aku tahu, kau membutuhkan bantuanku, kan?" Dewi Naga Hitam menebak.
"Ya...," desah Rangga terus terang.
"Gadismu tidak akan kau temukan dalam satu tempat saja, Rangga. Dia selalu berpindah-pindah, meskipun masih dalam satu wilayah, yaitu di sekitar Hutan Jati Jarak ini," kata Dewi Naga Hitam.
"Lantas, di mana aku bisa menemukannya?" tanya Rangga berharap.
"Tadi, sebelum gelap aku telah melihatnya di dekat sungai kecil. Tapi sekarang aku tidak tahu, apakah dia masih berada di sana, atau sudah pergi," kata Dewi Naga Hitam memberitahu.
"Kalau ternyata dia sudah tidak berada di sana lagi, ke mana aku harus mencarinya lagi?" tanya Rangga sedikit mengeluh.
"Jangan putus asa, Rangga. Aku akan membantumu dengan memerintahkan seluruh ular-ular yang ada di sini, untuk memberitahumu kalau mereka melihat gadis itu. Tapi..., bagaimana caranya menghubungimu?"
Rangga berpikir sebentar. Dia memang mencari Pandan Wangi dari atas dengan menggunakan burung rajawali raksasa, dan hal itu tentunya sulit untuk kelancaran komunikasi.
"Baiklah, aku akan mencarinya lewat darat saja. Tapi malam ini aku tidak ingin rajawali pulang. Terbang malam hari terlalu berbahaya."
"Kau lupa, Rangga? Dia bukan burung biasa! Tidak ada masalah baginya untuk terbang dalam keadaan apa pun juga!"
"Khraghk...!"
Rangga langsung menoleh mendengar suara burung raksasa itu. Tampak burung itu berdiri sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, seolah-olah dia mengerti, apa yang telah dikatakan oleh Dewi Naga Hitam.
"Maafkan aku, Rajawali," kata Rangga sambil mengelus-elus kepala burung raksasa itu.
"Arghk!"
Burung raksasa itu lalu menggosok-gosokkan kepalanya ke tubuh Rangga. Kembali burung itu seperti mengisyaratkan sesuatu kepada Rangga.
"Oh, terima kasih. Kau akan tetap mencari dari atas, sedangkan aku dan Dewi Naga Hitam mencari dari bawah," kata Rangga bisa membaca arti pandangan burung raksasa itu.
"Arghk!"
"Ayo, Dewi Naga Hitam. Rajawali mengajak kita ke goa itu," kata Rangga mengajak.
Tanpa menunggu jawaban lagi, Rangga langsung melompat ke punggung burung raksasa itu. Sedangkan Dewi Naga Hitam masih belum beranjak dari duduknya. Sejenak Rangga memandang wanita cantik jelmaan ular hitam itu
"Aku akan berada di sana nanti," kata Dewi Naga Hitam mengerti arti pandangan Rangga.
"Kenapa tidak sama-sama saja?"
"Tidak, aku tidak tahan dengan ketinggian."
"Kalau begitu, baiklah. Kita bisa bertemu lagi di sungai dekat goa itu," Rangga mengalah.
Kemudian Rangga segera memerintahkan rajawali raksasa itu untuk terbang. Dengan beberapa kali kepak saja, burung itu sudah melesat ke angkasa.

17. Pendekar Rajawali Sakti : Perawan Rimba TengkorakWhere stories live. Discover now