Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
❤️-Those who cry in silent
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
"Apa maksud kamu!?" Teriak tuan Lee sampai menampar pipi anaknya sendiri.
Jinhyuk hanya memegang pipinya yang panas dan memerah "Aku sudah punya anak."
Satu tamparan lagi mendarat di pipinya "Anak apaan kamu!? Nggak pernah kasih tau ke mama papa! Gagal semua wasiat nenek! Kamu bukan keluarga kita lagi."
"Pah, udah pah." Nyonya Lee berusaha menenangkan tuan Lee sebisa mungkin, walau dia tahu usahanya akan gagal.
"Iya pah, maaf Wei salah semuanya. Wei nggak pernah kasih tau ke kalian. Wei udah punya anak dari 6 tahun yang lalu, Wei bahkan sempet gamau tanggung jawab. Tapi Wei pengen ngurusin anak itu lagi." Jinhyuk mencurahkan semuanya kepada mereka.
Byungchan menjatuhkan air matanya, cukup berat baginya untuk mendengar semua itu.
Anak? Nikah? What the heck? Byungchan binggung dengan semuanya.
"Kenapa kamu nggak pernah kasih tau ke kita!?"
"Karena aku tahu kalian nggak akan pernah setuju. Aku kasian sama calon istriku kalau aku tinggalin dia sama anaknya, udah 6 tahun aku tinggalin mereka. Aku pengen jadi ayah yang baik buat anakku juga pa. Papa juga kan sangat merindukan cucu, dia cucu papa juga."
"TAPI DIA ANAK HARAM, KAU BRENGSEK!"
Kesabaran Jinhyuk untuk menjelaskan semuanya sudah tidak bisa ditahan lagi "MASIH MENDING AKU MAU TANGGUNG JAWAB, DENGAR YA! AKU TIDAK AKAN MENINGGALKAN ANAKKU!"
Jinhyuk segera pergi meninggalkan mereka semua yang masih teralur suasana, dia memasuki kamar lamanya kemudian masuk dengan membanting pintu.
Byungchan juga sama, kecewa luka dan sedihnya sudah mencapai batasnya. Byungchan segera masuk ke kamarnya, mengunci pintunya rapat-rapat.
