bab 2

123K 3.9K 95
                                    

Gadis itu mendekat!

Oh demi dewa-dewi yang ada di Yunani pada zaman dahulu kala atau pun fosil dinosaurus, sekali lagi Rome tekankan, gadis itu mendekat! Sontak saja ini membuat pupil matanya melebar dan seolah-olah gadis itu datang bersamaan dengan serbuan angin topan di belakangnya. Membawa kerusuhan dan huru-hara. Kaki Rome terhuyung hingga ia mundur beberapa langkah, tidak peduli dengan bagaimana ekspresinya ia hanya kaget. Bahkan sangat kaget! Dan ia tahu gadis itu tak kalah kaget, hanya saja cukup beruntung penutup wajah itu menyaRyanan mimik wajahnya.

Pasalnya, pertemuan mereka yang sebelumnya selalu berakhir ricuh dan rusuh. Kejadiannya sekitar setahun yang lalu, di mana Rome dan dia tidak sengaja berada di pesta dan berdansa bersama. Tentu bukan hanya mereka berdua saja yang ada di sana, hanya saja entah bagaimana ceritanya Rome berhadapan dengan gadis itu, lalu mereka bergerak mengikuti alunan musik keras. Keduanya sama-sama mabuk, dan Rome kira akan baik-baik saja saat ia dengan kurang ajarnya meraba paha gadis itu. Menelusupkan tangannya ke dalam rok, karena alkohol membuatnya panas, terangsang.

Namun, yang tidak pernah Rome duga adalah respons darinya. Gadis itu menendangnya, kemudian berteriak dan memakinya sangat keras di lantai dansa klub malam.

“Heh, bajingan!”

Kedua adalah, saat mereka berebut privat room yang hanya tersisa satu di John House bar. Saat itu dengan polosnya Rome menerobos masuk duluan tanpa menyelesaikan perdebatan dan administrasi mereka, dan tidak perlu menunggu lama bagi Rome untuk mendapat serangan bertubi-tubi dari gadis itu. Ia ditarik, dijambak bahkan dicekik lalu ditendang dan diteriaki dengan lantang,

“Dasar banci! Brengsek! Harusnya kau mengijinkan para gadis yang masuk lebih dulu! Pria mesum, tak tahu malu!!”

Ketiga adalah ketika taruhan konyol berlangsung dengan para member dan teman-teman di klub Queen Marandela. Minho Shinee—penyanyi asal Korea bilang, jika yang terkuat minum alkohol malam itu, maka akan dapat surprise luar biasa darinya. Ting! Keluarlah Rome sebagai pemenang dan dihadiahi seorang gadis untuk one night stand. Tebak apa yang terjadi! Jangankan one night stand, begitu bertatapan saja mereka langsung saling meneriaki dengan norak, apalagi gadis itu keburu mem-blacklist Rome dari kepalanya. Jadi, setelah saling mengumpat Rome didamprat habis oleh tas kulit buaya milik Marry lalu ditinggal begitu saja.

Pertemuan keempat, kelima, keenam, ketujuh, dan seterusnya. Selalu di klub malam dan seolah Rome dan Marry ini memang setan yang ditakdirkan. Setan dan setan bertemu di rumah setan—klub malam. Mereka bertengkar, saling mencekik, menjambak dan mengumpat. Anehnya, sekarang mereka malah bertemu di tempat seperti ini. Dengan konsep seperti ini, dan keadaan secanggung ini. Oh, demi apa pun juga Rome lebih baik mati dari pada dekat dengannya.

Hari ini sama buruknya bagi Rome dengan jika suatu saat di hari akhir nanti Tuhan mengharuskan dirinya masuk dan dihukum di neraka. Ini sama buruknya dengan itu, karena neraka sedang berjalan mendekat kepadanya! Oh, astaga. Gadis itu penuh kekerasan, dan Rome takut dirinya terluka lagi oleh kebangsatan-nya.

Well, Rome tidak takut, tapi bagaimana bisa ia melawan seorang perempuan? Membalas pukulannya? Pria macam apa itu?
Tak terasa di penghujung jalan tempatnya berpijak, Marry telah sampai. Rome mati-matian tersenyum dengan bibir bergetar, terlalu terkejut bahkan nyaris pingsan. Rasanya bibir Rome sangat amat berat dan kaku, seperti ratusan ton baja dan batu menggantung di bibirnya.

Host 1 : “Oh.. God.. lihat itu lihat, wajah Rome nampak sangat gugup. Ia tidak pernah terlihat segugup ini.”

Host 2 : “Woah, tentu saja gugup, lihat pengantin perempuannya, pretty! Omg, cantik sekali Marry, sangat memesona!”

Got MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang