BAB 13 PELINDUNG

10.7K 2.9K 207
                                    

Aku merasa malu sebenarnya, tapi merasa seperti seorang putri. Diperlakukan dengan begitu sayang oleh Pak Atma. Aku benar-benar tidak menyangka dia akan datang ke kos, bahkan menjagaku dengan ijin kepada ibu kos. Lalu ada Mas Serkan dan juga mbak Jenny yang menengokku. Maka akhirnya aku menuruti usul Mas Serkan yang akan membawaku ke rumahnya keluarga Pak Atma. 

Pak Atma akhirnya menyimpan motornya di dalam kamar kosku. Lalu kami berempat masuk ke dalam mobil Mas Serkan. Di dalam mobil, Mbak Jenny yang selalu bercerita kepadaku, membuat suasana jadi lebih mencair. Tapi sesekali Pak Atma menoleh ke belakang. Dia hanya diam saja, tapi aku tahu dia mengecekku.

Sampai di rumah, tante Sofia sudah menyambutku. Beliau malah menyuruhku segera tidur di dalam kamar tamu. Pak Atma memang langsung menghilang seperti biasanya. Tante Sofia membuatkanku susu hangat dan menyuruhku meminumnya sampai habis. Lalu aku ditinggal sendiri untuk tidur. Tubuhku terasa begitu nyaman dan akhirnya terlelap.

 Tapi saat aku terbangun, aku terkejut mendapati Pak Atma sudah duduk di kursi yang ada di seberang tempat tidur. Entah ini sudah pukul berapa.

Pintu kamar terbuka, dan terdengar suara beberapa orang bicara dari ruang tamu.

"Sudah lebih baik?"

Pak Atma melangkah mendekatiku, dia berdiri menjulang di depanku. Aku menganggukkan kepala dan berusaha untuk duduk. Pak Atma kini menarik kursi yang tadi didudukinya mendekat ke arah kasur. Dia menghela nafas lalu menyugar rambutnya.

"Jo.."

Panggilannya itu membuat aku langsung menatapnya.

"Ya pak."

Pak Atma kembali menghela nafas, lalu dengan sedikit ragu menatapku.

"Aku akan menikahimu."

Tentu saja aku mengernyit, maksudnya? Kan memang kita akan menikah, tapi kenapa dia mengatakan hal itu lagi?

"Sekarang."

Ucapannya itulah yang membuatku paham. Mataku melebar, "Maksud bapak malam ini?"

Dia menganggukkan kepala. "Nikah agama dulu."

Deg

Jantungku berdegup kencang. Benarkah ini? Tapi kenapa? Bukankah pernikahan juga akan segera datang?

Sebelum aku sempat bertanya lagi, ibu dan tante Sofia masuk ke dalam kamar. Aku makin terkejut karena ada ibu di sini.

"Jo udah bangun ya?"
Ibu mendekatiku, Tante Sofia kini berdiri di samping Pak Atma dan merangkul bahunya.

"Ibu,  loh kok ada di sini?"

Ibu tersenyum dan duduk di sampingku. 

"Ibu memang ke sini sama bapak kamu, ada Romeo juga di sana. Eh udah dikasih tahu Jo nya  belum?"

Ibu menoleh ke arah Pak Atma yang langsung menganggukkan kepala,

"Nah berarti kamu setuju kan? Nikah agama dulu, biar kalian terhindar dari dosa."

Aku menatap ibu, Pak Atma dan tante Sofia yang menunggu jawabanku. 

"Malam ini?"
Ucapanku itu membuat Pak Atma beranjak berdiri "Malam ini."

Aku kembali menatapnya, dan entah kenapa aku langsung menganggukkan kepala. 

"Alhamdulilah."

Suara ibu, dan tante Sofia saling bersahutan, sedangkan aku menatap Pak Atma yang tiba-tiba tersenyum tapi sangat tipis. Dia benar tersenyum?

****** 

Secepat rencana itu terucap, secepat itu pula terlaksana. Aku tidak menyangka Pak Atma sudah mempersiapkan semuanya. Ada seorang ustaz yang menikahkan kami, dan juga ada saksi dari keluargaku yang diwakilkan oleh Pakde Harsa dan Pakde Roni, Pak Rt di desa ku dan tetangga sebelah rumah. Aku benar-benar tidak menyangka hal ini.

I LOVE YOU , MR. ICEWhere stories live. Discover now