Lawan-lawan Draco Malfoy

584 81 14
                                    

Pegawai rumah lelang di bagian VIP memakai topeng setengah wajah berwarna putih demi mempertahankan "profesionalitas" (atau hanya sekedar gaya). Melihatku mendekat, dua orang bertopeng yang berdiri tegap di dua sisi pintu memegang kenopnya dan membukakan pintu untukku. Kueratkan genggamanku pada tongkat berkepala ular warisan dad seraya berjalan masuk. Lalu berpasang-pasang mata seperti biasa melirik ke arah seorang putra Malfoy yang terakhir dan satu-satunya, yang juga telah melakukan banyak hal yang membuat dirinya menjadi sorot perhatian. Pria tua ataupun muda menghampiriku dan berbincang-bincang sedikit, hal-hal yang tak penting, setelah itu kulanjutkan langkah ke tempat Blaise menungguku.

Akan tetapi, berbicara tentang tempat yang dihadiri oleh kalangan elit ini, tentu saja seseorang yang menjengkelkan juga akan hadir. Dia tak akan mau ketinggalan acara-acara penting seperti ini. Terlebih status keluarganya cukup menjamin untuk dia termasuk seorang penyihir pureblood yang menonjol.

Dan aku, Draco Malfoy, tidak akan memutar jalan hanya untuk menghindarinya.

"Mr. Malfoy?" Ia meledek dari ujung matanya, "kupikir menikah dengan wanita yang menjunjung tinggi kebajikan seperti Hermione Granger akan membuatmu berubah. Tapi siapa yang menyangka kami akan melihatmu di sini? Apalagi mengingat benda istimewa yang menjadi ajang utama malam ini. Apa istrimu tahu kedatanganmu ke sini, Mr. Malfoy?"

Rambut berombak sehitam arang membingkai wajah seorang pria yang berusia 2 tahun lebih tua dariku. Arnold Nibelfaer Selwyn, dikelilingi oleh beberapa pria sebaya yang berasal dari keluarga pureblood terkemuka, menyambutku dengan sarkasmenya.

Aku mengutuknya di dalam hati sementara wajahku memandangnya tenang dan dingin. Banyak orang yang memberiku bergunung-gunung masalah. Arnold Selwyn adalah salah satunya. Pria yang akan mewarisi seluruh kekayaan keluarga Selwyn ini sebenarnya  tidak hanya didukung oleh keluarga Selwyn semata, tapi juga keluarga Laxley. Karena pernikahan kedua orangtuanya merupakan pernikahan politik, Selwyn-Laxley. Kedua keluarga ini  menjadi lawan yang cukup tangguh kalau mereka berkerja sama.

Terhadap orang ini.....terhadap makhluk bajingan ini, aku harus berhati-hati mengambil langkah.

Aku tertawa. "Lama tak berjumpa tapi Anda makin pandai berkelakar, Mr. Selwyn. Keluarga Malfoy sudah sering menghadiri lelang ini hingga bisa dibilang kami melakukannya sebagai bagian dari tradisi. Istri saya masih beradaptasi dengan lingkungan baru, dia akan segera mengerti dan terbiasa nantinya."

"Hm." Sudut bibir Arnold Selwyn berkedut tipis namun sorot matanya tajam. Sudah kuduga, dia masih menyimpan dendam. "Ngomong-ngomong, aku mendengar banyak kejadian tak mengenakkan akhir-akhir ini. Kau harus menjaga istrimu yang masih polos itu dengan baik. Kami semua menyukai Mrs. Malfoy dan prestasinya, akan sangat disayangkan jika kehilangan wanita brilian sepertinya."

Dingin mencekam. Listrik-listrik statis seolah bertabrakan dari kedua mata kami. Aku sangat tidak mengapresiasi ancaman terselubung itu di nasihatnya. 4 orang pria muda yang duduk di samping Arnold Selwyn lebih tahu untuk tidak menunjukkan reaksi atas perkataan teman mereka itu. Aku mungkin lebih muda dari mereka, tapi keluarga Malfoy tidak bisa dipandang sebelah mata.

Kurapatkan rahangku dan menyunggingkan senyum palsu. "Akan saya pikirkan kata-kata Anda, Mr. Selwyn," kataku, "Ah. Sebenarnya saya masih ingin berbicara dengan Anda tapi teman saya sudah menunggu. Saya permisi, gentlemen."

"Tch."

Apa dia berniat membuat keributan di tengah-tengah kumpulan penyihir berpengaruh yang hadir di ruangan ini? Mendecih dalam jarak pendengaranku. Sungguh kekanak-kanakan. Ingin kupelintir lehernya.

Blaise yang sedari tadi memerhatikan dari jauh, ketika kuhampiri, meletakkan tangannya di pundakku. Menepuknya dua kali dengan pelan. Ada pesan yang tak terucapkan di mata emas madunya yang menatapku penuh arti.

Mencintai Istriku Sepenuh HatiWhere stories live. Discover now