Aku memejamkan mata karena tak ingin mual dan mereka memakluminya. Kurasakan tekanan darahku diperiksa lalu dinginnya stetoskop menyentuh dada dan perutku.

"Sejak kapan gejala yang anda alami ini terjadi Nyonya?"
"Tadi siang suster...aku merasa mual saat terbangun dari tidurku"

Kurasakan sentuhan tangannya di perut bawahku.

"Kapan terakhir anda menstruasi Nyonya?"
"Harusnya minggu kemarin suster...kenapa?"
"Besar kemungkinan anda tengah mengandung

Aku terkejut mendengar kalimat perawat itu. Bagaimana mungkin aku hamil bila aku rutin meminum pil pencegah kehamilanku? Aku memang menggunakan pil sebagai pencegah kehamilanku dan kami bertiga sama sama tidak pernah membahasnya.

"Kita tes urine dulu untuk memastikannya Nyonya..anda bisa berjalan sendiri?"
"Emmm aku tidak tahu...aku takut untuk membuka mataku..."
"Perlu saya panggil suami anda?"

Aku mengangguk membiarkan mereka beranggapan aku sudah menikah dan dalam sekejab kedua pria frustasi itu masuk dan menanyaiku dengan berbagai pertanyaan yang makin membuat aku pusing.

"Diamlah Al...Frans... Bantu aku ke kamar mandi"

Frans menggendongku ke kamar mandi karena Alex masih mencecar banyak pertanyaan pada perawat yang menanganiku. Menghirup aroma tubuh Frans membuat mualku menghilang. Aku mencoba membuka mata dan merasa aneh karena aku tak merasakan mual itu lagi. Dengan cepat aku menampung urineku dan melakukan prosedur seperti yang tertera pada kemasan test pack yang disediakan pihak rumah sakit. Aku terlalu fokus pada aktivitasku sampai tak menyadari sikap Frans yang menatapku takjub.

"Kau hamil Baby?"

Aku terkejut dan menatap ke arah Frans yang tampak berkaca kaca. Dia berlutut di depanku yang tengah duduk di closed. Dia tak memperdulikan bagian lutut celana bahan yang dia kenakannya menjadi kotor saat meraih jemariku dan menciuminya dengan lembut. Dia lalu mengambil test pack yang kucelupkan ke urine ku. Dengan gerakan pasti dia mencucinya dan melihat hasilnya. Dia menatapku intens lalu mengecup keningku dengan penuh perasaan.

"Terima kasih Baby...kau akan membuatku menjadi ayah"
"Ap..apa maksudmu Frans? Bagaimana bisa?"
"Ssstt...nanti kita bahas di apartemen...sekarang kita keluar dulu sebelum Alex ikutan masuk dan membuat keributan"

Aku terlalu kaget menerima kenyataan yang ada saat Frans menggendongku lagi dan menyerahkan hasilnya ke suster yang sudah menunggu.  Frans membaringkanku di brankar dan membiarkan Alex menggantikannya. Aku tak memghiraukan tatapan aneh para petugas di IGD melihat interaksi kami karena masih tak percaya dengan semua yang tengah terjadi.

"Ehm... Selamat Tuan...Istri anda hamil..."

Kulihat Alex terkejut dan mengambil test pack dari tangan suster yang menanganiku. Dia menatap dua garis merah di test pack dengan berkaca kaca dan menatapku dengan penuh cinta. Dia mengecup keningku dengan sayang dan berbalik ke arah Frans yang berekspresi sama dengannya. Mereka berpelukan membuat semua yang ada di ruangan itu menatap kami aneh. Alex dengan cepat menguasai keadaan sekitar kami yang mulai aneh. Dia tersenyum kearah semua perawat yang ada.

"Aku dan istriku sudah lama menantikan kehadiran buah hati kami...dan pria ini adalah sahabat kami dan dia pasti juga merasakan betapa kami bahagia dengan kabar ini"

TrapWhere stories live. Discover now