Aku mengabaikannya dan mengalihkan perhatianku darinya.

"Aku alergi bila berjauhan denganmu... Ohhh menjijikkan"

Aku terkejut mendengar dia mengulangi kata kata Frans tadi. Dia menyeringai sinis dan memperlihatkan rekaman kemesraan kami tadi.

"Apa tanggapan Alex kalau tahu kekasihnya ada main dengan sahabatnya"
"Apa maksudmu Karin?!!"
"Kau benar benar jalang murahan Vero...pantas saja sekarang penampilanmu begitu glamour...kau memperolehnya dengan membuka kakimu pada setiap lelaki kaya ya?"
"Jaga bicaramu Nona"

Kami sama sama terkejut mendengar suara Frans yang begitu dingin. Kami mengalihkan tatapan kami ke arah Frans yang kulihat menahan emosi. Dia melangkah ke arah kami dan menempatkan tubuhku di balik punggungnya.

"Aku tidak akan mengampuni siapapun yang menghinanya seperti yang barusan kau katakan"
"Oh ya?"

Aku menahan lengan Frans yang hendak maju melakukan sesuatu pada Karin. Dia menoleh padaku dan melihat tatap memohonku. Dia menyugar rambutnya dan kembali mengalihkan tatapannya ke arah Karin.

"Sekali lagi kau mengusiknya..."
"Kenapa kau marah kalau kalian tidak selingkuh...tapi kalian serasi...yang satu jalang yang satu pengkhianat"
"Kau....!!"

Aku menarik Frans yang hendak menerjang Karin. Tubuhnya menegang karena marah dan dengan lembut ku usap lengannya.

"Ayo pulang Frans..."

Frans menuruti perkataanku dan meminta petugas supermarket membawakan belanjaan kami. Aku masih mendengar Karin mengataiku jalang murahan tapi kuabaikan. Frans memaki dan memukul setir mobil menyalurkan kemarahannya. Kuelus lengannya menenangkan emosinya. Dia mendesah frustasi dan menatapku intens.

Tanpa berkata apapun lagi dia melajukan mobilnya meninggalkan pelataran parkir super market itu. Kubiarkan dia menggenggam tanganku dan mengecupnya sesekali sementara kami sama sama terdiam. Alex terlihat menunggu kami di pelataran parkir apartemen dan merengkuhku dalam dekapannya.

Tanpa berkata apapun lagi dia membawaku masuk lift setelah meminta petugas parkir membawakan barang belanjaan kami. Kami berempat diam menunggu lift membawa kami ke pintu masuk apartemen. Alex membiarkan petugas menaruh belanjaan kami di meja dapur dan memberi tips seperti biasa.

Begitu kami hanya tinggal bertiga Alex langsung memelukku dan mengeratkan dekapannya membuat aku sesak.

"Al...sesak"
"Kau baik baik saja kan Sweety?"
"Tidak kalau kau masih memelukku seperti ini"

Dia menjauhkan tubuh kami...di tangkupnya wajahku dan ditatapnya mataku seolah mencoba menyelami pikiranku. Aku tersenyum dan menoleh pada Frans yang sejak tadi diam sambil menatap pemandangan kota dari kaca apartemen yang mengarah keluar. Alex mencium keningku dan membiarkanku mendekati Frans. Kupeluk tubuhnya dari belakang membuat dia tertegun sejenak lalu meraih tanganku dan menempelkannya ke dadanya. Dapat kurasakan detak jantungnya yang berdebar kencang. Ku cium punggungnya membuat dia menghela nafas pelan.

Kurasakan bahuku disentuh Alex dan dengan lembut dia mengecup belakang kepalaku. Aku menarik tubuh Frans menghadap padaku. Kulihat emosi masih berkecamuk dimatanya. Kucium sudut bibirnya lalu kusandarkan punggungku ke dada bidang Alex. Frans mengelus pipiku dengan buku jarinya dengan lembut.

"Maafkan aku Baby..."
"Aku baik baik saja"
"Tapi perempuan sialan itu menghinamu dan aku tidak terima"

Aku mengajak mereka duduk disofa. Aku duduk ditengah membuat mereka sama sama bisa mengecup sisi kepalaku. Kutatap Alex kugenggam tangannya lalu ku cium dengan penuh perasaan.

"Al...apa kau marah bila aku mulai mencintai Frans?"
"Tentu tidak Sweety...aku dan Frans sudah berjanji untuk berbagi cinta"

Lalu tatapanku berganti dan hal sama kulakukan pada Frans. Kulihat binar takjub diwajahnya menerima perlakuanku. Dia balas mengecup punggung tanganku dan menatapku intens.

TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang