Anak kecil tadi hanya menunduk tanpa menjawab dan mungkin ketakutan.
Gun yang tidak menerima jawaban dari anak tersebut langsung mengajak Off untuk membantu mencari Orang tua anak tadi.
Dengan malas Off menuruti ajakan Gun, karena sesungguhnya Off tidak terlalu suka berurusan dengan orang lain.
Setelah beberapa saat mereka mencari akhirnya mereka menemukan orangtua anak tersebut.
Setelah itu Gun dan Off kembali bersepeda yang akhirnya Gun gagal mendapatkan es krim.

"Papiii." ucap Gun spontan.

"Oiih kenapa malah jadi kamu yang mengucapkan itu." protes Off

"itu terdengar lucu dan cocok padamu." ucap Gun dengan cengiran mengejeknya.

"Papiii, papii, papii." Gun terus mengucapkan itu seakan-akan itu adalah kata yang paling menyenangkan untuknya. Off hanya melirik Gun dengan maas dan masa bodo dengan tingkah Gun.
Gun sering menggoda Off dengan memepetkan sepedanya kerah Off yang membuat Off jatuh.

"BRUK.."

Gun yang jahil, alhasil malah dia sendiri yang jatuh. Off yang melihat langsung menyetandart kan sepedanya dan membantu Gun bangun.

"Tuh kan lututmu berdarah, makanya jangan jahil." ucap Off sambil meniup-niup lutut Gun.

"Maaf." balas Gun dengan mata berkaca-kaca tanda ingin menangis karena tahu sendiri kalau Gun itu anak yang manja dan tidak pernah kesakitan.

"Hei kenapa malah menangis. ini cuma luka ringan."

"Tapi sakit Phi."

"Oiiih, yasudah sini aku gendong. Kau manja sekali."

"Gun minta maaf sudah merepotkan Phi Off." ucap Gun dengan menunduk.

"Sudahlah tak apa, cepat naik ke punggungku."

Gun dengan perlahan naik ke punggung Off dan Off mencoba meminta tolong orang untuk nembantu mengembalikan sepedanya ke tempat penyewaan, untung saja masih ada yang mau menolong dia.

"kita langsung pulang saja ya" ucap Off.

"Iya Phi. Maaf ya Gun merepotkan Phi."

"Oih , sudah kubilang itu tidak masalah. Lagipula tadi kan kecelakaan. yang terpenting jangan menangis lagi."

Gun hanya menunduk di bahu Off

Beruntung mobil Off tidak jauh dari tempat Gun tadi jatuh jadi Off tidak teralalu mengorbankan punggungnya untuk Gun. Meskipun Gun kecil, bukan berarti Gun itu ringan.

Setelah masuk mobil. Off segera menyalakan mobilnya dan menuju kerumah Gun. Ditengah jalan, ponsel Off berbunyi dan Off tersenyum setelah menatap layar handphone nya.

"Gun, maaf ya nanti aku tidak bisa membopongmu sampai kedalam rumah, karena aku ada urusan yang mendadak."

"Iya tidak apa-apa Phi."

Setelah mengantar Gun hanya sampai depan gerbang, Off langsung melajukan mobilnya tanpa peduli dengan Gun yang berjalan dengan susah payah karena lututnya yang perih.

.

Off segera memarkirkan mobilnya disaalah satu Hotel yang juga termasuk rekan bisnis keluarganya.

Setelah sampai disana Off segera menuju kamar yang di kirimkan lewat ponselnya tadi.

"Honey." sapa Off dengan senyum lebar saat melihat wanit berambut sebahu sedang duduk di salah satu sisi ranjang dengan hanya memakai handuk menutupi dadanya, mungkin baru saja selesai mandi.

"Aku dengar kau sedang dekat dengan sesorang di kampus." tanya wanita tadi dengan ponsel di tangannya.

"Aku tidak dengan siapa-siapa honey." jawab Off dengan berjalan mendekati kekasihnya.

"Lalu ini apa? Apa kau sekarang berubah menjadi Gay karena jarang bertemu dengan ku?" ucap kekasih Off.

"Mook sayang, itu hanya mainanku. aku hanya ingin membalaskan dendam Tay kepada New melalui dia karena dia adalah adik New. Kau tau sendiri kan bagaimana cerita Tay dan New. New sangat menyayangi adiknya itu, makanya aku membalasnya melalui adiknya. Lagi pula mana mungkin aku menjadi Gay jika kekasihku ini semakin sexy setiap kita bertemu. Kau percaya padaku kan? Aku tidak mungkin berpaling darimu meskipun kita jarang bertemu." jawab Off sambil memeluk mook.   (aku gak rela loh nulis ini. nulis sendiri, nyesek sendiri 😌)

"Baiklah. Aku percaya padamu."

"So. Do you miss me honey?" ucap Off sangat lembut ditelinga mook.

Tanpa menunggu mook menjawab, Off sudah mencium bibir mook tanpa ampun. Mook membalas ciuman Off dengan tak kalah brutal.

"eeumhh". desahan kecil kekuar dari sela-sela ciuman mereka.

Mook benggantungkan tangannya di leher Off dan mereka berciuman cukup lama.
Semakin lama ciuman Off semakin kebawah menuju rahang dan kemudian leher mook. Mook mengangkat lehernya yang semakin membuat Off bebas menjajah leher mook.

Tangan Off tidak mau ketinggalan dan segera menuju gumpalan yang ada di dada mook.

"Aahh." desahan mook saat tangan Off semakin liar di gumpalan dadanya.

Off yang semakin bernafsu segera menarik handuk yang dipakai mook dan menampilkan tubuh telanjang mook yang akan menjadi mangsa Off sebentar lagi.
Tanpa aba-aba Off mendorong mook untuk berada di bawah kungkungannya. Off menatap mook dengan tatapan penuh nafsu dan

A ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang