Aurora's home

499 44 24
                                    

Comment juga dong, jangan vote aja. Ayokkk biar seru, xixi.

WARNING!!!!!
Di bawah umur, gue ga tanggung jawab ya!😋

oOo

“Sebelum kalian keluar dari lingkungan kampus ini, saya minta kalian untuk sama-sama menjaga kebersihan lingkungan kita dengan cara memungut setiap sampah yang kalian temui saat jalan keluar kampus. Bukan tanpa alasan saya menyuruh kalian, tapi untuk kebaikan warga kampus juga. Bisa dimengerti?”

“Mengerti kak”

“Terimakasih.. doa saya pimpin, kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, berdoa dipersilahkan.”

“Selesai, silahkan membubarkan diri. Dan terimakasih untuk hari kedua ini”

Ezra turun dari atas podium, ia memang sering ditugaskan untuk berbicara di depan calon-calon mahasiswa baru ini menggantikan Aiden dan wakilnya yang kadang terlalu sibuk dengan urusan lainnya. Poin plusnya juga karena Ezra berbicara sangat tegas dan penuh penekanan. Mampu membuat orang mengumpulkan titik fokus mereka pada ketua BEM psikologi ini.

Rora mencebikkan bibirnya, tampak sedikit keberatan karena tidak ingin membawa sedikit tumpukan sampah plastik yang kini ada di tangannya.

No need to bring them,” Ezra mengambil alih sampah plastik yang ada di tangan Rora. Rora terperanjat kecil lalu mendengus.

“Tadikan kakak yang suruh,” ucapnya seraya menepuk kedua tangannya, membersihkannya debu dari sampah tadi.

“Ga berlaku buat lo,” jawab Ezra sambil melangkah kearah tempat sampah

Let's go home” ucap Ezra tanpa memperdulikan Rora yang sedang mengontrol jantungnya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat dari seharusnya. Rora mengulum senyumnya, jatuh pada pesona kakak tingkatnya. Ini, Rora salah ga sih?

oOo

Rora mengikuti Ezra turun ke parkiran mobil. Ia berusaha sekuat mungkin untuk tidak terbuai dengan wangi maskulin yang dikeluarkan cewek didepannya ini. Cewek, tapi maskulin abis!

Ezra menekan tombol yang akan membawanya menuju basement.

Lift terbuka. Ezra menoleh, menarik tangan Rora, menggenggamnya erat dan berjalan menuju mobilnya. Persetan dengan tatapan keheranan dari mahasiswa-mahasiswi di kampusnya.

Nafas Rora tercekat, ini Rora kenapa? Apa ada yang salah? Ga mungkin, kan, dia suka sama Ezra? Walau harus Rora akui dari hari pertama dia sangat kagum dengan Ezra, cewek yang memiliki wajah tampan, sikap dingin dan cool ini.

“Mau sampe kapan pegang tangan gue dan bengong gitu?” Ezra membangunkan lamunannya. Rora terkesiap

“Eh, hehe." Rora menggaruk pelipisnya.

"Hah.. what? Ini.. mobil kakak?” Rora membelalakan matanya tidak percaya saat melihat mobil pick up putih di depan matanya.

Itu pick up buat angkut properti kampus anjir, batin Ezra

“Bengong mulu si lo. Ngaco.. nih,” Ezra menunjuk mobilnya dengan dagu.

Sebuah mobil Porsche Panamera D250 HP Edition Triptonic S, mobil dengan type Panamera termahal ini sukses membuat Rora terbelalak membuka mulutnya lebar-lebar, anak kuliah macam apa yang bisa memakai mobil mewah hanya untuk datang ke kampusnya.

Rora masih terkesima bahkan ketika Ezra membukakan pintu untuknya.

“Laler masuk, keselek, mati lo. Hurry up, don’t wasting time,

EzRoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang