Bab 3. Isteri Pangeran Mahkota

Comenzar desde el principio
                                    

Saba dengan sigap menuangkan teh ke dalam dua cangkir untuk kedua Selir Pangeran Mahkota itu.

"Silahkan di minum, Selir," titah Putri Carrissa ramah.

Namun jika di perhatikan, manik hijau itu berkilat sinis pada kedua Selir Pangeran Mahkota yang sering membuatnya emosi itu.

Mereka meminumnya perlahan lalu meletakan kembali cangkir teh itu ke meja di hadapan mereka.

"Jadi ... Apa yang salah dari perkataan Pelayan pribadiku, para Selir?" tanya Putri Carrissa sopan.

"Kami akui---Anda memang cantik." ucap Selir Sita. Putri Carrissa tersenyum puas. "Tapi tak secantik Putri Anye," tambahnya membuat senyum di wajah Putri Carrissa hilang entah kemana.

"Selain cantik---perangai Putri Anye juga sangat baik," timpal Selir Maham memprovokasi.

"Tentu. Wajar saja jika Pangeran Mahkota begitu menyukai Putri Anye," balas Selir Sita seolah Putri Carrissa tidak ada.

"Ya. Yang aku dengar---Pangeran Mahkota sering menghabiskan malam bersama Selir Anye," tambah Selir Maham sembari memegang selendangnya dengan gerakan menggoda.

Putri Carrissa mengepalkan tangannya emosi di samping tubuhnya. Sedangkan Saba menatap sinis kedua Selir itu.

"Kau tahu, Selir Maham?" tanya Selir Sita. Selir Maham menggeleng. "Aku sering melihat banyak tanda di tubuh Selir Anye," tambahnya sembari melirik Putri Carrissa sekilas.

"Kau benar, Selir Sita. Mungkin karena tubuh Selir Anye lebih nikmat daripada tubuh isterinya---sehingga Pangeran Mahkota menjadikan Selir Anye sebagai Selir kesayangannya,"

"Hahaha..."

Kedua Selir itu menoleh cepat---menatap bingung Putri Carrissa yang tengah tergelak pelan.

Menyudahi tawa anggunnya, Putri Carrissa duduk dengan menumpukan satu kakinya di atas kakinya---duduk anggun sembari balas menatap kedua Selir itu secara bergantian dengan tatapan merendahkan yang terlihat jelas dari manik hijaunya.

"Aku setuju---jika Selir Anye menjadi Selir kesayangan suamiku," ucap Putri Carrissa menekankan kata 'Selir' sembari tersenyum mengejek.

Selir Maham dan Selir Sita menatapnya tak suka.

"Tetapi ... Di hadapan alam semesta---akulah isteri sah Pangeran Mahkota. Hanya aku," ucap Putri Carrissa angkuh.

Kedua Selir itu berdiri sembari balas menyorot Putri Carrissa dengan sorot mengejek.

"Masamu sebagai isteri sah Pangeran Mahkota akan berakhir saat Pangeran Mahkota menemukan Permaisurinya, Putri Carrissa," balas Selir Sita penuh penekanan.

Kemudian mereka berlalu---tanpa mengucapkan salam atau penghormatan.

Putri Carrissa mengepalkan kedua tangannya sembari menatap marah kedua punggung Selir yang telah menjauh itu.

Lihat saja, begitu Leon kembali---akan ku jadikan kalian dan Selir Anye kebanggaan kalian itu sebagai budakku!

"Rasanya ... Aku ingin sekali mencakar wajah jelek para Selir itu!" sungut Putri Carrissa kesal.

"Tuan Putri, bolehkah hamba bertanya?" tanya Saba ragu.

"Hm," balas Putri Carrissa datar.

"Maaf jika pertanyaan hamba ini akan menyinggung hati, Tuan Putri,"

Putri Carrissa menggeleng. "Tanyakan saja apa yang ingin kau tanyakan, Saba,"

"Apa Anda tidak merasa cemburu dan sakit hati setiap Pangeran Mahkota membawa Selirnya ke Kerajaan ini?" tanya Saba hati-hati.

Permaisuriku~Donde viven las historias. Descúbrelo ahora