38. Karyawisata (1)

7.4K 1.5K 131
                                    

"Bikin dua baris cewek cowok dipisah." kata Haechan.

"Norak kayak anak tk aja disuruh pake seragam, padahal 'kan ntar seragamnya gak akan dipake." kata Nancy yang daritadi ngeluh udah ada dua puluh kali.

"'Kan orangnya banyak, kalo pake baju bebas tar susah ngaturnya." jawab Shuhua yang otaknya ada di 2030.

"HMMMM IYEIYE DAH."

"Dipisah ya anying, monmaap." Haechan dateng-dateng misahin Hyunjin yang nempelin Shuhua.

Aku masih nyari satu orang diantara banyak orang kayak gini. Jeno belum datang. Aku sampe jinjit dan muter ke semua arah, tapi aku tetep gak lihat Jeno.

"Ck,"

"Noh Jeno." tiba-tiba kata Nancy yang dibelakangku.

Aku balik badan dan nemuin Jeno lari-lari dari arah jam tujuh. Aku ngelambai ke arahnya dan Jeno cuma senyum lihat aku, dia buru-buru ikut baris. Setelah didata semuanya langsung masuk bus. Tapi waktu lagi baris masuk ke bus, ada yang nyubit lenganku.

"Ck, sakit,"

"Duduk sama siapa?"

"Nancy, kamu?"

Nancy di sebelahku entah kenapa kelihatan gak kayak biasanya, dia juga gak main ponsel tapi dari mukanya kelihatan lagi bete. Aku gak mau tanya sekarang.

"Ah! Maunya sama kamu tapi gak bisa ya udah aku duduk sama Pak Yuta aja."

Sampai akhirnya masuk bus, kukira Jeno beneran duduk sama wali kelas. Tapi ternyata Jeno malah duduk di belakang kursiku. Sebetulnya bukan sengaja juga, aku masuknya belakangan dan kebagian kursi yang agak kebelakang.

"Jel, boleh tuker dulu gak? Gue deket jendela sekarang, gue mau tidur aja. Tar gantian, lo bangunin aja gue langsung." kata Nancy.

"Oh, oke."

Kita tuker posisi duduk dan Nancy cuma langsung pasang headset dan agak nyender ke jendela.

"Jeno?" panggilku tanpa lihat ke belakang.

"Jen?" panggilku lagi karena gak ada jawaban.

Aku ngulurin tanganku ke belakang dan berusaha ngeraba-raba sampai akhirnya aku megang tangan Jeno, langsung lah aku noleh.

"Kalo dipanggilㅡeh sorry!" aku langsung lepasin tangan Jaemin.

"Santai," kata Jaemin sambil ketawa dan langsung pindah ke deket jendela.

Kulihat Jeno di belakang banget entah lagi ngapain pokoknya kelihatannya mau mukul Hwall. Aku langsung ngadep depan, pokoknya aku gak akan ngadep belakang lagi!













Kita sampe sekitar jam satu dan kita langsung ke tempat istirahat.

"Baris lagi di lorong jam dua, yang terlambat saya coret dari absen." kata Pak Yuta sebelum kita keluar.

"Tuh denger!" kata Haechan.




PLAK!




"Kamu juga sama suka ngaret!"

Tadi sebelum sampe, Pak Yuta sebutin yang satu kamar. Aku satu kamar sama Mia, Nakyung, Nancy. Tapi katanya Pak Yuta salah ngelist gitu ah gak tau juga deh pokoknya Eunbin jadi masuk kamarku. Sementara kudengar Shuhua sama Somyi, Yeonhee, gak tau siapa lagi deh.

"Buruan ganti baju anjir! Jam dua cepet ini." kata Nakyung yang lihat Nancy malah tiduran pake seragam disaat yang lain sibuk ganti baju.

"Woy!" Eunbin ikut gemes, sambil nyatok rambut sambil nendang Nancy.

"Gue kayaknya gak akan ikut deh."

"Lho? Emang bisa?" tanya Mia.

Tapi ujung-ujungnya Nancy siap-siap juga! Soalnya aku kasih tau kalau dia sendiri disini, seluruh lantai kosong karena semua murid keluar. Terus dia kalau ada apa-apa terus misalnya ada yang bantuin tapi bukan manusia gimana?

Destinasi pertama adalah, sudah bisa ditebak. Eh harusnya seneng lho ke museum 'kan belajar tapi karena aku lebih seneng jadi bego, aku malah ngerasa boring. Banyak yang foto-foto diluar museum termasuk Nancy.

"Jel,"

"Apaaaa."

Jeno ganteng banget!

"Kalau aku punya kucing, berarti kucingku ya?"

Aku agak gak ngerti sebenernya tapi aku jawab dulu aja, "Iya, terus?"

"Kalau aku punya uang berarti?" tanyanya.

Oh, aku ngerti! "Uangku?" jawabku.

Jeno ngangguk, "Kalau aku punya sayang?"

"Sayangku?"

"Iya?"

"Gandeng."

Tolong, siapapun. Bunuh aja aku.






































 Bunuh aja aku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
BLUE 📖 (✔)Where stories live. Discover now