3. PACAR MARA

384 28 0
                                    


Kalau ada yang bilang mendekati seseorang yang sangat tertutup adalah sama sulitnya seperti sedang mencoba meluruskan sebuah benang yang tergulung kusut, maka benang itu sudah hampir berhasil Alden luruskan. Bagaimana tidak? Hanya dengan kecerdasannya yang luar biasa itu, Alden berhasil melakukan pendekatan yang tidak bisa dirinya bayangkan sebelumnya. Alden bahkan masih terbayang bagaimana Mara tertawa setiap kali Alden melontarkan candaan ringan di sela-sela waktu belajar mereka. Alden yakin sebentar lagi 'Tembok Berlin' di antara mereka akan segera runtuh.

Jojo mengetuk meja. "Hoy! Bengong melulu."

"Lagi jatuh cinta itu, Jo. Biarin aja," kata Andi.

Putra dibuat terkejut oleh ucapan Andi. "Wih! Seriusan?"

Malam itu mereka berkumpul di salah satu restoran cepat saji untuk membahas latihan mereka minggu depan. Putra dan Randy yang sebelumnya sedang asik beradu game online dibuat penasaran oleh ucapan Andi, begitu juga dengan Jojo yang kini menatap Alden dengan tatapan interogasi sambil meneguk sodanya.

"Mara?" tebak Randy.

"Ya, siapa lagi cewek yang gue suka?" Alden bicara tanpa malu-malu. "Belakangan gue sudah mulai dekat sama dia."

"Kok bisa?" tanya Jojo yang mulai berbinar melihat temannya akhirnya jatuh cinta pada seorang wanita. "Gue kira lo bakal selamanya bakal jadi dewa jomblo."

Putra mengangguk. "Macam ikan lele yang baru digoreng ini. Sedap-sedap gimanaaa gitu."

"Enak aja lo semua. Gue ini nggak gampang suka sama orang. Gue ini High Quality Jomblo, asal kalian tahu. Gue bahkan lupa sudah berapa cewek yang gue tolak."

"Sombong... Mulai sombong." Andy melipat kedua tangan di depan dada. "Belum aja nih kena batu."

"Lho, kenyataan, braaay!" Alden merentangkan kedua tangannya. "Tapi gue tetap setia menunggu Mara."

Ketiga temannya menertawai Alden secara bersamaan. Mereka selalu memaklumi dan sudah terbiasa dengan tingkah Alden yang sombong, meskipun pada kenyataannya Alden memang paling disukai oleh banyak wanita di kampus mereka.

"Sori, guys, gue baru datang." Ade bergabung dengan mereka sambil mengatur napasnya.

"Sudah selesai nganterin Ratu Belanda, De?" sindir Andy. "Gue heran sama lo, kok lo mau sih jadi bucinnya Juli?"

"Gue bukan bucin. Kampret lo. Dia cuma minta dianterin ke mall sebentar kok."

Putra menepuk bahu Ade. "Tenang, De. Sebentar lagi juga ada yang sama bucinnya kayak lo." Putra melirik Alden. "Ada teman kita yang lagi jatuh cinta nih."

"Siapa? Siapa?" Ade tak kalah penasarannya.

Tiga laki-laki di sana kompak menatap Alden. Membuat Ade bisa menangkap siapa yang sedang mereka bahas. Ade pun tertawa sambil memegang perutnya.

"Alden? Seriusan lo lagi jatuh cinta, Den?"

"Kalian kenapa sih kok malah ketawa? Harusnya kalian tuh dukung gue karena sebentar lagi gue bakal punya hubungan sama Mara."

"Yakin banget sih lo." Jojo menyeringai sebelum meneguk habis sodanya. "Lo yakin nggak punya saingan?"

"Mara nggak punya teman cowok."

"Dih! Dih!" Putra menunjuk wajah Alden. "Sampai tahu begitu. Jangan-jangan lo juga tahu besok Mara pakai baju warna apa dan lusa dia pakai baju warna apa."

"Atau bisa jadi lo juga tahu besok dia sarapan pakai apa!" Celetuk Jojo.

"Dan juga lo pasti tahu shampoo yang dia pakai merknya apa." Andy ikut meledek.

BETTER THAN BEFOREWhere stories live. Discover now