Ellen mengangguk dengan mata yang kembali berkaca-kaca.

"Aku yakin Ellias tidak akan bergerak sekarang. Tapi lebih baik tetap waspada dan segera pergi dari sini."

Ellen dan Dennis langsung mengangguk setuju atas usul Xavier. Setelahnya mereka bergegas memasuki mobil yang akan mengantar Dennis kembali ke rumah sakit.

***

Ellias meringis saat dia mengobati sendiri luka di perutnya lalu melilitkan perban untuk menutup luka. Luka yang Ellias alami tidak sampai mengenai organ vital. Tapi lumayan dalam hingga membuatnya sempat syok lalu jatuh pingsan. Hanya karena keberuntungan Ellias tidak mati kehabisan darah bahkan masih memiliki cukup tenaga untuk melarikan diri dari rumah itu.

Lagi-lagi dia meringis. Sebelum akhirnya bersandar lelah dengan napas terengah di jok mobil.

Beberapa waktu lalu saat baru tersadar dari pingsannya, Ellias langsung menyadari Ellen telah membawa ponsel dan dompetnya. Tapi beruntung tas penuh uang miliknya masih tergeletak rapi di kursi ruang tamu. Susah payah Ellias langsung melarikan diri hanya dengan gumpalan kain untuk menahan darah dari perutnya.

Keberuntungan kembali berpihak pada Ellias saat dia menemukan sebuah mobil lengkap dengan kunci kontak di dalamnya, tak jauh dari rumah yang sebelumnya dia tempati.

Setelah berkendara cukup jauh, Ellias bertemu dengan pengemis yang dimintanya membelikan obat luka, perban, serta makanan tanpa keluar dari mobil. Dia bahkan tidak keberatan mengeluarkan banyak uang untuk membayar si pengemis.

Dan di sinilah dia sekarang. Mengabaikan luka di perutnya, secara keseluruhan Ellias baik-baik saja. Sepertinya malaikat maut masih enggan mencabut nyawanya. Mungkin Tuhan ingin Ellias segera menyelesaikan masalahnya.

Senyum sinis Ellias muncul. Perlahan terbentuk dendam di hatinya. Dendam akibat pilihan Ellen yang menolaknya. Ya, luka ini Ellias anggap sebagai tanda bahwa Ellen menolaknya. Dan dirinya tidak bisa menerima hal itu.

Jika dirinya tidak bisa memiliki Ellen, sebaiknya Ellen pergi saja ke neraka sana. Kenapa dirinya yang harus terluka melihat Ellen bahagia dengan lelaki lain?

Mata Ellias berkilat penuh amarah sementara jemarinya terkepal. Tunggu saja. Tunggu sampai dirinya pulih. Ellias akan menuntut balas. Ellias akan merenggut Ellen dari lelaki itu seperti yang dia lakukan sekarang.

***

Dennis bersikeras menolak kembali ke rumah sakit hingga Ellen dan Xavier menyerah dan akhirnya memutuskan kembali ke kota kecil tempat tragedi keluarga Morris kini jadi perbincangan panas. Entah bersumber dari mana, yang jelas semua orang sudah tahu bahwa pelaku sebenarnya adalah Ellias yang merupakan anak hasil selingkuhan antara Rennie Rebecca dan Ryno Kirton.

Tentu saja yang mereka tahu motif pembunuhan yang dilakukan Ellias adalah harta warisan. Namun Sintha, Xavier, dan Dennis sudah tahu motif sebenarnya. Ellen menceritakan semua dalam perjalanan. Dan akhirnya mereka sepakat memilih tutup mulut. Harta warisan ataupun cinta terlarang, hukuman yang akan diterima Ellias tetap sama. Jadi mereka pikir percuma mengungkit hal itu. Hanya akan menambah bahan bakar ke dalam api gosip yang saat ini tengah membara panas. Dan sekaligus mengorek luka hati Ellen kian dalam.

Ellen juga sudah mendengar keseluruhan kejadian yang menimpa Dennis saat dirinya dibawa lari Ellias. Itu membuatnya merasa menyesal tidak bisa berada di sisi Dennis. Namun perasaan itu tidak bisa terlalu lama bercokol dalam hatinya akibat kehadiran walikota dan calon kepala polisi baru yang secara formal menyambut kepulangannya. Bahkan calon kepala polisi yang sebelumnya adalah wakil Ryno meminta maaf pada Dennis dan Ellen secara terang-terangan atas perlakuan buruknya.

His Eyes (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang