(22) Hold Me Tight

17K 1.8K 65
                                    

Malam ini Jungkook bergelung nyaman dalam pelukan Taehyung, dengan seksama mendengarkan penuturan kekasihnya tentang apa yang terjadi di ruang musik setelah Jungkook meninggalkan ruangan tersebut. Taehyung menjelaskan bahwa keluarganya telah dapat menerima Jungkook sebagai pasangan yang ditakdirkan oleh cincin wasiat.

Besok akan digelar Sidang Istana, dimana seluruh pejabat pemerintahan akan diundang. Taehyung menenangkan Jungkook bahwa keluarganya akan membela dia dan Jungkook tidak perlu hadir dalam sidang.

“Kamu mau ke tempat Jimin Sweetheart? Atau aku panggil dia kesini untuk menemani mu?” tanya Taehyung lembut.

“Ga usah sayang… sudah ada Yugyeom. Eem.. mengenai Yugyeom, terima kasih banyak ya” ujar Jungkook mencium Taehyung, memberikan jejak kupu-kupu di kening, di alis, mata, hidungnya yang mancung, tulang pipi, dan terus mencium ringan ke telinga.

Awalnya Jungkook cuma ingin mengapresiasi kekasihnya dengan ciuman kupu-kupu, namun sensasi yang dirasakan bibirnya menyentuh kulit Taehyung membuatnya berpikiran lain.

Jungkook menjilat daun telinga kekasihnya, memberikan gelenyar merambat di sepanjang tulang belakang Taehyung. Lalu ia menggigit lembut dan menjilat bagian dalam telinga, meloloskan desahan atas sensasi yang diderita lidahnya. Terus menggigit dan menjilat sepanjang rahang tajam pemilik hatinya hingga menemukan belah bibir ramun yang langsung menerkamnya dalam pergulatan panas.

Ini pertama kalinya bagi Taehyung mereguk cinta di ranjangnya sendiri. Rasa sesak memenuhi rongga dada, begitu khidmat dan syahdu bercinta dengan Jungkook hingga membuatnya ingin menangis.

Sarangheyo Jeon Jungkook”.

Nado… I love you too, Your Highness”.

.

.

.

Pagi ini Taehyung terbangun dibawah tatap penuh kekaguman Jungkook. Bagai mimpi yang selalu menghampirinya dulu, yang membuatnya bangun kesiangan demi dibangunkan oleh Jungkook. Namun saat ini Jungkook berada dalam pelukannya, bertubuh polos hanya ditutupi selimut. Selimut yang dia bawa dari kabin dekat istal.

Persiapan berangkat ke sidang dibantu oleh Jungkook, mulai dari memilihkan pakaian, jam tangan, ikat pinggang, kaos kaki dan sepatu. Hati Taehyung begitu ringan melihat kekasihnya sibuk sendiri, jiwanya dibawa terbang Jungkook sebegitu tingginya hanya dengan perlakuan sederhana.

Mereka menyantap sarapan bersama di kamar, hal kecil yang membuat Taehyung merasa dunia nya telah utuh sempurna. Taehyung meninggalkan kamar dan bertemu dengan Yugyeom yang telah siap di balik pintu.

“Pengawal Kim, hari ini kau temani Jungkook. Aku hanya ke ruang sidang, tidak perlu dikawal.” perintahnya kepada sahabat sang kekasih.

Dalam perjalanan, Taehyung berkali-kali memanjatkan doa agar keberadaan Jungkook dapat diterima oleh para petinggi pemerintahan. Ia sengaja tidak menceritakan detail pembicaraan dengan keluarga kemarin, ia tidak ingin Jungkook khawatir dan terbebani atas pertengkaran dan tangisan diantara keluarganya.

Taehyung melangkahkan kaki ke dalam ruang sidang masih berada dalam gedung istana, terletak di sudut depan bersisian dengan hall depan. Ruangan besar dengan dua tingkat, sebuah meja besar dengan deretan kursi memutari berada di lantai dasar yang akan ditempati oleh para pejabat tinggi. Sedangkan pada lantai atas dipenuhi oleh deretan kursi-kursi dimana para istri pejabat dan kerabat istana akan duduk disana.

Paman Heechul telah duduk di ujung dekat kepala meja, dimana Taehyung akan menempati kursi disebrang nya. Taehyung sudah sangat sering berada di ruangan ini, mengikuti berbagai rapat yang dijadwalkan oleh Kim Seokjin. Namun baru kali ini dia berkeringat dingin, merasa cemas dengan jalannya sidang yang akan dilangsungkan. Pamah Heechul menarik keponakannya ke teras, “Rokok” tawarnya, namun ditolak oleh Taehyung.

Your HighnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang