"A-aku tidak tahu.." di dalam hati Taeyong sudah berteriak; menyuruh Jaehyun untuk memilihnya karena ia tidak bisa kehilangan lelaki tampan itu.

Menghirup nafas panjang, Jaehyun mengecup kening Taeyong. "Itu tidak penting kan?"

"I-itu penting untukku.."

"Jika aku menjawab aku lebih memilih Ten, bagaimana?"

Senyum di wajah Taeyong memudar, di gantikan oleh raut wajah datar yang terlihat muram. Ia mengigit bibir bawah sebelum menghela nafas panjang dan mengulas senyum. Jika Jaehyun benar-benar memilih Ten, maka Taeyong akan melakukan segala cara untuk memisahkan keduanya. Apapun itu. Ia tidak akan menyerah.

Melihat raut wajah Taeyong, Jaehyun tertawa kecil. "Siapa yang berada di sini bersamaku sekarang?"

"Aku.."

"Dan kau masih bertanya siapa yang aku pilih?"

Bola mata Taeyong membulat, ia memundurkan kepala agar bisa melihat wajah Jaehyun lebih jelas. "Maksud Hyung?"

Jaehyun mencubit pipi Taeyong dengan gemas. "Simpulkan sendiri," ia memeluk si lelaki cantik dengan erat dan mendaratkan ciuman di seluruh wajah Taeyong. "Apakah kau lapar?"

"Uhm.. Lumayan?" ada rasa bahagia yang tidak bisa di ungkapan dengan kata-kata di dalam dada Taeyong. Ia mengerti jelas apa yang Jaehyun maksud sebenarnya.

Namun, apakah itu sungguhan?

Well, sampai Jaehyun belum menyatakan perasaan padanya. Taeyong tidak bisa percaya begitu saja.

"Ayo kita makan. Ada restoran seafood di sekitar sini."

Taeyong mengangguk semangat. Sepertinya ia akan bolos kuliah sampai akhir pekan. Sebisa mungkin Taeyong akan memanfaatkan waktu bersama Jaehyun. Ia ingin membuat Jaehyun jatuh cinta padanya.

***

"Kenapa wajahmu seperti itu?" Johnny duduk di hadapan Ten seraya membawa Bibimbap serta Bacon yang baru saja ia pesan.

Mereka berdua sedang berada di kantin. Menikmati makan siang setelah menghabiskan waktu empat jam yang membosankan di dalam kelas.

Ten mendongak dan menggeleng. Sejak kemarin ia mencoba menghubungi Jaehyun, namun tidak ada jawaban dari lelaki tampan itu. Bahkan mulai tadi pagi, nomor Jaehyun tidak aktif. Itu sedikit menyebalkan, padahal Ten sangat merindukan Jaehyun dan ingin bertemu dengan lelaki itu.

Belum lagi Taeyong juga mengirim pesan singkat pada Ten tadi pagi. Sahabatnya itu akan mengunjungi kedua orang tuanya di luar negeri dan menghabiskan waktu beberapa hari di sana. Taeyong menitipkan absen pada Ten.

Itu sangat menyebalkan. Padahal Ten juga ingin mengajak Taeyong untuk pergi berbelanja. Ia merasa sendiri tanpa kedua orang itu; Jaehyun dan Taeyong. Walaupun nyatanya Ten memiliki puluhan teman di fakultas. Namun tetap saja, yang paling dekat dengannya hanya Taeyong.

"Temanmu tidak masuk ya?" tanya Johnny seraya memasukan satu suap besar bibimbap ke dalam mulut. Sejak pagi Johnny belum melihat Taeyong.

Padahal ia ingin meminjam novel Van Helsing serta Percy Jackson yang mereka bicarakan kemarin. Habisnya Johnny sudah tidak bisa menemukan novel itu di toko buku, jadi ia meminjam pada Taeyong.

"Begitulah. Aku belum bisa membuat kalian jadi dekat, sabar okay?" gerutu Ten pelan, ia menopang dagu dan menyesap lemon tea yang ia pesan.

Johnny tertawa. "Aku tidak berniat untuk dekat dengannya Ten, aku hanya bertanya."

"Kemarin kau sudah memikirkan hal itu kan. Kau ingin dekat dengannya?"

"Aku berubah pikiran. Jadi jangan membahasnya lagi, okay?"

Ten mendengus dan mengalihkan pandangan ke arah lain. Itu sama sekali tidak asik. Padahal jika Ten bisa membuat Taeyong dan Johnny menjadi dekat, itu akan menyenangkan. Mereka bisa melakukan double date! Ten dan Jaehyun, sementara Johnny berpasangan dengan Taeyong. Sudah lama sekali Ten ingin melakukan double date.

Johnny mengambil air mineral dan meneguknya. "Kau memiliki acara sepulang kuliah?"

"Tidak." karena dua orang yang selalu bersamanya kini menghilang. Sibuk mungkin. Entahlah Ten juga tidak tahu.

"Mau pergi bersamaku?"

"Kemana?"

"Kemana saja. Aku masih ingin mengetahui lebih banyak tentang Seoul."

Ten menggembungkan pipi sebelum mengangguk. Sepertinya itu tidak buruk. Toh ia juga merasa bosan jika harus menghabiskan waktu sendirian. Ten tidak tahu dimana letak rumah serta kantor jaehyun karena lelaki tampan itu tidak pernah membahas serta menunjukkan hal tersebut. Jadi Ten tidak bisa menghampiri Jaehyun saat ini. Kecuali apartemen Jaehyun yang jarang di tempati. Tapi Ten rasa, Jaehyun tidak ada di apartemen.

Johnny mengulas senyum dan kembali melanjutkan makan.

***

Taeyong berlari di pinggir pantai dan tertawa kencang. Ia mencoba menghindari Jaehyun yang terus mengejarnya. Lelaki tampan itu ingin membawa Taeyong masuk ke dalam air! Sementara Taeyong tidak pintar di dalam hal berenang. Bagaimana jika nanti ia tenggelam?

"Kemarilah!" seru Jaehyun yang masih mencoba menangkap Taeyong.

Sudah lima menit mereka melakukan hal ini. Berlarian dipinggir pantai. Setelah mengisi perut di restoran seafood keduanya kembali ke penginapan dan melanjutkan tidur. Jam empat sore Jaehyun serta Taeyong memutuskan untuk menghabiskan waktu di pantai. Bermain air atau apapun itu.

"Aku tidak bisa berenang, Hyung!"

"Aku akan menjagamu!" seru Jaehyun seraya mempercepat langkah kaki dan menangkap Taeyong; memeluk lelaki cantik itu dari belakang.

Taeyong hampir saja jatuh ke arah depan jika Jaehyun tidak memeluk nya dengan erat. Ia mengerucutkan bibir saat tahu bahwa dirinya tertangkap! Ugh, padahal Taeyong tidak ingin berenang ke tengah.

Jaehyun tertawa dan membalikkan tubuh Taeyong; memberi kecupan lembut di bibir si lelaki cantik sebelum mengangkat tubuh Taeyong. Menggendong lelaki mungil itu di depan; seperti koala. Taeyong memekik dan segera mengalungkan kedua tangan serta kaki di tubuh Jaehyun.

"Aku akan menjagamu, kau tidak akan tenggelam." gumam Jaehyun sebelum membawa Taeyong masuk ke dalam air.

"Ugh Hyung menyebalkan!" gerutu Taeyong pelan. Ia mengeratkan tangannya di leher Jaehyun; memeluk si lelaki tampan dengan pipi yang menggembung.

Sementara Jaehyun sudah tertawa geli. Taeyong sangat menggemaskan.

Tbc

HornYong《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang