"Supir tentu sajaaaa~" ujar Jaehyun geli, ia berjalan terlebih dulu menghampiri mobil mercedes hitam yang terparkir di dekat gerbang dan membukakan pintu untuk Taeyong, "ayo masuk Hyung."

Tidak ada yang bisa Taeyong lakukan selain menurut, ia masuk ke dalam mobil di ikuti Jaehyun yang juga duduk di belakang bersamanya. Setelah Jaehyun berbicara dengan supir, mobil itu melaju, menjauh dari rumah besar keluarga Jung.

Ini kali pertama Taeyong keluar dari rumah keluarga Jung setelah menjadi pengasuh Jaehyun. Taeyong rasa, akan menyenangkan jika ia bisa mengajak Jaehyun keluar, selain pergi ke kampus tentunya.

"Hyung, mau foto bersamaku?" tanya Jaehyun seraya mengeluarkan ponsel dan tersenyum kecil. Ia ingin memiliki foto bersama Taeyong.

"Tentu."

Jaehyun membuka kamera di ponsel dan mengarahkan benda pipih itu di udara; mengambil gambarnya serta Taeyong. Mereka berdua memang senyum manis. Taeyong terpana melihat hasil gambar yang di ambil oleh Jaehyun. Itu sangat lucu!

Sementara Jaehyun sudah menjadikan foto itu sebagai wallpaper ponselnya. Ia menyenderkan punggung pada jok mobil dan memejamkan mata. Setelah larangan soal ciuman yang terjadi di ruang tengah; Jaehyun sedikit memberi jarak pada Taeyong. Ia hanya takut jika Taeyong merasa tidak nyaman berada di sekitarnya.

Yah, selama ini Jaehyun belum pernah mendapatkan penolakan. Jadi ia sedikit sedih mengetahui fakta bahwa Taeyong tidak menerima ungkapan kasih sayang dalam bentuk kecupan yang ia berikan. Padahal Jaehyun sering mencium Ibu atau Ayahnya jika sedang merasa senang. Ia tidak merasa malu karena sudah besar. Jaehyun pikir, itu adalah tindakan untuk mengungkapkan kasih sayang.

"Jadi, kau akan mengerjakan kuis dan tes?" Taeyong berusaha memecahkan keheningan, ia tidak ingin merasa canggung.

Jaehyun mengangguk semangat. "Itu sangat mudah! Aku selalu mendapatkan nilai sempurna. Daddy dan Mommy bangga padaku, mereka berdua bilang jika aku bisa lulus dengan nilai besar, maka aku bisa meminta apapun kepada mereka! Aku akan berusaha keras untuk mempertahankan nilai."

Mendengar itu Taeyong tertawa, ia mengusap lembut rambut Jaehyun. "Apa yang kau inginkan jika mendapatkan nilai besar?"

"Uhm, aku belum memikirkan hal itu Hyung. Mungkin aku akan memikirkannya nanti.."

"Apakah ponsel baru? Laptop? Mainan baru atau makanan yang banyak?" Taeyong berusaha menebak, ia menyampingkan tubuh dan menatap Jaehyun dengan ramah.

Otomatis Jaehyun menggeleng. "Aku sudah memiliki semua itu, jadi aku tidak menginginkannya. Mungkin, sesuatu yang belum aku dapatkan?"

"Apa itu?"

"Aku tidak tahu." gumam Jaehyun pelan, ia mengalihkan pandangan ke arah jendela dengan rona merah yang menjalari telinga. Ada sesuatu yang melintas di dalam pikirannya, namun Jaehyun tidak berani mengatakan hal itu pada Taeyong.

***

Sudah dua jam Jaehyun berada di ruang dosen untuk mengerjakan kuis serta tes. Taeyong menunggu di luar seraya memainkan ponsel, ia merasa bosan sebenarnya, namun Taeyong tidak berniat pergi kemanapun karena ia harus menunggu Jaehyun.

"Lee Taeyong?"

Kepala Taeyong mendongak saat namanya di panggil, ia mengangkat sebelah alis dan memasang wajah terkejut ketika menyadari siapa yang berdiri di hadapannya. "Johnny Seo?"

"Oh! Itu benar-benar kau. Bagaimana kabarmu? Sudah lama kita tidak bertemu." lelaki tinggi dengan paras tampan bernama Johnny itu mengulurkan tangan pada Taeyong dan memasang senyum kecil.

Man Like You《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang